Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sidratul Muntaha, Tujuan Akhir Rasulullah SAW saat Isra Miraj
17 Februari 2023 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sidratul Muntaha adalah tempat yang menjadi tujuan akhir Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan Isra Miraj . Isra Miraj sendiri merupakan perjalanan spiritual Rasulullah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Dalam peristiwa Isra Miraj, hanya Nabi Muhammad yang bisa mengunjungi Sidratul Muntaha. Bahkan, malaikat Jibril yang menemani perjalanannya pun tidak dapat mengunjunginya.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah diberi kesempatan untuk bertemu Allah SWT dan berdialog langsung dengan-Nya. Saat itulah Allah memerintahkan Rasulullah dan umat Muslim untuk menjalankan sholat sebagai ibadah wajib.
Lalu, apa itu Sidratul Muntaha sebenarnya dan bagaimana wujudnya?
Apa Itu Sidratul Muntaha?
Sidrah adalah nama sebatang pohon yang tumbuh di atas langit ketujuh, yakni tempat terakhir yang dikunjungi oleh para malaikat. Sedangkan, muntaha merupakan daerah tempat tumbuhnya. Dinamakan demikian karena itulah batas yang tidak bisa dicapai oleh semua makhluk.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Mengasah Intuisi Sebuah Perenungan Tasawuf oleh Ahmad Mufid AR, Sidratul Muntaha adalah pohon kehidupan, yakni sejenis pohon bidara yang menjadi ruang pertemuan antara Allah dengan para makhluk-Nya.
Saat Allah menghendaki hamba-Nya bertemu dengan-Nya, Dia akan menemuinya di sekitar Sidratul Muntaha. Hingga kini, satu-satunya manusia yang pernah mengunjungi Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Allah hanyalah Nabi Muhammad SAW.
Keindahan Sidratul Muntaha tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dalam berbagai riwayat, Nabi Muhammad mengatakan bahwa pohon tersebut memiliki daun yang besar layaknya telinga gajah.
Begitu pula buahnya yang besar-besar seperti tempayan dari batu. Setiap kali beliau merespons perintah Allah, bentuk Sidratul Muntaha tampak berubah-ubah.
Di sekitar Sidratul Muntaha terdapat empat sungai. Dua sungai tampak nyata, sementara dua sungai lainnya tampak samar. Jibril berkata, “Dua sungai yang tampak samar adalah sungai dalam surga, sedang dua yang tampak nyata adalah Sungai Nil dan Sungai Efrat.”
ADVERTISEMENT
Dalam riwayat lain dikatakan, Sidratul Muntaha diselimuti semacam permadani dari emas. Kemudian, lingkaran batangnya tidak dapat ditempuh dalam waktu 70 tahun.
Asma binti Abu Bakar mengatakan bahwa Nabi SAW menyatakan, “Orang yang menunggang (kuda atau unta) baru dapat memutari bayangannya selama seratus tahun, atau bayangannya dapat menaungi seratus penunggang (kuda atau unta) yang berjalan beriringan. Di rantingnya terdapat banyak sangkar burung dari emas, dan buahnya seperti tempayan besar dari batu.” (HR. At-Tirmidzi)
Letak Sidratul Muntaha
Ada perbedaan pendapat mengenai letak Sidratul Muntaha. Mengutip buku Isra Miraj oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti, dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, dijelaskan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, hadits yang diriwayatkan dari Anas menyebutkan dengan tegas bahwa pohon kehidupan tersebut terdapat di langit ketujuh. Sebab, setelah Rasulullah menyebutkan langit ketujuh, beliau bercerita, “Kemudian Jibril mengajakku menuju (pohon) Sidratul Muntaha.”
Hadits itulah yang menjadi pegangan mayoritas ulama. Jumhur ulama dan sebagian umat Muslim meyakini bahwa Sidratul Muntaha adalah tempat terakhir yang diketahui para nabi dan malaikat yang terletak di langit ketujuh.
(ADS)