Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tanda Air Ketuban Pecah dan Bahayanya untuk Ibu Hamil
4 Juli 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengetahui tanda air ketuban pecah sangat penting bagi ibu yang tengah mengandung supaya mereka bisa melakukan langkah pencegahan. Adapun salah satu tanda air ketuban pecah, yakni cairan yang keluar dari vagina.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit dari ibu hamil yang berpikir bahwa cairan tersebut adalah urine. Maka dari itu, sering terjadi penanganan yang terlambat, sehingga meningkatkan risiko yang berbahaya bagi janin.
Sebagai informasi, ketuban pecah dini adalah fenomena di mana pecahnya selaput ketuban yang terjadi sebelum awitan persalian. Selaput ketuban sendiri terdiri dari dua lapisan, di antaranya lapisan amnion di sebelah dalam dan lapisan khorion di sebelah luarnya.
Sebetulnya, ketuban pecah dini juga ada yang terjadi di usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Biasanya kondisi tersebut disebut dengan Preterm Premature Rupture of the Membranes (PPROM). Ada banyak penyebab ketuban pecah, salah satunya adalah tekanan dalam rahim.
Biasanya, pemicu rahim mengalami tekanan adalah kurangnya nutrisi, infeksi, hingga kehamilan kembar dan tekanan darah yang tinggi. Tidak heran, ibu yang sedang mengandung disarankan untuk menjaga gizi makanan yang dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pecah ketuban dapat terjadi sebelum fase persalinan. Apabila kondisi ini terjadi, ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Apabila air ketuban sudah pecah tetapi tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa membahayakan bagi sang ibu maupun bayinya.
Oleh karena itu, ibu hamil yang sudah masuk ke trimester tiga atau kehamilannya sudah lebih dari 8 bulan, perlu untuk memahami tanda-tanda air ketuban pecah .
1. Keluarnya cairan dari vagina
Dalam buku Panduan Lengkap Hadapi Persalinan karangan DR. Dr. Taufik Jamaan, SpOG, tanda-tanda selaput ketuban telah pecah yang paling mungkin dan jelas adalah keluarnya air dari kemaluan.
Meskipun tampak mirip, ada sejumlah perbedaan cairan air ketuban dan urine . Biasanya, urine berwarna kekuning-kuningan dan bening, sedangkan air ketuban agak keruh dan bercampur dengan lanugo (rambut halus janin). Air ketuban juga mengandung lemak yang terbawa dari kulit janin.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, ibu hamil juga bisa membedakan air ketuban dari baunya. Seperti yang diketahui, urine berbau pesing, sedangkan air ketuban tidak memiliki bau apa pun.
2. Biasanya terjadi kontraksi dan timbul suara letupan
Kontraksi merupakan kondisi di mana perut ibu hamil mengencang dan mengeras. Kondisi ini biasanya terjadi apabila sang ibu hamil siap untuk melahirkan anaknya. Apabila cairan yang keluar dari vagina disertai dengan kontraksi, hal tersebut dapat diyakini sebagai kondisi di mana air ketuban pecah.
Selain kontraksi, air ketuban yang pecah juga akan menimbulkan suara letupan seperti sedang ada yang mengetuk kantung ketubannya, lalu tidak lama setelahnya air mulai menyembur keluar.
Usia Rawan Air Ketuban Pecah
Tidak jarang ketuban yang pecah terjadi pada saat usia kandungan si ibu masih sangat muda, sehingga menimbulkan risiko yang tinggi bagi sang bayi. Berikut tiga golongan usia rawan air ketuban pecah.
ADVERTISEMENT
1. Usia kandungan di bawah 34 minggu
Jika terjadi ketuban pecah di usia tersebut, dokter akan menyarankan untuk melakukan ekspektan atau menahan kehamilan guna memberi kesempatan kepada paru bayi untuk matang.
2. Usia kandungan 34-36 minggu
Pada kondisi ini, terjadi beberapa risiko yang lebih tinggi. Namun umumnya, sang dokter akan memeriksa kondisi bayi dan menjelaskan risiko-risiko tata laksana yang akan diambil.
3. Usia kandungan lebih dari 36 minggu
Apabila usia kandungan sudah menyentuh angka 36 minggu atau lebih, biasanya dokter akan melakukan tindakan aktif atau dilahirkan. Biasanya, pada usia ini berat bayi sudah cukup dan paru-parunya pun sudah cukup matang.
Bahaya Air Ketuban Pecah
Menurut laman Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda, air ketuban yang merembes atau bocor pada trimester pertama dan kedua dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti keguguran, cacat lahir, lahir prematur, hingga yang paling fatal adalah kematian bayi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kehilangan air ketuban dalam jumlah besar di trimester ketiga akan menyebabkan kesulitan selama proses persalinan. Pasalnya, hal ini bisa memicu tali pusar teremas dan pada akhirnya aliran oksigen ke janin mengalami penghambatan.
(JA)