Masyarakat Tak Akan Bisa Hidup Tanpa Bahan Bakar Fosil, Terutama Pupuk Nitrogen

Beryl rifqi alhadi
Lulusan Sarjana Hubungan Internasional Universitas Riau, menulis masalah iklim dan energi. Email : [email protected]
Konten dari Pengguna
30 Juni 2023 12:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Beryl rifqi alhadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sure, organic agriculture is sustainable, it sustains poverty and malnutrition.

Pertanian modern. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pertanian modern. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat modern saat ini sangat bergantung kehidupannya terhadap bahan bakar fosil, masyarakat kita bisa menikmati infrastruktur, transportasi, bahan pangan dan alat yang kita gunakan sehari hari, semua itu merupakan hasil dari energi bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT
Adapun empat komponen yang sangat esensial dalam kehidupan modern saat ini, yang semuanya berasal dari bahan bakar fosil yaitu semen, baja, plastik, dan pupuk nitrogen.
Semen (beton) dan baja yang merupakan dasar infrastruktur pembangunan yang kita lihat saat ini, jalanan, jembatan, rel kereta, terowongan, drainase dan infrastruktur penting lainnya, yang kita gunakan sehari hari membuat aktivitas semakin mudah,sangat sulit dibayangkan jika suatu negara tidak mempunyai infrastruktur seperti di atas.
Beberapa infrastruktur tersebut mencegah dampak dari cuaca buruk seperti banjir dan tornado menimpa masyarakat. Infrastruktur seperti bendungan, tanggul, drainase, dan fasilitas pengendalian banjir lainnya dirancang untuk meminimalkan risiko dan melindungi masyarakat dari bencana alam tersebut.
Infrastruktur seperti itu memainkan peran krusial dalam menyelamatkan jutaan nyawa dari bencana. Seperti yang kita ketahui, banyaknya kematian bencana iklim akibat kurangnya infrastruktur pencegahan bencana, biasanya bencana yang banyak memakan korban jiwa terjadi di negara negara miskin dan berkembang, yang kebutuhan primer sendiri saja sulit untuk terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Ini alasan kenapa jumlah kematian akibat bencana iklim telah mengalami penurunan yang sangat drastis, yang mana 100 tahun lalu rata-rata kematian akibat bencana iklim adalah 500 ribu jiwa per tahunnya, di abad ke-21 menjadi 14 ribu per tahunnya (sesuai dengan artikel yang telah saya buat sebelumnya).
Penurunan yang signifikan ini terjadi karena pembangunan infrastruktur yang kita lakukan—yang membuat kita lebih tahan terhadap cuaca ekstrem serta bencana alam seperti banjir dan badai
Baja—yang merupakan komponen logam—adalah bahan dasar dari segala hal terkait transportasi, infrastruktur bangunan dan mesin mesin manufaktur. Semua mesin-mesin besar di industri berasal dari baja yang dibentuk sedemikian rupa untuk menghasilkan suatu produk tertentu,sementara mesin-mesin seperti kendaraan dan perkakas lainnya juga menggunakan komponen baja. Hampir semua mesin yang kita lihat saat ini merupakan komponen dari baja,
ADVERTISEMENT
Plastik merupakan bahan yang dapat dibentuk dengan mudah sesuai kebutuhan. Termasuk sebagai komponen dalam peralatan elektronik yang kita gunakan.
Selain itu, plastik juga merupakan produk yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki penggunaan komersial yang luas, termasuk di rumah sakit. Beberapa contoh peralatan medis yang terbuat dari plastik antara lain kantong darah, pipa oksigen, suntikan maternity, dan peralatan ICU.
Tetapi dari semua substansi yang dibuat oleh bahan bakar fosil di atas, pupuk nitrogenlah yang paling penting dalam eksistensi manusia saat ini.

