Konten dari Pengguna

7 Makanan agar Cepat Kontraksi yang Dapat Dikonsumsi Ibu Hamil

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
31 Mei 2022 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 25 Agustus 2023 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wanita hamil minum teh. Foto: UvGroup/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wanita hamil minum teh. Foto: UvGroup/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, hari perkiraan lahir (HPL) jatuh di usia kehamilan 38-42 minggu. Namun, HPL sejatinya hanya sebuah prediksi, tak sedikit ibu hamil yang melahirkan lebih cepat atau bahkan lebih lama dari HPL yang sudah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Kemunduran HPL tersebut menjadi hal yang kerap dikhawatirkan ibu hamil. Bukan saja khawatir terhadap kondisi bayi, kondisi fisik ibu pun sudah terlampau lelah dan lemah.
Ada beberapa opsi yang dapat dipilih untuk mempercepat persalinan, salah satunya adalah memancing kontraksi. Selain ada tindakan dari dokter, biasanya ibu hamil juga mengonsumsi sejumlah makanan agar cepat kontraksi. Apa saja? Berikut informasinya.

Makanan agar Cepat Kontraksi

Ilustrasi ibu haml mengonsumsi makanan agar cepat kontraksi Foto: MUNGKHOOD STUDIO/Shutterstock
Mengutip laman What To Expect, sebenarnya, belum ada ilmu kedokteran yang mengklaim bahwa ada makanan tertentu yang dapat mempercepat kontraksi. Maksud dari mempercepat kontraksi sebetulnya adalah berhubungan dengan gangguan pencernaan.
Saat mengalami gangguan pencernaan atau diare, seseorang akan merasakan kram perut. Nah, kram perut itulah yang dapat memicu kontraksi di rahim.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, tidak ada salahnya mengonsumsi jenis-jenis makanan yang dianggap dapat mempercepat kontraksi. Berikut beberapa di antaranya.

1. Teh Daun Raspberry

Mengutip situs Times of India, teh daun raspberry dikenal dapat membantu memperkuat otot rahim dan mengencangkan dasar panggul. Alhasil, proses persalinan pun menjadi lebih lancar.
Penelitian menunjukkan, daun raspberry dapat membantu mempersingkat persalinan dan mengurangi kemungkinan operasi caesar. Cara membuatnya cukup diseduh dengan air mendidih.

2. Nanas

Nanas mengandung enzim bromelain. Enzim ini diyakini dapat menyebabkan pematangan serviks yang akan memicu pelebaran serviks sehingga kontraksi datang lebih cepat. Oleh sebab itu, nanas sering dikonsumsi wanita hamil pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

3. Kurma

Ilustrasi kurma. Foto: Shutter Stock
Selain nanas, kurma juga dipercaya dapat membantu proses pematangan serviks. Bukan hanya itu, kurma disebut-sebut dapat meningkatkan spontanitas persalinan dan mengurangi risiko perdarahan postpartum.
ADVERTISEMENT
Wanita hamil yang mengonsumsi kurma pada trimester ketiga akan memiliki tahap persalinan yang lebih singkat sehingga proses kelahiran pun menjadi lebih lancar.
Namun, mengingat kurma mengandung kadar gula yang tinggi, buah ini tidak direkomendasikan bagi ibu hamil yang menderita diabetes gestasional.

4. Makanan Pedas

Mengutip situs The Health Site, makanan pedas yang kaya akan rempah seperti makanan Indonesia, Meksiko, atau India, dapat memicu kontraksi dengan merangsang otot perut. Namun, sebaiknya jenis makanan ini tidak dikonsumsi berlebihan untuk mencegah diare atau masalah pencernaan lainnya.

5. Bawang Putih

Ilustrasi bawang putih. Foto: Unsplash
Bawang putih disebut mampu merangsang usus dan membantu mengosongkannya. Dengan demikian, tubuh menjadi lebih siap untuk persalinan.

6. Teh Jintan

Jintan kerap digunakan untuk mengobati masalah pencernaan, mempercepat siklus menstruasi, dan meredakan kembung. Secangkir teh jintan juga diyakini dapat dikonsumsi untuk memicu kontraksi. Agar terasa lebih lezat, tambahkan sedikit gula atau madu pada teh jintan.
ADVERTISEMENT

7. Licorice Hitam

Licorice atau akar manis merupakan tanaman sejenis polong-polongan. Licorice dikatakan mampu mempercepat kontraksi dengan cara menyebabkan kram di usus.
Perlu diingat, konsultasikan lebih dulu pada dokter kandungan sebelum mengonsumsi makanan-makanan di atas. Tanyakan mana yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.
(ADS)