Khauf: Arti dan Penyebab Seseorang Merasakannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 September 2021 17:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Khauf. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Khauf. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Khauf adalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan yang tidak mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat. Selain itu, perasaan khauf ini juga bisa timbul karena merasa lemah kendati yang ditakuti pun hal remeh.
ADVERTISEMENT
Syaikh Manna Al-Qaththan menerangkan dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an, rasa khauf ini dianggap wajar karena akan mendukung kualitas agama seorang Muslim. Seperti halnya malaikat, meskipun mereka besar dan kuat, tetapi di hadapan Allah SWT mereka merasa takut dan lemah.
Khaufnya para malaikat ini merupakan tingkatan yang paling sempurna. Sebab, barang siapa yang mengetahui Allah SWT, maka dia akan takut kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
يَخَافُوْنَ رَبَّهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: “Mereka (para malaikat) takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50)

Apa yang Dimaksud dengan Khauf?

Illustrasi Khauf. Foto: Unsplash.com
Menurut Isfaroh dalam buku Dear God: Renungan Seorang Hamba yang Lelah, khauf juga dapat diartikan sebagai kegalauan hati akibat membayangkan sesuatu yang tidak disukai atau hilangnya sesuatu yang disukainya. Dalam Islam, rasa takut harus bersumber pada Allah. Hanya Allah yang berhak ditakuti oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini:
ADVERTISEMENT
اَلَا تُقَاتِلُوْنَ قَوْمًا نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوْا بِاِخْرَاجِ الرَّسُوْلِ وَهُمْ بَدَءُوْكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ اَتَخْشَوْنَهُمْ ۚفَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشَوْهُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dikisahkan dalam buku La Tahzan Innallaha Ma’ana oleh K.h. Choer Affandi, Rabiah al-Adawiyyah adalah seorang sufi yang banyak menangis dan bersedih. Jika dia mendengar tentang neraka, maka dia akan jatuh pingsan dalam waktu yang cukup lama.
Rahasia dari khauf tersebut adalah keyakinan bahwa setiap bala selain neraka adalah perkara mudah, dan setiap bencana selain kejauhan dari Allah adalah perkara yang gampang.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Psikoterapi Islam karya Khairunnas Rajab, emosional khauf dapat pula dipahami sebagai kekhawatiran individual yang hanya dirasakan seorang hamba.
Perasaan khauf tersebut bukan hanya sebuah ketakutan kepada Allah yang disebabkan oleh kurangnya ibadah. Tetapi juga berupa kekhawatiran yang dirasakan seorang hamba jika Allah belum rida terhadap berbagai amalan yang ia kerjakan. Inilah mengapa, khauf dapat pula disebut sebagai rekonstruksi yang tak dapat digambarkan, tetapi hanya bisa dirasakan.
Menyadur buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII oleh Harjan Syuhada dan Fida Abdillah, khauf kerap disandingkan dengan raja’. Secara bahasa, raja’ berarti mengharap. Sementara menurut istilah, raja’ dapat dipahami sebagai sikap seorang hamba yang senantiasa mengharap rida dan rahmat Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Rasa takut kepada Allah secara tak langsung memunculkan harapan agar seorang hamba senantiasa memperoleh bimbingan untuk selalu berada di jalan-Nya. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 56, yang artinya:
Meski keduanya tergolong sifat terpuji, khauf dan raja’ tak boleh saling mendominasi. Dilansir dari laman muslim.or.id, seorang hamba harus menyeimbangkan keduanya. Sebab, apabila khauf terlalu mendominasi, maka dapat menjerumuskan seorang hamba dalam akidah khawarij yang berputus asa dari rahmat Allah, sedangkan Allah merupakan Maha Pengasih.
ADVERTISEMENT
Sedangkan apabila sikap raja’ berlebih, maka dikhawatirkan rasa takut seorang hamba kepada Allah akan memudar. Inilah mengapa, penting bagi tiap-tiap muslim menyeimbangkan keduanya. Adapun contoh khauf dan raja’ dapat diuraikan sebagai berikut:

Penyebab Orang Merasa Khauf

Illustrasi Khauf. Foto: Unsplash.com
Kembali mengutip buku Dear God: Renungan Seorang Hamba yang Lelah oleh Isfaroh, menurut Sayid Saqib, ada dua penyebab orang merasa takut khauf karena Allah, di antaranya:
1. Karena mengenal Allah (ma’rifatullah)
Jenis takut ini dinamakan khauf al-‘Arifin. Semakin sempurna pengenalannya terhadap Allah, semakin bertambah rasa takutnya. Sebagaimana firman Allah:
ADVERTISEMENT
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fatir: 28).
2. Karena dosa-dosa yang dilakukan, takut akan adzab Allah
Orang yang beriman tidak akan merasa takut kepada apa dan siapa pun kecuali Allah SWT. Dalam Al-Qur'an Allah berfirnan:
ۨالَّذِيْنَ يُبَلِّغُوْنَ رِسٰلٰتِ اللّٰهِ وَيَخْشَوْنَهٗ وَلَا يَخْشَوْنَ اَحَدًا اِلَّا اللّٰهَ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al Ahzab: 39).
ADVERTISEMENT

Apa Manfaat Memiliki Sifat Khauf?

Ilustrasi berdoa memohon ampun kepada Allah SWT. Foto: Unsplash.com
Memiliki rasa takut kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang penting bagi tiap-tiap mukmin. Sebab, timbulnya rasa takut kepada Allah SWT tersebut merupakan dorongan untuk bertakwa serta mengharap rida-Nya.
Menurut sumber yang sama, seseorang yang dianugerahi khauf senantiasa mengingat Allah dengan berzikir, ber-taqarrub, selalu menyebut asma’ wa sifatullah dan berbagai amalan lainnya. Salah satu dari banyaknya amalan yang dapat dikerjakan, yakni salat khauf. Salat khauf merupakan salat yang dikerjakan saat berada dalam keadaan sangat menakutkan.
Saat rasa khauf itu muncul, akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan hati. Hal itu dikarenakan khauf bersinergi dengan kedekatan seorang hamba dan Sang Khalik. Dengan demikian, ketenangan serta ketentraman jiwa dan hati merupakan sebuah keniscayaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, khauf menghalangi rasa takut seorang hamba kepada apa pun selain Allah SWT. Sebab, khauf menjadikan ketakutan seorang hamba kepada Allah melebihi ketakutan terhadap apa pun, termasuk kematian.

Apa Saja Dampak Positif dari Sifat Khauf dan Raja’?

Ilustrasi berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT. Foto: Unsplash.com
Seorang hamba yang memiliki sifat khauf senantiasa berhati-hati saat mengerjakan sesuatu. Di satu sisi, timbulnya sifat raja' menjadikan seorang mukmin selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah. Sebab, ia percaya bahwa Allah akan mempermudah segala urusan yang diridai-Nya.
Kedua sifat tersebut menjadikan seorang hamba berusaha menjalankan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan Allah. Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, berikut dampak positif dari sifat khauf dan raja’:
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan terkait khauf. Semoga dapat menambah wawasan dan pemacu ketakwaan kita kepada Allah SWT.
(NDA & ANM)