Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
3 Kesalahan Mario Gomez Hingga Dipecat Persib Bandung
12 Desember 2018 15:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Berita Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Berakhir sudah petualangan Roberto Carlos Mario Gomez sebagai pelatih Persib Bandung. Rabu (12/12), pelatih asal Argentina itu dilaporkan resmi diputus kontrak meski masih berlaku hingga musim depan.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Persib merekrut Mario Gomez sebagai pelatih anyar sejak November 2017. Pengalamannya sebagai asisten Hector Cuper di Inter Milan serta menangani beberapa klub, baik di kawasan Asia maupun Amerika Selatan, jadi salah satu pertimbangannya.
Terlebih, sebelum menangani Persib, pelatih berusia 61 tahun itu juga mengukir prestasi membanggakan di Malaysia bersama klub Johor Darul Ta'zim (JDT). Ia membawa JDT meraih gelar Liga Super Malaysia 2015 dan memenangkan Piala AFC 2015.
Sayang, harapan Persib untuk meraih prestasi membanggakan bersama Mario Gomez tak terwujud. Pada akhirnya, tim Maung Bandung pun memutuskan untuk mengakhiri kerja samanya dengan Mario Gomez.
“Pelatih (Mario Gomez) sudah selesai, ya jadi diputus kontrak. Awalnya dua tahun dari awal seperti kalian tahu,” kata Direktur Keuangan PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Teddy Tjahyono, seperti dilansir simamaung.com, Rabu (12/12/2018).
ADVERTISEMENT
Sepanjang melatih Persib, Mario Gomez memang kerap melakukan kesalahan-kesalahan yang mungkin jadi bahan pertimbangan manajemen untuk melepasnya. Berikut tiga kesalahan Mario Gomez saat jadi pelatih Persib:
1. Gagal Penuhi Target

Meski tak disebutkan secara gamblang, juara adalah target yang diberikan manajemen kepada Mario Gomez. Bobotoh pun ingin Persib memperlihatkan perbaikan setelah mengalami keterpurukan di musim 2017.
Saat itu, Persib hanya mampu finis di urutan ke-13 klasemen Liga 1 setelah hanya meraih sembilan kemenangan dari 34 laga. Ekspektasi untuk tampil sebagai juara Liga 1 2018 sempat mendekati kenyataan setelah mereka muncul sebagai juara paruh musim.
Namun, situasi yang menaungi Persib berubah drastis usai mereka menang 3-2 atas Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), 23 September 2018. Setelah itu, performa Ezechiel N'Douassel dan kawan-kawan menurun drastis, hanya sekali menang dari 11 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, impian jadi juara pun sirna. Bahkan, mereka juga tak mampu mempertahankan posisi tiga besar. Persib finis keempat di bawah Persija, PSM Makassar, dan Bhayangkara FC.
2. Kritik Pemain dan Manajemen

Pelatih tak hanya bertugas sebagai pendamping saat latihan dan pertandingan, tapi juga sebagai tameng serta melindungi para pemain dari kritik. Namun, yang dilakukan Mario Gomez justru sebaliknya.
Sepanjang petualangannya di Persib, ia tak segan-segan melontarkan kritik kepada pemainnya sendiri saat timnya gagal meraih kemenangan. Tak hanya pemain, manajemen pun kerap jadi sasaran kritik eks asisten pelatih Valencia itu.
Salah satunya adalah saat Dedi Kusnadar mengalami cedera pada medio Oktober 2018. Saat itu, Mario Gomez dengan jelas mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen yang terkesan mengabaikan kondisi pemainnya.
ADVERTISEMENT
3. Tuduhan Pengaturan Skor

Sempat muncul isu tuduhan suap yang melibatkan beberapa pemain Persib. Tuduhan itu muncul usai Persib kalah 0-1 dari PSMS Medan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, 9 November 2018. Nama empat pemain yang muncul dalam isu itu adalah Supardi Nasir, Ghozali Siregar, Hariono, dan Ardi Idrus.
Kabarnya, tuduhan itu muncul dari pelatih Persib sendiri, Roberto Carlos Mario Gomez. Namun, yang bersangkutan telah membantah terkait hal tersebut. Pada akhirnya, pertemuan pun dilakukan Persib yang melibatkan pemain, tim pelatih, dan manajemen di Graha Persib, 21 November 2018.
Meski akhirnya masalah dianggap selesai, tentu saja isu tuduhan itu merusak suasana internal tim yang saat itu sedang berjuang di Liga 1. Konon, akibat tuduhan itu para pemain Persib pun tak lagi memiliki hubungan yang baik kepada sang pelatih.
ADVERTISEMENT