Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
10 Pantangan Rematik yang Wajib Dihindari Penderitanya
13 Juni 2022 20:46 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 11 Juli 2023 11:16 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rematik merupakan salah satu gangguan kesehatan yang tidak dapat disembuhkan total. Pengidap rematik perlu mengontrol gejala dan perkembangan penyakit ini, agar tidak semakin parah. Salah satu cara mengontrolnya ialah dengan mengetahui apa saja pantangan rematik.
ADVERTISEMENT
Rematik adalah kondisi peradangan yang membuat area persendian terasa nyeri, bengkak, serta kaku. Serangan inilah yang menyebabkan penderitanya sulit melakukan aktivitas harian seperti memakai baju, membawa barang, menulis, hingga membuka botol.
Menurut situs EverydayHealth, rematik disebabkan oleh gangguan autoimun, yaitu ketika kekebalan menyerang jaringan-jaringan sendi yang tidak semestinya, sehingga muncul peradangan pada area sendi.
Faktanya, penyakit rematik tidak hanya menyerang orang-orang lanjut usia. Penyakit ini juga dapat diderita oleh orang yang usianya terbilang muda, akibat gaya hidup mereka yang kurang sehat.
Lantas, hal apa saja yang menjadi pantangan rematik? Agar lebih memahaminya, berikut uraian penjelasannya yang dirangkum dalam beberapa sumber.
Berbagai Pantangan Rematik yang Harus Dihindari
Ada beberapa tindakan berupa pantangan yang dapat dilakukan penderita rematik, agar gejala yang dirasakan tidak semakin parah. Pantangan rematik bisa dengan cara menghindari makanan maupun aktivitas tertentu.
ADVERTISEMENT
Menghimpun dari buku Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease milik Dr. Scott Dougherty dkk., pantangan rematik berupa aktivitas di antaranya sebagai berikut:
1. Merokok
Aktivitas merokok tidak secara langsung memperparah rematik, tetapi zat pada rokok terbukti merusak gigi dan membuatnya menjadi rapuh. Oleh sebab itu, menghentikan kebiasaan merokok disarankan untuk mencegah tulang menjadi semakin rapuh dan memperburuk kondisi rematik.
2. Mengonsumsi Alkohol
Dalam minuman beralkohol terkandung zat purin yang tinggi, sehingga jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan penyakit rematik. Purin yang masuk akan diubah oleh tubuh menjadi asam urat.
Jika kadar asam urat telah melampaui batas, maka dapat membentuk kristal dan menumpuk pada area sendi. Kristal ini bersifat keras, sehingga akan mengikis jaringan lunak atau lapisan tulang rawan sendi yang mengakibatkan gejala radang sendi, sekaligus memperparah kondisi rematik.
ADVERTISEMENT
3. Menambah Berat Badan
Segala aktivitas yang membuat berat badan semakin bertambah wajib dihindari. Naiknya berat badan menyebabkan beban lutut menjadi bertambah, sehingga muncul tumpukan lemak.
Daripada merasa tersiksa, alangkah lebih baik jika menjaga pola makan, agar berat badan tetap stabil.
4. Mengangkat Beban Berat
Pantangan rematik lainnya adalah mengangkat beban berat. Sebab, beban yang berat menyebabkan kinerja sendi semakin berat pula. Jika terus dibiarkan, rasa nyeri akan semakin menyiksa.
Tidak hanya itu, ketika mengangkat beban berat, sendi juga ikut menahan beban itu. Oleh sebab itu, pengidap rematik tidak mengangkat beban berat di luar kemampuannya.
Selain beberapa aktivitas di atas, penderita rematik juga memiliki pantangan dari segi makanan yang dikonsumsi. Prapti Utami dalam buku Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat menyebut daftar makanan yang harus dihindari pengidap rematik, yaitu:
ADVERTISEMENT
5. Daging Merah
Daging merah mengandung asam omega-6 yang bisa memicu peradangan, jika dikonsumsi secara berlebihan. Tidak hanya itu, tingginya kandungan lemak jenuh dalam daging merah bisa memperparah peradangan sendi yang dialami penderita rematik.
Bahkan, beberapa penderita rematik telah melaporkan bahwa mereka mengalami pengurangan gejala saat berhenti mengonsumsi daging merah.
