Konten dari Pengguna

Radang Kandung Kemih: Penyebab dan Pengobatan yang Dilakukan

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
13 Juni 2022 18:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Radang kandung kemih sering disebut dengan sistitis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Radang kandung kemih sering disebut dengan sistitis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam istilah medis, penyakit radang kandung kemih sering disebut dengan sistitis. Radang kandung kemih ini ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil dan biasanya sering dialami oleh perempuan dibandingkan dengan pria.
ADVERTISEMENT
Menyadur buku Patofisiologi untuk Keperawatan karangan dr. Jan Tambayong, sistitis lebih sering menyerang perempuan karena dekatnya uretra dan vagina dengan daerah anal. Tidak hanya itu, faktor risiko untuk sistitis sendiri adalah kehamilan, bersetubuh, diabetes melitus, dan lain sebagainya.
Jika tidak diobati dengan serius, sistitis dapat menyebabkan pielonefritis, dengan naiknya kuman-kuman dari kandung kemih ke pelvis ginjal. Manifestasi klinis juga menyebutkan bahwa bakteriuria 60-70% kasus, disuria, sering berkemih, hingga sakit di atas daerah suprapubis.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang radang kandung kemih, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya, simak ulasan di bawah ini.

Pengertian Radang Kandung Kemih

Sistitis atau radang kandung kemih adalah kondisi ketika kandung kemih mengalami peradangan atau inflamasi. Umumnya, sistitis akut dapat menyerang 1-4 persen wanita hamil dan risikonya tiga hingga empat kali lebih tinggi daripada perempuan tidak hamil.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Penyakit dan Kelainan dari Kehamilan karangan Marlynda Happy Nurmalita Sari, dkk, sistitis adalah komplikasi bakteriuria pada kehamilan yang memengaruhi 0,35 persen hingga 1,3 persen wanita.
Hal ini karena saluran kemih bagian bawah adalah tempat infeksi bakteri pada sistitis ditemukan. Tidak jelas kapan sistitis akan memburuk ketika kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau pielonefritis menjadi lebih umum.
Lebih lanjut, sistitis sering kambuh selama kehamilan, tetapi tidak ada indikasi infeksi. Meski demikian, kehadiran piuria dan bakteriuria dalam urin adalah umum, karena 10 persen sampai 15 persen dari piuria pada kehamilan terjadi tanpa indikasi penyakit.

Faktor dan Penyebab Radang Kandung Kemih

Apa saja faktor dan penyebab radang kandung kemih? Foto: Unsplash
Radang kandung kemih terjadi bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor yang memicu munculnya penyakit ini. Menyadur laman NHS UK, ada beberapa faktor yang menyebabkan radang kandung kemih. Mulai dari infeksi bakteri hingga faktor lainnya, seperti konsumsi obat, radiasi, dan penyakit tertentu lainnya.
ADVERTISEMENT
Berikut informasi lengkap tentang faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya radang kandung kemih.

1. Infeksi bakteri

Penyebab utama dari radang kandung kemih adalah infeksi bakteri E. coli. Sebagai informasi, E. coli (Escherichia coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Meski bermanfaat untuk saluran pencernaan, bakteri tersebut ternyata dapat bertambah banyak dan menyebabkan peradangan apabila terjadi di dalam uretra.

2. Vagina terletak lebih dekat dengan anus

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, radang kandung kemih lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Kondisi tersebut karena vagina terletak lebih dekat dengan anus dan uretra wanita yang lebih pendek.

3. Mengonsumsi obat-obatan

Selanjutnya, faktor lain dari penyebab radang kandung kemih adalah mengonsumsi obat-obatan. Biasanya, obat-obatan yang sering dikonsumsi adalah obat kemoterapi, seperti ifosfamide dan cyclophosphamide. Obat-obatan kemoterapi tersebut dipercaya bisa memicu radang kandung kemih setelah terurai.
ADVERTISEMENT

Pengobatan Radang Kandung Kemih

Perawatan untuk radang kandung kemih biasanya berlangsung selama 5 hingga 7 hari. Umumnya, pengobatan yang paling sering diterapkan adalah perawatan jangka pendek, yakni 1 hingga 4 hari.
Perawatan tersebut lebih sering disukai karena murah dan memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada antibiotik jangka panjang. Untuk lebih jelas, berikut adalah pengobatan radang kandung kemih yang bisa dilakukan.

1. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

Menyadur laman Rumah Sakit Islam Jakarta CP, Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) adalah suatu cara penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf.
Rangsangan tersebut dilakukan melalui permukaan kulit yang telah terbukti melalui beberapa kasus bisa efektif untuk menghilangkan nyeri.
TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Dengan menggunakan metode TENS ini, pengidap radang kandung kemih dapat mengurangi rasa ingin kencing.
ADVERTISEMENT

2. Obat yang dimasukkan ke kandung kemih

Pengobatan lain yang dapat dilakukan untuk pengidap radang kandung kemih adalah obat dimethyl sulfoxide. Obat tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter yang dipasang ke uretra.
Setelah itu, pengidapnya akan diminta buang air kecil untuk membuangnya. Untuk hasil yang maksimal, pengobatan ini biasanya berlangsung selama 6 hingga 8 minggu.
(JA)