Membahagiakan Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Seni dan Pramuka

Konten Media Partner
2 November 2018 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Membahagiakan Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Seni dan Pramuka
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peserta tampil pada acara "Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus" yang diselenggarakan Kwarcab Bandung mengusung tema "Kami Ada Kami Bisa" di Taman Pramuka Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Ketika ada penampilan seni yang terkait tarian, anak-anak Pramuka Berkebutuhan Khusus itu pun ikut menari. Mereka seolah tidak rela jika musik hanya milik penampil di panggung semata.
Pemandangan itu tampak pada "Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus" yang diikuti 280 pramuka cilik dari 28 Sekolah Luar Biasa. Kegiatan yang diselenggarakan Kwartir Cabang Kota Bandung tersebut mengusung tema "Kami Ada Kami Bisa". Digelar di Taman Pramuka Bandung, beberapa waktu lalu.
Selain pentas seni, acara dimeriahkan keterampilan dan ketangkasan. Para siswa difabel semangat mengikuti rangkaian acara tersebut, salah satunya Aida yang menyatakan kebahagiaannya bisa ikut acara tersebut.
“Suka. Mau nari lagi nanti,” ucap Aida sambil menari seraya menunggangi Kuda Lumping yang siap pentas di panggung.
Membahagiakan Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Seni dan Pramuka  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota pramuka bermain pada acara "Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus" yang diselenggarakan kwarcab Bandung mengusung tema "Kami Ada Kami Bisa" di Taman Pramuka Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
Senada dengan Aida, Dadan Dasmin. S. Sn salah satu juri sekaligus pengajar di SLB B Sukapura ini menjelaskan bagaimana anak-anak Pramuka Berkebutuhan Khusus tersebut memiliki ketertarikan pada hal yang bersifat seni. Terutama pada musik dan tari yang bisa membuat mereka bahagia.
“Kalau kebetulan saya ada urusan dan terlambat atau tidak masuk mengajar, mereka sering mogok belajar. Ada juga yang kecewa,” Dadan yang ikut mengantar Jabar sebagai juara Umum lomba tingkat nasional.
Baginya melihat kemandirian dan sosialisasi yang terjadi pada saat acara “Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus” merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Terutama apabila melihat anak-anak mampu mengaktualisasi diri dengan kesenian.
ADVERTISEMENT
Sore itu ditutup dengan pembagian hadiah acara “Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus” telah ditutup. Namun aura kebahagiaan masih terpapar pada wajah berkeringat mereka. Seolah seperti tualang yang menemukan oase di gurun pasir yang kering.
Membahagiakan Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Seni dan Pramuka  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota pramuka mengikuti acara "Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus" yang diselenggarakan kwarcab Bandung mengusung tema "Kami Ada Kami Bisa" di Taman Pramuka Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Para panitia “Gebyar Pramuka Berkebutuhan Khusus”, telah menyelesaikan tugas mereka. Namun ada catatan kecil sebenarnya yang tidak pernah mereka sadari.
Bukankah Lord Baden Powell yang lahir di Paddington, London pada 22 Februari 1857 lalu pernah berkata: “Hal yang paling bernilai sementara adalah mencoba untuk menempatkan kebahagiaan ke dalam kehidupan orang lain.”
ADVERTISEMENT
Pun tentunya kalimat terkenal dari bapak Pramuka yang menyatakan ‘Semangat yang ada di setiap anak; itu harus ditemukan dan dibawa ke cahaya’.
Semoga saja cahaya surga dari wajah-wajah Pramuka Berkebutuhan Khusus itu mampu menghangatkan kekerdilan cinta di negeri saat ini. (Agus Bebeng)