Pupuk Nitrogen

Ilustrasi pupuk. Foto: Shutterstock
Pupuk nitrogen merupakan substansi yang sangat krusial bagi pertumbuhan tanaman. Berkat peneliti Jerman di awal abad ke-20 , Fritz Haber dan Carl Bosch, yang dikenal sebagai proses Haber-Bosch, kita mampu mengubah nitrogen (N2) di atmosfer menjadi amonia (N3) dengan menggunakan bantuan gas alam dan batu bara.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks pertanian modern, pupuk nitrogen sangat diperlukan untuk mendukung produksi pangan global. Sekitar empat miliar manusia saat ini dapat memperoleh makanan mereka berkat pupuk nitrogen.
Sumber nitrogen alami sangat sulit didapat. Sementara melakukan pertanian secara organik akan berdampak buruk pada lingkungan karena membutuhkan lahan yang sangat luas, efisiensi nitrogen alami jauh lebih rendah dibandingkan dengan nitrogen sintesis.
Sebagai contoh, untuk mendapatkan hasil yang sama, penggunaan lahan dalam agrikultur organik minimal 70 persen lebih besar dibandingkan agrikultur non-organik, pupuk nitrogen sintetis jauh lebih efisien dalam hal ini.
Pertanian organik secara massal menyebabkan semakin banyaknya lahan yang ditebang hanya untuk pertanian, padahal lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk merawat habitat liar.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, sumber utama nitrogen adalah pupuk organik. Tetapi dengan meningkatnya permintaan, pupuk organik tidak lagi cukup. Kemudian pada awal abad ke-20, Fritz Haber dan Carl Bosch berhasil mengembangkan proses Haber-Bosch, yang memungkinkan nitrogen di udara diubah menjadi pupuk nitrogen dalam skala industri.
Pengembangan teknologi ini telah mengubah sistem pertanian secara signifikan dan mendorong laju produksi tanaman yang besar, yang pada akhirnya membantu mengatasi kelaparan secara global. Tanpa pupuk nitrogen, pertanian modern tidak akan bisa memenuhi permintaan makanan dunia.
Dalam 100 tahun terakhir populasi manusia meningkat empat kali lipat menjadi 8 miliar jiwa, dan diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 10 miliar jiwa di awal abad ke-22, dengan populasi dunia yang terus bertambah, permintaan terhadap tanaman pangan juga semakin meningkat. Pupuk nitrogen memungkinkan petani untuk meningkatkan produksi pangan dan memenuhi kebutuhan makanan yang semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-20, sekitar 11 juta orang meninggal karena kelaparan akibat kekeringan dan gagal panen. Hal ini terjadi karena pada waktu itu belum ada perkembangan inovasi seperti pupuk amonia, GMO, pestisida, irigasi modern, dan teknologi agrikultur modern lainnya.
Sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa makanan yang kita konsumsi sehari-hari merupakan hasil dari penggunaan energi bahan bakar fosil. Proses ini dimulai dengan penggunaan traktor untuk mengolah tanah, penggunaan pupuk nitrogen (melalui proses Haber-Bosch), mesin panen, hingga akhirnya distribusi kepada masyarakat secara luas. Semua tahapan ini membutuhkan energi dari bahan bakar fosil.

Kebijakan Organik 'Hanya' Membawa Bencana

Pendapat yang menyatakan bahwa pertanian organik bisa menggantikan pertanian non-organik seperti GMO, pupuk sintetis, dan pestisida, adalah jauh dari kata saintifik. Pertanian organik tidak bisa sedikitpun menyaingi efisiensi dari pupuk amonia, penggunaan pupuk nitrogen bisa menghasilkan panen hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan pertanian organik di lahan yang sama.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu petani-petani di Belanda melakukan demonstrasi besar-besaran terhadap pemerintah akibat pembatasan yang dilakukan pemerintah Belanda terhadap penggunaan pupuk sintetis, yang pasti akan berdampak kepada hasil panen petani.
Contoh yang sangat nyata terjadi di Sri Lanka adalah adanya pembatasan penggunaan pupuk sintetis yang berdampak negatif pada hasil panen penduduk. Sebelumnya, Sri Lanka merupakan eksportir beras dan teh. Namun, setelah aturan penggunaan pupuk ini diterapkan, pemenuhan domestik beras saja tidak mencukupi kebutuhan penduduk Sri Lanka, sehingga pemerintah harus melakukan impor.
Pada tahun 2019, presiden Sri Lanka melarang penggunaan pupuk sintetis di negara tersebut. Langkah ini juga merupakan janjinya saat kampanye pemilihan presiden. Departemen Pertanian Sri Lanka berpendapat bahwa pertanian organik dapat bersaing dengan pertanian non-organik atau sintetis.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, hasil panen petani Sri Lanka mengalami penurunan yang sangat drastis. Sri Lanka, yang sebelumnya menjadi salah satu eksportir teh, jagung, dan beras terbesar, mengalami penurunan hasil panen yang signifikan akibat kebijakan pelarangan pupuk nitrogen dan pestisida.
Produksi padi, jagung, teh, dan karet mengalami penurunan drastis sebagai akibat dari kebijakan presiden Sri Lanka ini, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya krisis ekonomi di negara tersebut.
Kebijakan ini menyebabkan penurunan produksi beras domestik Sri Lanka sebesar 20 persen, dan pemerintah harus melakukan impor beras senilai 450 juta dolar. Selain itu, teh, yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Sri Lanka, juga mengalami penurunan drastis akibat kebijakan ini. Dampak kebijakan ini juga terlihat dalam pemecatan sebanyak 50 persen karyawan di perusahaan teh.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini juga mengakibatkan terjadinya inflasi di sri lanka karena menurunnya ekspor yang dilakukan oleh pemerintah akibat dari hasil produksi yang menurun. Sebanyak 500 jiwa Sri Lanka jatuh dalam kemiskinan akibat dari kebijakan ini.
Ini membuktikan bahwa memaksakan pertanian organik sebagai alternatif hanya akan berdampak negatif kepada masyarakat, seperti yang terjadi di Sri Lanka dengan pupuk organiknya.