Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Panic Attack Berbahaya? Pahami Faktor Risikonya
2 Juni 2022 20:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah panic attack berbahaya? Pertanyaan ini seringkali ditanyakan oleh orang-orang, khususnya penderita serangan panik.
ADVERTISEMENT
Serangan panik merupakan gangguan atau tekanan perasaan yang datang secara tiba-tiba dan biasanya ditandai dengan perasaan gelisah dan cemas yang mendalam.
Kondisi yang juga disebut dengan serangan kegelisahan ini ditandai dengan detak jantung yang bertambah cepat, keringat dingin, dan pusing.
Serangan panik atau panic attack tentunya akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Lantas, apakah panic attack berbahaya?
Temukan jawaban dari pertanyaan tersebut melalui pembahasan mengenai bahaya dan faktor risiko dari gangguan panic attack di bawah ini.
Apakah Panic Attack Berbahaya?
Pada umumnya, setiap orang yang memiliki gangguan serangan panik dianjurkan untuk segera menghubungi tenaga medis untuk memperoleh bantuan dengan tepat.
Serangan panik biasanya menunjukkan gejala yang mana penderitanya merasa terancam dan lain-lain. Bahkan, penderita merasakan ancaman seperti akan dibunuh saat gangguan tersebut menyerang.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman situs Mayo Clinic, meskipun serangan panik terlihat sangat menakutkan dan membuat tidak nyaman, gangguan ini tidaklah berbahaya.
Walaupun tidak berbahaya, serangan ini sulit untuk dikendalikan sendiri dan bahkan semakin susah disembuhkan apabila tidak melakukan pengobatan.
Gejala serangan panik juga bisa menyerupai gejala masalah kesehatan serius lainnya, seperti serangan jantung. Jadi, kondisi ini penting untuk dievaluasi oleh tenaga medis jika penderita tidak yakin apa yang menyebabkan gejala serangan panik tersebut muncul.
Jadi, kesimpulannya adalah serangan panik merupakan gangguan yang tidak berbahaya, tetapi perlu ditangani oleh bantuan medis untuk bisa mengurangi frekuensi dan menyembuhkannya.
Faktor Risiko Panic Attack
Panic attack memiliki risiko tinggi pada kelompok orang tertentu. Dikutip dari buku Body Image karya Utin Siti Candra Sari, berikut adalah macam-macam faktor risiko dari panic attack.
1. Usia
ADVERTISEMENT
Panic attack banyak terjadi pada orang-orang yang berada di usia remaja akhir dan dewasa awal. Meskipun gangguan panik biasanya berkembang antara usia 18 dan 35, masih mungkin terjadi setiap saat sepanjang umur seseorang.
Ada juga beberapa kasus langka yang mana gangguan panik terjadi di masa kanak-kanak atau di usia dewasa akhir. Pada umumnya, hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
2. Jenis Kelamin
Faktor risiko serangan panik lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria sebab wanita secara umum lebih rentan untuk terkena serangan tersebut.
Gangguan panik, khususnya, lebih banyak terjadi pada wanita. Faktanya, wanita lebih dari dua kali risiko gangguan panik daripada pria.
Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan skrining kecemasan selama ujian rutin untuk wanita dan anak perempuan di atas usia 13 tahun.
ADVERTISEMENT
3. Kepribadian
Sebuah studi telah membuktikan bahwa ada beberapa hubungan antara anak-anak dengan tipe kepribadian yang lebih takut, cemas, atau gugup dengan perkembangan serangan panik di kemudian hari.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi panic attack atau mengurangi risiko perkembangan gangguan tersebut.
Namun, penyebab gangguan panik tidak diketahui dan banyak ahli kesehatan mental setuju bahwa kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi kompleks faktor lingkungan, biologis, dan psikologis.
4. Lingkungan Keluarga
Ada beberapa karakteristik dalam suatu keluarga yang menunjukkan adanya indikasi yang menyebabkan gangguan kecemasan. Secara khusus, orang tua yang memberikan contoh kecemasan, terlalu menuntut, dan mengharapkan perfeksionisme mungkin berisiko memiliki anak yang bisa terkena gangguan kecemasan di kemudian hari.
5. Genetika
Dalam sebuah studi menyatakan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara gangguan panik dan pola hidup yang dan faktor genetik atau warisan dari keluarga atau kerabat.
ADVERTISEMENT
Orang yang memiliki anggota keluarga biologis dengan gangguan panik cenderung memiliki faktor risiko yang tinggi hingga 8 kali lebih tinggi dari orang biasanya. Angka-angka ini dapat meningkat tergantung pada usia timbulnya gangguan.
Jika seorang anggota keluarga mengalami gangguan panik sebelum usia 20 tahun, kerabat biologis tingkat pertama memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar untuk mengalami gangguan panik.
Terlepas dari statistik yang luar biasa ini, penelitian telah menunjukkan bahwa hingga setengah atau lebih orang dengan gangguan panik tidak memiliki kerabat dekat yang juga mengalami kondisi ini.
6. Kejadian atau Peristiwa
Peristiwa atau kejadian traumatis dan membuat seseorang tertekan merupakan salah satu faktor risiko terbesar hingga munculnya gangguan panik.
Peristiwa hidup yang penuh tekanan dapat mencakup pengalaman hidup yang sulit, seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, menjadi korban perundungan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, beberapa transisi kehidupan juga bisa membawa banyaknya perubahan dalam hidup yang bisa menimbulkan stres dan tekanan, seperti menikah, pindah rumah, memiliki anak, pensiun, dan lain-lain.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mengalami peristiwa traumatis, seperti menjadi korban kekerasan fisik atau seksual, memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan gangguan panik.
7. Memiliki Gangguan Lain
Banyak orang dengan gangguan panik juga diakibatkan oleh adanya beberapa gangguan mental lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma, dan lain-lain.
Itulah beberapa faktor risiko dari panic attack. Jika memiliki gejala serangan panik, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan secepatnya dengan tepat.
(SAI)