Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tanda-tanda Pecahnya Air Ketuban pada Ibu Hamil
18 Desember 2018 17:58 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Pecah ketuban merupakan bagian dari tahap-tahap persalinan . Biasanya, pecah ketuan terjadi saat ibu hamil sudah mengalami pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
ADVERTISEMENT
Pecah ketuban juga dapat terjadi sebelum fase persalinan. Kondisi ini disebut ketuban pecah dini. Bila ini terjadi, ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit.
Kalau air ketuban sudah pecah namun tidak segera ditangani, bisa berbahaya bagi ibu maupun bayi. Karena itulah ibu hamil, khususnya yang sudah masuk trimester tiga atau kehamilannya sudah lebih dari 8 bulan perlu memahami tanda-tanda pecahnya air ketuban.
DR.Dr.Taufik Jamaan, SpOG sebagaimana dirangkum kumparanMOM dari buku Panduan Lengkap Hadapi Persalinan, menjelaskan tentang hal ini.
Menurut Dr.Taufik, tanda-tanda selaput ketuban telah pecah yang paling mungkin dan jelas adalah keluarnya air dari kemaluan. Cairan ini mengalir melalui alat kelamin dan tidak bisa ditahan. Perhatikan dan bedakan dengan air kencing (urine) ya, Moms. Antara lain dari tekstur dan warnanya.
Biasanya, urine berwarna kekuning-kuningan dan bening, sedangkan air ketuban agak keruh dan bercampur dengan lanugo (rambut halus janin). Air ketuban juga mengandung lemak yang terbawa dari kulit janin. Selain tekstur dan warna, Anda dapat membedakan air ketuban dengan urine dari baunya. Urine berbau pesing, sedangkan air ketuban tidak.
ADVERTISEMENT
Anda juga perlu memahami bahwa ketuban pecah merupakan kondisi darurat. Bila ketuban pecah, Anda harus segera ke bidan, dokter atau rumah sakit. Pasalnya, risiko terjadinya infeksi dapat meningkat akibat penundaan, air ketuban habis atau keluarnya tali pusat (prolaps tali pusat) setelah air ketuban Anda pecah.
Jangan lupa, usahakan tetap berbaring selama dalam perjalanan menuju bidan, dokter atau rumah sakit. Ini penting agar air ketuban tidak mengalir terlalu banyak sehingga dapat mencegah air ketuban habis sebelum Anda tiba di tujuan dan siap menjalani persalinan .