Konten dari Pengguna

Mandi Junub Setelah Imsak, Apakah Puasanya Sah? Begini Hukumnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Maret 2023 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mandi junub setelah imsak.  Foto: ElRoi/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mandi junub setelah imsak. Foto: ElRoi/shutterstock
ADVERTISEMENT
Mandi junub merupakan cara umat Muslim menyucikan diri dari hadas besar agar bisa kembali melaksanakan ibadah seperti sholat dan membaca Alquran. Hadas besar mencakup haid, nifas, dan keluar mani, baik karena berhubungan suami istri maupun onani.
ADVERTISEMENT
Itu mengapa orang yang ingin menjalani puasa dianjurkan untuk segera mandi junub sebelum waktu imsak atau subuh tiba. Namun, terkadang ada saja orang yang lupa mandi junub meski sudah memasuki waktu imsak. Apakah puasanya tetap sah atau batal?
Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan tentang hukum mandi junub setelah imsak yang penting diketahui umat Muslim.

Hukum Mandi Junub Setelah Imsak

Ilustrasi mandi. Foto: Olena Yakobchuk/Shutterstock
Mandi junub sebelum imsak bertujuan agar seorang Muslim bisa menjalankan ibadah puasa dalam keadaan suci. Meski begitu, puasa sejatinya tidak mensyaratkan pelakunya suci dari hadas besar.
Dijelaskan dalam buku 125 Masalah Puasa oleh Muhammad Anis Sumaji dan Muhammad Najmuddin Zuhdi, puasa seseorang yang mandi junub setelah imsak tetap sah dan tidak batal selama ia sudah membaca niat puasa sebelum waktu Subuh tiba.
ADVERTISEMENT
Dari Aisyah r.a., dia berkata, “Rasulullah SAW pernah masuk waktu fajar dalam keadaan masih junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (Muttafaq Alaih)
Meski tidak membatalkan puasa, umat Muslim tetap dianjurkan untuk segera mandi junub agar bisa melaksanakan sholat Subuh. Sebab, suci dari hadits kecil maupun besar adalah salah satu syarat sah sholat.
Namun, jika seorang wanita mengalami haid atau nifas setelah fajar, maka puasanya dianggap tidak sah meski darah yang keluar hanya sedikit. Jika terjadi pada bulan Ramadhan, mereka harus mengqadha puasanya di hari lain setelah berganti bulan.
Adapun yang membatalkan puasa adalah jika seseorang dengan sengaja melakukan hal-hal yang membuat dirinya berhadas besar saat sedang berpuasa. Misalnya, berhubungan suami istri di siang hari atau masturbasi saat puasa Ramadhan.
ADVERTISEMENT

Niat dan Tata Cara Mandi Junub

Ilustrasi mandi junub. Foto: Pixabay
Bagi yang ingin menyucikan diri dari hadas besar, berikut bacaan niat dan tata cara mandi junub untuk dijadikan sebagai panduan:

1. Membaca niat

Niat mandi junub:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa.
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala.”

2. Mencuci tangan sebanyak dua atau tiga kali

Mengutip Buku Pintar Agama Islam tulisan Abu Aunillah Al-Baijury, ini adalah sunnah yang dilakukan Nabi SAW. Dalam hadits disebutkan:
Rasulullah SAW apabila hendak mandi karena hadas besar (junub), beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

3. Mencuci kemaluan menggunakan tangan kiri

Sunnah ini sesuai dengan hadits yang berbunyi, “Kemudian, Rasulullah menuangkan air pada kemaluannya, lalu mencucinya dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

4. Menggosokkan tangan kiri ke tanah atau lantai

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Kemudian, Rasulullah menggosokkan telapak tangan kirinya ke tanah dengan sungguh-sungguh.”

5. Wudhu

Setelah mencuci tangan dan membersihkan kemaluan, selanjutnya umat Muslim disunnahkan untuk berwudhu dengan langkah yang sama seperti wudhu saat hendak melakukan sholat.

6. Mengurai rambut hingga pangkal dengan jari-jari

Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah berisi air, lalu mengurai rambut hingga pangkal rambut sampai basah. Hal ini bertujuan agar air lebih mudah membasahi seluruh rambut sehingga tidak ada bagian kepala yang tidak terkena air.

7. Mengguyur air ke kepala

Sembari tetap mengurai rambut, guyur air ke kepala sebanyak tiga kali sampai rambut terasa basah semua. Rasulullah bersabda, “Aku menyiram kepalaku sebanyak tiga kali.
ADVERTISEMENT

9. Mengguyur air ke seluruh anggota badan

Kemudian, basahi seluruh tubuh mulai dari bahu kanan, dilanjutkan dari bahu kiri. Setelah itu, umat Muslim dapat membersihkan seluruh bagian tubuh dengan sabun dan melanjutkan aktivitas mandi seperti biasa.
(ADS)