Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Influenza: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
25 Juni 2022 15:46 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Influenza sangat umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain. Beruntungnya, kebanyakan penderita influenza akan sembuh setelah sakit selama satu atau dua minggu.
Flu dan pilek adalah dua kondisi yang berbeda. Pilek umumnya muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan, sehingga tidak terlalu berdampak pada rutinitas pengidapnya.
Lain halnya dengan flu yang cenderung menyebabkan gejala lebih berat, sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya. Selain itu, masa inkubasi flu juga lebih singkat.
Lantas, apa saja penyebab seseorang terjangkit penyakit influenza ? Bagimana gejala yang dirasakan penderitanya? Agar mengetahuinya, simak pembahasan berikut ini.
Apa Penyebab dari Penyakit Influenza?
Merujuk pada buku Melawan Influenza (H1N1) karya dr. Mangku Sitepoe, influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus influenza ini dibagi menjadi tiga tipe, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Influenza Tipe A
Dari macam-macam flu yang ada, influenza tipe A termasuk yang paling banyak ditemukan dan mudah menular. Orang-orang yang terjangkit virus tipe A dapat menularkannya ke orang lain dalam radius hingga 1,8 meter, saat mereka batuk atau bersin.
Sebab cara penularan virus tipe ini cukup cepat, influenza jenis A berpotensi menjadi wabah penyakit yang tersebar luas. Selain manusia, flu tipe ini juga dapat menyerang berbagai hewan, seperti burung, babi, atau kuda.
2.Influenza Tipe B
Jika jenis flu tipe A bisa menginfeksi manusia dan hewan, tidak dengan tipe B. Influenza tipe B hanya dapat menginfeksi manusia. Sama dengan jenis A, jenis flu ini bisa saja berakibat fatal, jika tidak segera ditangani.
Gejala-gejala dari influenza tipe B serupa dengan macam-macam flu lainnya, seperti batuk, bersin, hidung berair, tubuh terasa nyeri, demam, dan sakit tenggorokan.
ADVERTISEMENT
3. Influenza Tipe C
Influenza jenis ini memiliki tingkat infeksi yang paling rendah, jika dibandingkan dengan macam-macam flu lainnya. Tingkat keparahan influenza tipe C biasanya tidak terlalu parah. Namun, penyakit ini tentunya masih membutuhkan perhatian lebih untuk ditangani.
Selain itu, virus influenza tipe C juga tidak menyebabkan epidemik, yaitu kondisi penyebaran virus yang cepat dari orang ke orang. Sangat jarang ada pasien yang mengalami komplikasi akibat terinfeksi virus ini.
Sebagai informasi tambahan, virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur (droplet), ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Dari sinilah, seseorang dalam kondisi normal atau sehat akan menghirup tetesannya secara langsung atau mendapatkan virus saat memegang benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
ADVERTISEMENT
Faktor Risiko Penularan Influenza
Rahmansyah Darmawan dalam bukunya Tanya Jawab Flu Babi, Flu Singapura, dan Flu Burung menyebutkan beberapa kelompok yang lebih rentan terkena penyakit influenza , yakni:
1. Usia
Faktor risiko penyebab penyakit influenza yang pertama adalah usia. Influenza musiman biasanya cenderung menyerang balita dan orang tua.
2. Keadaan Tempat Tinggal
Keadaan tempat tinggal yang tidak bersih atau fasilitas bersama dengan banyak penghuni, seperti panti jompo atau asrama tentara lebih rentan terkena influenza.
3. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Selain itu, orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah juga lebih rentan terkena penyakit influenza. Biasanya, pengobatan kanker, obat anti penolakan, kortikosteroid, dan HIV/AIDS bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Hal inilah yang membuat seseorang bisa lebih mudah tertular influenza dan meningkatkan risiko terkena komplikasi.
ADVERTISEMENT
4. Penyakit Kronis
Faktor risiko penyebab penyakit influenza selanjutnya adalah penyakit kronis. Kondisi kronis, seperti asma, diabetes, atau jantung bisa meningkatkan risiko terjangkit komplikasi akibat influenza.
5. Hamil
Wanita hamil juga lebih mungkin untuk terjangkit komplikasi influenza, terutama dalam trimester kedua dan ketiga.
Apa Sajakah Gejala Penyakit Influenza?
Awalnya, seseorang yang mengidap influenza akan mengalami sakit tenggorokan, bersin, pilek, hingga merasakan nyeri di beberapa bagian badan bahkan sekujur tubuh yang menyulitkannya untuk beranjak dari tempat tidur.
Selain itu, gejala-gejala yang umumnya lainnya yang dapat timbul pada pengidap flu adalah:
ADVERTISEMENT
Segeralah berobat ke dokter, jika gejala di atas tidak kunjung membaik setelah dua minggu, atau sempat membaik tetapi tak lama kemudian kian memburuk. Tindakan darurat perlu dilakukan bila gejala flu disertai sesak napas atau penurunan kesadaran.
Cara Mengobati Influenza
Dihimpun dari buku The Threat of Pandemic Influenza: Are We Ready? terbitan Institute of Medicine, terdapat beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati influenza , yaitu:
1. Obat-obatan Medis
Flu tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik, karena penyakit ini disebabkan oleh virus. Namun, ada beberapa obat yang direkomendasikan untuk meredakan gejala flu, agar pengidapnya tak terlalu lama mengalami gejala-gejala yang mengganggu aktivitas.
Beberapa pilihan obat flu, antara lain:
ADVERTISEMENT
2. Pengobatan Rumahan
Sebelum meminum obat ataupun suplemen, pastikan penderita influenza berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisinya, sekalipun itu obat bebas.
ADVERTISEMENT
Tindakan Pencegahan Influenza
Seperti penjelasan sebelumnya, influenza bisa menyebar melalui bersin atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus flu. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya influenza , kebersihan harus selalu dijaga.
Berikut beberapa hal untuk mencegah penularan influenza yang terinspirasi dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
(VIO)