Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Difteri, Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri
1 Juli 2022 17:43 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu difteri? Dalam ilmu kedokteran, difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Umumnya, gejala yang ditimbulkan adalah sakit tenggorokan, demam, dan adanya lapisan amandel di area tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Menurut World Health Organization (WHO), tercatat ada 7.097 kasus difteri yang dilaporkan di seluruh dunia pada tahun 2016. Di antara angka tersebut, Indonesia turut menyumbang 342 kasus.
Sejak tahun 2011, kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus difteri menjadi masalah di Indonesia. Tercatat 3.353 kasus difteri dilaporkan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
Angka ini menempatkan Indonesia menjadi urutan ke-2 setelah India dengan jumlah kasus difteri terbanyak. Dari 3.353 orang yang menderita difteri, 110 di antaranya meninggal dunia.
Karena banyaknya kasus tersebut, muncul berbagai macam pengobatan. Salah satunya adalah melaksanakan vaksinasi difteri. Sebagai informasi, vaksin difteri diperuntukkan untuk orang dewasa dan anak-anak.
Bagi anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun masih mendapat vaksin jenis DPT. Sementara itu, orang dewasa akan menerima vaksin Td sebagai booster atau pemberian vaksin setiap 10 tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Ingin mengetahui lebih banyak tentang pengertian dari difteri? Simak informasinya pada artikel di bawah ini.
Apa itu Difteri?
Menyadur laman Ciputra Hospital, difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri Corynebacterium diphtheria ini sangat mudah menular dan berbahaya karena berisiko tinggi menyebabkan kematian.
Bakteri tersebut menyebar dari satu orang ke orang yang lainnya, melalui droplets yang keluar saat batuk ataupun bersin.
Tidak hanya itu, seseorang yang menyentuh luka atau bisul terbuka juga dapat terinfeksi bakteri difteri. Bahkan dari benda yang terkontaminasi sisa droplets seseorang yang terinfeksi difteri dapat ikut tertular
Bakteri Corynebacterium diphtheria mampu menghasilkan racun yang merusak sel baik secara lokal maupun menyeluruh. Nantinya, bakteri akan melepaskan toksin pada tubuh manusia, sehingga mampu menginfeksi saluran pernapasan atau bahkan kulit.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala-gejala terinfeksi difteri biasanya muncul setelah 2-4 hari terinfeksi kuman. Umumnya, infeksi difteri dapat menimbulkan gejala, seperti suara serak, demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, hidung berair, nyeri menelan, leher bengkak, suara napas mengorok dan sesak napas.
Lebih lanjut, penyakit difteri berpotensi menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk bernapas, gagal jantung, mengalami kelumpuhan, hingga kematian. Perlu diketahui, difteri dapat menyerang segala usia, baik itu anak-anak maupun orang dewasa.
Biasanya, orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.
Oleh karena itu, vaksinasi difteri menjadi salah satu langkah yang dianjurkan. Sebuah data dari Health Government Australia menunjukkan bahwa vaksin merupakan ‘senjata’ terbaik untuk melawan difteri.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, di Australia penurunan difteri terlihat sangat jelas ketika vaksinasi tersebut serentak dilakukan. Menyadur CDC, ada beberapa vaksin yang dapat diberikan untuk melindungi tubuh dari bakteri difteri, di antaranya:
Komplikasi Penyakit Difteri
Difteri tidak hanya dapat menyebabkan risiko kematian, tetapi juga komplikasi penyakit yang lainnya. Menurut laman RSUD Pariaman, jika tidak diobati dengan tepat, difteri dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya.
Untuk lebih jelas, berikut beberapa komplikasi dari penyakit difteri, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Pengobatan Penyakit Difteri
Difteri dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang cukup serius. Maka itu, pasien yang terpapar difteri harus menjalani isolasi guna meminimalisasi terjadinya penularan.
Hal pertama yang dilakukan oleh dokter untuk mengobati penyakit difteri ialah memberi suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri.
Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi. Tidak hanya itu, dokter juga akan memberikan rekomendasi dosis pendorong vaksin difteri usai kondisi pasien berangsur baik.
(JA)