Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
7 Baju Adat Sulawesi Selatan: Baju Bodo hingga Pattuqduq Towaine
1 November 2023 16:03 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan budaya yang dimiliki pun sangatlah beragam dan memberikan dampak pada gaya berpakaian masyarakat Sulawesi Selatan.
Akibatnya, ada banyak baju adat Sulawesi Selatan yang sering dikenakan dalam berbagai kegiatan, baik dalam kehidupan sehari-hari hingga acara-acara adat dan kehormatan.
Lantas, apa saja baju adat Sulawesi Selatan? Simak penjelasannya di bawah ini!
Baju Adat Sulawesi Selatan
Baju adat Sulawesi Selatan adalah sejumlah pakaian tradisional adalah yang dikenakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan yang mewakili nilai-nilai dan budaya di daerah tersebut.
Berikut kumpulan baju adat Sulawesi Selatan.
1. Baju Bodo
Baju Bodo adalah salah satu baju adat tradisional suku Bugis-Makassar di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Baju ini memiliki ciri khas berupa potongan longgar yang menutupi seluruh tubuh.
Bentuk baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, sesuai dengan namanya 'bodo' yang berarti pendek, setengah atas bagian siku lengan.
Biasanya, Baju Bodo terbuat dari kain sutra atau katun yang berwarna cerah dengan hiasan bordir atau sulam yang indah.
Baju Bodo sering dihiasi dengan berbagai motif tradisional yang bervariasi sesuai dengan status sosial atau acara yang dihadiri.
Filosofi di balik Baju Bodo adalah menghormati budaya dan tradisi Bugis-Makassar yang kaya serta mengekspresikan kesederhanaan dan kerendahan hati.
Warna baju bodo menunjukkan usia dan martabat pemakai. Contohnya, Warna putih dikenakan oleh inang raja atau dukun atau bissu.
Baju Bodo warna hijau dipakai untuk putri raja atau upacara pernikahan. Baju Bodo warna ungu dikenakan untuk janda.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah diatur sedemikian rupa warna-warna tersebut, namun kini para perempuan bebas menggunakan baju bodo dengan warna apapun, mengingat kepercayaan animisme dan dinamismenya juga sudah mulai luntur setelah Islam masuk ke wilayah tersebut.
Baju Bodo digunakan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, acara adat, atau festival budaya. Di acara pernikahan, pengantin perempuan sering mengenakan Baju Bodo sebagai tanda kemuliaan dan keanggunan.
Di samping itu, Baju Bodo juga sering digunakan dalam pertunjukan seni tradisional, seperti tarian Bugis-Makassar.
Baju Bodo adalah simbol kebanggaan dan identitas suku Bugis-Makassar yang kaya warisan budayanya.
Baca Juga: 34 Jenis Pakaian Adat di Indonesia
2. Baju Bella Dada
Baju Bella Dada adalah pakaian adat khas suku Bugis-Makassar yang dikenakan oleh para kaum pria.
ADVERTISEMENT
Model bajunya berlengan panjang dengan leher berkerah dan dibubuhi kancing berwarna emas atau perak.
Modelnya menyerupai jas, namun tertutup dan memiliki lengan panjang, menjadikannya unik dalam tampilan pakaian tradisional.
Selain itu, satu hal yang membedakan Bella Dada adalah keberadaan saku pada bagian kanan dan kiri bajunya.
Ini adalah fitur praktis yang memungkinkan pemakainya untuk menyimpan barang-barang kecil, seperti alat kecil atau perlengkapan pribadi, selama acara tersebut.
Bahan yang digunakan untuk Bella Dada biasanya lebih tipis dan terbuat dari kain Lipa Sabbe atau Lipa Garusuk yang polos, dengan warna terang dan mencolok seperti merah, dan hijau.
Ini memberikan pakaian tersebut tampilan yang menarik dan berbeda.
Selain baju, tutup kepala yang sering digunakan terbuat dari kain Pasapu yang terbuat dari serat daun lontar yang dianyam, menambahkan elemen tradisional yang unik dalam keseluruhan tampilan.
ADVERTISEMENT
Baju Bella Dada bukan hanya pakaian sehari-hari, melainkan pakaian yang dihormati dan dikenakan dalam konteks budaya dan formal tertentu, menunjukkan kebanggaan dan identitas suku Bugis-Makassar dalam berbagai acara penting dalam kehidupan mereka.
3. Baju Labbu
Baju Labbu adalah pakaian tradisional suku Toraja di Sulawesi Selatan, Indonesia.
Baju ini memiliki ciri khas berupa lapisan kain yang melilit tubuh, menonjolkan lekuk-lekuk tubuh.
Baju Labbu terbuat dari kain sutra atau katun, dan sering kali dihiasi dengan motif-motif tradisional yang bermakna dalam budaya Toraja.
Filosofi di balik Baju Labbu adalah menggambarkan kekuatan dan keteguhan suku Toraja dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Baju Labbu sering digunakan dalam berbagai acara adat suku Toraja, seperti upacara pemakaman, pernikahan, atau perayaan penting lainnya.
ADVERTISEMENT
Di acara pemakaman, Baju Labbu sering digunakan sebagai tanda duka cita dan penghormatan terhadap yang meninggal.
Di samping itu, Baju Labbu juga melambangkan persatuan dan kebanggaan suku Toraja serta menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan tradisi mereka.
4. Baju Tutu
Baju Tutu adalah salah satu pakaian adat yang sangat khas bagi suku Bugis-Makassar dan sering dikenakan oleh para pria dalam berbagai acara penting seperti upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan, dan acara formal lainnya.