6. Gluten
Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan dengan kandungan protein ini dapat memicu peradangan. Gluten sendiri umumnya ditemukan dalam makanan berjenis biji-bijian seperti gandum dan barley.
7. Gorengan
Mengurangi konsumsi gorengan dapat membantu meredakan gejala rematik. Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism di tahun 2009, gorengan mengandung racun advanced glycation endproduct (AGE) yang meningkatkan oksidasi sel.
8. Makanan Cepat Saji
Produk olahan seperti makanan cepat saji cenderung mengandung gula tambahan, tepung olahan, serta lemak jenuh yang bisa memperburuk gejala rematik.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi risiko peradangan, selalu perhatikan label nilai gizi dan daftar bahan makanan yang digunakan sebelum membeli makanan cepat saji.
9. Minyak Sayur
Beberapa minyak sayur kaya akan lemak omega-6. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, lemak omega-6 dapat memperburuk gejala rematik.
Lemak jenis ini memang penting untuk kesehatan, tetapi pengidapnya harus mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan lemak omega-3 seperti ikan.
10. Makanan Tinggi Kandungan Garam
Mengurangi konsumsi garam disebut mampu meredakan gejala radang sendi pada penderita rematik. Sebuah penelitian yang dilakukan dengan objek berupa tikus memaparkan bahwa tikus yang diberikan makanan tinggi garam cenderung mengalami radang sendi lebih parah.
Penyebab Rematik
Pada dasarnya, penyebab rematik tidak diketahui secara pasti, tetapi sebagian besar penyakit ini terjadi karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Terkadang, kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, tetapi bisa juga terjadi akibat infeksi tertentu.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, sejumlah penelitian menunjukkan ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko penyakit rematik tergantung jenisnya. Dikutip dari laman Johns Hopkins Medicine, adapun beberapa faktor risiko penyebab rematik, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Cara Mencegah Rematik
Secara umum, tidak ada cara yang pasti untuk mencegah penyakit rematik tertentu, termasuk ankylosing spondylitis, gout, lupus, arthritis psoriatik, dan osteoarthritis.
Meskipun beberapa jenis rematik tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan sendi dan mengurangi risiko perkembangan penyakit rematik.
Dirangkum dari laman National Institutes of Health dan Everyday Health, berikut adalah beberapa cara mencegah rematik yang bisa dilakukan.
1. Olahraga Secara Teratur
Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga fleksibilitas, kekuatan, dan kesehatan sendi. Anda dapat melakukan latihan aerobik ringan, seperti berjalan atau bersepeda, serta latihan kekuatan, seperti yoga, untuk membantu menjaga kesehatan sendi.
2. Mengonsumsi Makanan Sehat untuk Sendi
Nutrisi yang tepat berperan penting dalam menjaga kesehatan sendi. Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 (misalnya ikan berlemak, seperti salmon), vitamin C (seperti jeruk dan stroberi), dan antioksidan (seperti buah beri dan sayuran hijau gelap).
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis makanan tersebut dapat membantu mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan sendi.
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada sendi dan memperburuk kondisi rematik, terutama pada osteoarthritis. Karenanya, penting untuk menjaga berat badan yang ideal dengan pola makan seimbang dan olahraga teratur untuk mengurangi beban pada sendi.
4. Menghindari Pemicu Penyakit Rematik
Anda bisa menghindari pemicu yang bisa menyebabkan beberapa jenis penyakit rematik tertentu. Misalnya, untuk lupus, hindari faktor pemicunya, seperti stres, obat-obatan tertentu, atau paparan sinar matahari langsung.
Untuk asam urat, Anda bisa menghindari penggunaan obat-obatan diuretik, minum alkohol, mengonsumsi makanan dan minuman tinggi fruktosa (seperti soda), atau terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya purin (seperti daging merah, kerang, kerang, atau tuna).
ADVERTISEMENT
5. Menjaga Postur Tubuh yang Baik
Postur tubuh yang buruk dapat menyebabkan stres berlebih pada sendi dan masalah rematik. Usahakan untuk menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, dan beraktivitas sehari-hari.
(VIO & SFR)