Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Cara Kerja Otot Polos dan Fungsinya bagi Tubuh Manusia
9 Juli 2022 8:31 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 22 Juni 2023 18:09 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tubuh manusia dapat bergerak karena adanya tulang dan otot. Otot sendiri dianggap sebagai alat gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang. Otot dikelompokkan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah otot polos .
ADVERTISEMENT
Cara kerja otot polos yang sangat berbeda dari otot rangka dan otot jantung . Bahkan, bila otot ini mengalami gangguan, dikhawatirkan akan berdampak pada organ tubuh secara langsung.
Di dalam sistem otot, otot polos tidak dapat dirasakan keberadaannya dan pergerakannya dilakukan tanpa disadari. Namun, otot ini memiliki fungsi yang tak kalah penting bagi organ di dalam tubuh manusia.
Fungsi otot polos sendiri akan bergantung pada letak atau keberadaannya di dalam tubuh. Menurut buku Teori dan Aplikasi Biomedik Dasar milik Steven Arianto, otot polos dapat membantu proses pencernaan, sirkulasi darah , pernapasan, penglihatan, hingga ekskresi.
Penasaran seperti apa cara kerja otot polos? Agar lebih memahaminya, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Cara Kerja Otot Polos
Tidak seperti otot rangka yang melekat pada tulang, otot polos justru menempel pada organ-organ penting di dalam tubuh manusia, seperti rahim, saluran pencernaan, kandung kemih, area genital, pembuluh darah, paru-paru, kulit, dan mata. Hal ini pula yang membuat otot polos sulit untuk dirasakan keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada buku Seri Pendalaman Soal Biologi SMA/MA Kelas 10, 11, 12 karya Fitri Lianingsih, dkk., otot polos memiliki mekanisme kerja yang tidak mengikuti perintah otak layaknya otot rangka.
Pasalnya, otot ini bekerja di luar kesadaran, karena kinerjanya diatur oleh sistem saraf otonom. Cara kerja otot polos pun dipicu oleh hormon, stimulasi saraf, dan beberapa faktor lainnya.
Otot polos berkontraksi secara involunter (bekerja tanpa disadari dan bergerak atas berbagai rangsangan). Itulah sebabnya, pada beberapa bagian tubuh, meregangkan otot polos bisa memicu gerakan kontraksi otot.
Serat-serat otot polos berbentuk gelendong dan hanya memiliki satu inti sel (nukleus). Serat ini juga membentuk lapisan jaringan yang terkoordinasi dengan baik, berkat adanya celah (gap junction) di antara tiap sel.
ADVERTISEMENT
Sebagai pembentuk dinding organ dalam, otot polos bekerja secara lambat, teratur, dan stabil. Misalnya, pada organ pencernaan, kontraksi otot yang lambat dan teratur akan membuat makanan bergerak melewati seluruh bagian saluran cerna.
Oleh sebab itu, otot yang selalu bekerja dalam jangka waktu lama dan tanpa beristirahat menghasilkan energi yang relatif rendah. Langkah ini bertujuan meminimalisasi kebutuhan energi tubuh.
Satu hal yang membedakan cara kerja sel otot polos dengan jenis otot lainnya, yaitu otot ini selalu siap membelah diri untuk menambah jumlahnya (hiperplasia). Kondisi ini paling jelas terlihat pada rahim saat seorang perempuan memasuki masa pubertas.
Fungsi Otot Polos
Pada dasarnya, jenis otot ini terdapat pada hampir semua sistem organ yang berongga. Hal inilah yang membuat otot polos memiliki fungsi utama untuk menutup lubang, sehingga membantu sistem regulasi organ di dalam tubuh berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Muhamad Seto Sudirman dalam Buku Ajar Anatomi Fisiologi Jilid 1 menambahkan fungsi-fungsi otot polos lainnya berdasarkan letak pelekatannya, yaitu:
Sel otot polos berkontraksi lebih lambat jika dibandingkan dengan sel otot rangka. Namun, kontraksinya tergolong lebih kuat, berkelanjutan, dan membutuhkan lebih sedikit energi. Selain itu, otot akan berkontraksi secara perlahan dengan ritme tersendiri berdasarkan aktivitas yang terjadi pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh yang dikutip dari Medical News Today, otot polos juga memiliki peranan cukup penting bagi sistem peredaran darah di bagian arteri dan vena, yaitu menjaga tekanan dan sirkulasinya, jika terjadi kehilangan darah atau dehidrasi.
