Konten dari Pengguna

Arti Asap Hitam dan Putih saat Konklaf Pemilihan Paus Baru

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
9 Mei 2025 14:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi prosesi Konklaf atau pemilihan Paus baru. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi prosesi Konklaf atau pemilihan Paus baru. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat telah terpilih sebagai Paus ke-267 dalam prosesi Konklaf yang berlangsung pada Kamis, 8 Mei 2025. Proses pemilihan Paus baru ini sudah dijalankan selama dua hari, yakni sejak Rabu, 7 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
Konklaf kali ini diikuti oleh sebanyak 133 Kardinal yang berkumpul dalam pertemuan tertutup di Kapel Sistina. Semuanya memberikan suara secara rahasia untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma.
Selama proses tersebut, perhatian dunia tertuju pada isyarat visual dari cerobong asap Kapel Sistina, yang berupa asap hitam atau putih. Apa sebenarnya arti asap hitam dan Putih saat Konklaf? Simak penjelasan lengkapnya berikut.

Arti Asap Hitam dan Putih saat Konklaf

Asap putih mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, menandakan bahwa seorang paus baru telah terpilih di Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Guglielmo Mangiapane/REUTERS
Konklaf merupakan proses pemilihan Paus baru yang dilaksanakan secara tertutup dan diikuti oleh kardinal-kardinal dari berbagai penjuru dunia. Untuk memberitahu publik tentang perkembangan proses ini, digunakanlah sinyal visual berupa asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina.
Asap tersebut tidak muncul secara acak, melainkan sengaja diatur untuk menandai hasil sementara atau final dari pemungutan suara. Ada dua warna yang digunakan, yakni hitam dan putih, di mana masing-masing memiliki makna tersendiri dalam tradisi Katolik.
ADVERTISEMENT
Menurut laman History, asap hitam (fumata nera) menandakan bahwa para kardinal belum mencapai kesepakatan, yang artinya belum ada Paus baru yang terpilih. Asap ini juga menyimbolkan bahwa proses pemilihan pemimpin Gereja Katolik masih berlangsung.
Sebaliknya, asap putih (fumata bianca) menjadi pertanda bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Tak lama setelah asap putih terlihat, lonceng besar di Basilika Santo Petrus akan dibunyikan sebagai penanda berakhirnya masa sede vacante atau kekosongan tahta.

Asal-usul Asap Hitam dan Putih saat Konklaf

Ilustrasi arti asap hitam dan putih dalam Konklaf pemilihan Paus baru. Foto: Murad Sezer/REUTERS
Penggunaan asap dalam prosesi konklaf lebih dari sekadar tradisi. Asap tersebut mencerminkan harapan dan doa umat Katolik di seluruh dunia. Pemilihan Paus bukan hanya soal memilih pemimpin rohani, tetapi juga tentang menentukan arah masa depan Gereja dan umatnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi penggunaan asap sebagai penanda hasil pemilihan Paus sudah ada sejak lama. Menurut sejarawan Frederic J. Baumgartner dalam buku Behind Locked Doors: A History of the Papal Elections (2003), praktik ini sudah berlangsung setidaknya sejak tahun 1417.
Seiring berjalannya waktu, cara untuk menghasilkan warna asap yang berbeda pun semakin terperinci. Mengutip dari laman News Center Maine, asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina berasal dari pembakaran surat suara yang dicampur dengan bahan kimia khusus.
Campuran kimia inilah yang menghasilkan warna asap berbeda. Sebagai contoh, asap hitam dihasilkan dari pembakaran surat suara yang dicampur zat seperti perklorat dan antrasena, sementara asap putih muncul berkat campuran laktosa dan klorat.
ADVERTISEMENT
(RK)