Pakaian ini memiliki ciri-ciri khusus yang menandai identitas budaya suku Bugis-Makassar.
Baju Tutu terdiri dari jas yang dikenal dengan sebutan jas tutu. Jas ini memiliki tampilan yang mirip dengan jas modern, kecuali pada bentuk krah yang menempel di leher, yang sering disebut juga sebagai Bella Dada.
ADVERTISEMENT
Ini adalah salah satu elemen yang membedakan Baju Tutu dari jas modern. Jas Tutu memiliki lengan panjang dan tutupannya yang tertutup, yang membuatnya unik jika dibandingkan dengan jas pada umumnya.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan Baju Tutu biasanya lebih tipis dan terbuat dari kain Lipa Sabbe atau Lipa Garusuk.
Kain ini memiliki karakteristik polos, dengan warna-warna terang dan mencolok seperti merah dan hijau.
Warna-warna yang mencolok ini memberikan pakaian tersebut tampilan yang menarik dan identitas yang kuat dalam budaya suku Bugis-Makassar.
Penggunaan Baju Tutu tidak sembarangan, melainkan diatur untuk acara-acara yang memiliki penting dalam budaya dan formalitas.
Para pria mengenakan Baju Tutu ketika mereka hadir dalam upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan, dan acara formal lainnya.
ADVERTISEMENT
Ini adalah tanda penghormatan terhadap tradisi dan budaya suku Bugis-Makassar serta menunjukkan rasa kebanggaan dalam identitas mereka sebagai bagian dari suku tersebut.
Baca Juga: 8 Pakaian Adat Jawa Tengah dan Maknanya
5. Baju Pokko'
Baju Pokko' adalah baju adat tradisional suku Toraja di Sulawesi Selatan, Indonesia.
Baju ini memiliki potongan longgar dan biasanya terbuat dari kain sutra atau katun dengan warna yang cerah dan motif tradisional yang indah.
Ciri khas utama dari Baju Pokko' adalah lengan yang panjang dengan hiasan berupa renda atau sulam yang rumit.
Makna di balik Baju Pokko' adalah mengekspresikan keanggunan, kemewahan, dan keindahan dalam budaya Toraj, sambil menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan tata krama.
Baju Pokko' sering digunakan dalam berbagai acara, terutama pernikahan adat suku Toraja.
ADVERTISEMENT
Pengantin perempuan sering mengenakan Baju Pokko' dengan perhiasan tradisional yang mewah.
Baju ini juga digunakan dalam acara keagamaan atau festival budaya. Baju Pokko' adalah lambang kebanggaan suku Toraja dan melambangkan keindahan budaya dan warisan mereka.
6. Seppa Tallung
Seppa Tallung adalah pakaian adat khas suku Toraja yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Pakaian ini pada umumnya dikenakan oleh para kaum pria dan memiliki ciri khas yang unik.
Salah satu ciri yang paling mencolok adalah ukurannya yang panjang hingga menyentuh bagian lutut, memberikan tampilan yang berbeda dan khas.
Selain panjang, Seppa Tallung juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris penting yang melengkapi pakaian ini.
Aksesoris tersebut termasuk kandaure, gayang, lipa', dan berbagai elemen lainnya yang memberikan detail dan keunikan pada tampilan keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Aksesoris ini sering kali dihiasi dengan motif-motif tradisional yang mencerminkan budaya dan identitas suku Toraja.
Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian Seppa Tallung biasanya berasal dari kain sutra tipis.
Kain sutra ini memberikan pakaian adat ini tampilan yang indah dan mewah. Warna dan motif pada pakaian Seppa Tallung dapat bervariasi, mencerminkan variasi dalam desain dan preferensi individual.
Penggunaan Seppa Tallung tidak sembarangan, melainkan diatur untuk acara-acara yang memiliki penting dalam budaya suku Toraja.
Pakaian ini sering kali dikenakan pada upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan, dan acara formal lainnya.
Dalam konteks ini, Seppa Tallung bukan hanya pakaian, melainkan juga simbol penghargaan terhadap tradisi dan identitas budaya suku Toraja.
ADVERTISEMENT
7. Pattuqduq Towaine
Pattuqduq Towaine adalah pakaian adat yang khas bagi suku Mandar, yang menempati wilayah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
Pakaian ini umumnya dikenakan oleh kaum perempuan saat mereka mengiringi tarian adat seperti Patuqdu atau dalam perayaan pernikahan.
Pattuqduq Towaine terdiri dari lima bagian utama, termasuk penghias kepala, penghias badan, dan perhiasan tangan.
Bagian utama pakaian ini juga sering kali dihiasi dengan motif-motif budaya yang mencerminkan status sosial dan tradisi adat.
Selain bagian utama, terdapat beragam aksesoris tambahan yang dikenakan pada kepala, badan, dan tangan.
Hiasan kepala, seperti tanduk kerbau, memberikan sentuhan eksotis pada penampilan perempuan Mandar.
ADVERTISEMENT
Pada bagian rambut, biasanya terdapat tusuk bunga yang berwarna-warni, sering kali terbuat dari emas.
Bentuk tusuk bunga ini dapat berbeda-beda, mencerminkan status sosial pemakainya.
Pattuqduq Towaine untuk perempuan memiliki tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakaian adat pria.
Ketika perempuan mengenakan Pattuqduq Towaine, mereka tampil cantik dan mempesona, dan pesona mereka tercermin melalui pakaian adat ini.
Itulah berbagai baju adat Sulawesi Selatan. Semua baju adat ini merepresentasikan nilai dan kepercayaan yang kemudian menjadi bagian dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
(SAI)