Suhu tubuh juga akan kembali normal melalui relaksasi otot polos pada pembuluh darah. Hal ini bisa meningkatkan aliran darah dan melepaskan panas berlebih.
Kesimpulannya, otot polos merupakan jenis otot terlemah, tetapi memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Meski perannya tidak dapat dikendalikan secara sadar, otot ini bisa memindahkan makanan di sepanjang saluran pencernaan hingga menjaga sirkulasi darah melalui pembuluh darah.
Perbedaan Otot Polos, Otot Rangka, dan Otot Jantung
Setelah mengetahui cara kerja dan fungsi otot polos, inilah perbedaan otot polos, otot rangka, dan otot jantung. Merangkum dari buku Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran yang ditulis oleh John E. Hall, dkk., berikut poin-poin perbedaannya.
ADVERTISEMENT
1. Otot Polos
2. Otot Rangka
3. Otot Jantung
ADVERTISEMENT
Gangguan Kesehatan yang Terkait Otot Polos
Otot polos terdapat dalam berbagai organ tubuh, seperti sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, ginjal, dan sistem pencernaan. Dikutip dari VeryWell Health, adapun beberapa gangguan kesehatan yang terkait dengan otot polos, di antaranya:
1. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Salah satu gangguan kesehatan pada sistem pernapasan yang terkait dengan otot polos adalah asma. Asma merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kontraksi otot polos pada dinding trakea. Penderita asma dapat mengalami kesulitan bernapas.
Selain asma, gangguan pernapasan lainnya yang terkait dengan otot polos adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan bronkitis kronis.
2. Gangguan pada Sistem Kardiovaskular
Otot polos juga terdapat pada dinding pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular. Salah satu contoh penyakit pada sistem ini adalah penyakit hipertensi, di mana pembuluh darah mengalami kontraksi yang berlebihan dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, gangguan kardiovaskular lainnya yang terkait otot polos adalah aterosklerosis. Dikutip dari Patofisiologi Dasar Keperawatan Penyakit Jantung Koroner oleh Titin Andri Wihastuti, dkk., (2016: 7), aterosklerosis adalah penyakit yang ditandai dengan penumpukan plak pada pembuluh darah arteri.
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pada penderita aterosklerosis, plak yang menumpuk pada arteri berisi lemak, kolesterol, kalsium, dan komponen lain yang lama-kelamaan akan menumpuk dan menyempitkan pembuluh darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan otot polos pada pembuluh arteri tidak dapat berkontraksi secara optimal untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
3. Gangguan pada Ginjal
Salah satu gangguan pada ginjal yang terkait otot polos adalah gagal ginjal, yaitu suatu penyakit di mana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme secara normal.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya gagal ginjal, contoh gangguan otot polos lainnya dapat terjadi pada saluran kemih. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan buang air kecil.
Salah satu contoh penyakitnya adalah kandung kemih overaktif, di mana otot polos pada kandung kemih mengalami kontraksi yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan seringnya buang air kecil.
4. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Otot polos juga terdapat dalam dinding saluran pencernaan, seperti lambung, usus, dan kandung empedu. Gangguan pada otot polos dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti kram perut, konstipasi, atau gangguan motilitas usus.
Contoh gangguan pencernaan yang terkait dengan otot polos adalah gastroparesis. Gastroparesis merupakan gangguan pada otot lambung yang menyebabkan pengosongan lambung menjadi lebih lambat.
ADVERTISEMENT
(VIO & SFR)