Konten dari Pengguna

Gejala Virus Flu Singapura pada Bayi dan Cara Mengobatinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
28 Mei 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 8 September 2022 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus Singapura pada bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus Singapura pada bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Flu Singapura menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Dalam dunia medis, virus Singapura pada bayi ini disebut juga hand, foot, and mouth disease (HFMD).
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 menjadi spesies Enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD.
Flu Singapura sejatinya tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, dalam beberapa kondisi, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti polio dan meningitis.
Virus Singapura lebih banyak menjangkit anak kecil di bawah usia sepuluh tahun, terutama bayi di bawah lima tahun atau balita. Infeksi virus ringan ini ditandai dengan luka di mulut serta ruam di tangan dan kaki.
Penyakit ini cukup meresahkan masyarakat karena sangat berpotensi menular. Virus Singapura pada bayi menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Misalnya, lewat air liur, duduk di kursi yang ditempati penderita, sekresi hidung atau tenggorokan, dan batuk atau bersin
ADVERTISEMENT
Pada bayi dan anak-anak, virus ini kerap menyebar di tempat penitipan anak karena sering mengganti popok. Orangtua juga patut waspada jika anak sering memasukkan tangan ke dalam mulut.
Nah, agar anak tidak tertular, simak gejala virus Singapura pada bayi beserta cara mengobatinya secara lengkap dalam ulasan di bawah ini.

Gejala Virus Singapura pada Bayi

Ilustrasi flu Singapura. Foto: Shutter Stock
Mengutip situs Mayoclinic, periode dari infeksi awal hingga timbul tanda dan gejala (masa inkubasi) adalah tiga sampai enam hari. Virus Singapura pada bayi umumnya diawali dengan demam, sakit tenggorokan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri atau tidak enak badan.
Selanjutnya, anak akan mengalami demam selama satu sampai dua hari, diikuti dengan timbulnya bintik-bintik merah di rongga mulut, yang kemudian pecah menjadi sariawan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di rongga mulut, bintik-bintik merah juga menyebar ke area tubuh lainnya, seperti telapak tangan, kaki, lengan, tungkai, bokong, dan kulit sekitar kemaluan. Ruam merah tersebut umumnya tidak disertai dengan rasa gatal, tetapi terkadang mungkin akan melepuh.
Virus Singapura juga dapat menjangkit orang dewasa dengan sistem imun yang baik. Bedanya, mereka bukanlah penderita, melainkan berpotensi sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkannya ke anak-anak.

Cara Mengobati Virus Singapura pada Bayi

Ilustrasi virus Singapura pada bayi. Foto: Shutterstock
Sejauh ini, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi virus Singapura pada bayi. Pengobatan hanya bersifat simptomatik untuk meredakan keluhan yang dirasakan.
Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri. Disarankan pula untuk berkumur menggunakan obat kumur agar nyeri akibat luka-luka di mulut berkurang.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa tindakan pencegahan tertentu yang dapat membantu mengurangi risiko infeksi HFMD antara lain sebagai berikut:

1. Cuci tangan

Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh menggunakan sabun dan air, terutama setelah menggunakan toilet atau mengganti popok dan sebelum menyiapkan makanan. Jika tidak ada sabun, tisu tangan atau gel dengan kandungan alkohol pembunuh kuman bisa menjadi alternatif.

2. Disinfeksi

Biasakan membersihkan area dan permukaan benda yang sering dilalui anak. Pertama-tama, bersihkan dengan sabun dan air, kemudian bersihkan lagi dengan larutan pemutih klorin dan air.
Jika ingin meninggalkan anak di pusat penitipan anak, pastikan tempat yang dipilih telah mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Jadwal pembersihan dan pemberian disinfektan harus jelas dan ketat di semua area, termasuk barang-barang yang dipakai bersama seperti mainan.
ADVERTISEMENT

3. Isolasi

Apabila anak terjangkit virus FMHD dan menunjukkan gejala yang aktif, jauhkan anak dari tempat umum. Isolasi anak sampai demam hilang dan sariawan sembuh agar virus tidak semakin menyebar.
(ADS)