Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Masyarakat Madani dalam Islam dan Ciri-Cirinya
26 Oktober 2023 9:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat madani dalam Islam dianggap sebagai pola kehidupan masyarakat yang ideal. Masyarakat madani memiliki peradaban yang maju, ilmu pengetahuan yang luas, dan dekat dengan Allah.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Konsepsi Masyarakat Madani dalam Perspektif Pendidikan Islam karangan Ahmad Ramdani, istilah masyarakat Madani dapat dipadankan dengan civil society, masyarakat sipil, masyarakat kewarganegaraan, dan masyarakat yang berperadaban.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan sosial yang dianggap ideal. Seperti apa karakteristik yang perlu dimiliki suatu kelompok masyarakat hingga bisa disebut sebagai masyarakat madani?
Pengertian Masyarakat Madani dalam Islam
Ngudi Astuti dalam jurnal Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia menjelaskan, masyarakat madani dalam Islam adalah suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan konsep civil society. Istilah ini dicetuskan oleh Syed Muhammad Naquib Al Attas, seorang filsuf dari Malaysia yang telah menulis berbagai buku di bidang peradaban Islam. Konsep ini kemudian diperkenalkan lebih luas lagi oleh Anwar Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad dengan menerapkan Piagam Madinah. Masyarakat Madinah dianggap sebagai bukti pembentukan civil society dalam masyarakat Muslim modern.
Sepanjang sejarah, ada dua masyarakat yang dinilai layak disebut masyarakat madani. Yang pertama adalah masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Hal ini dibuktikan melalui firman Allah dalam Alquran:
“Sesungguhnya bagi kami kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kepada mereka dikatakan): dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (QS. Saba: 15)
ADVERTISEMENT
Kelompok kedua yang disebut masyarakat madani adalah masyarakat Madinah setelah adanya perjanjian Madinah antara Rasulullah beserta umat Muslim dan penduduk Madinah yang beragama Yahudi serta Watsani.
Baca juga: Asal Usul Masyarakat Madani dan Manfaatnya
Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Mengutip jurnal Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Koalisi Mahasiswa dan Rakyat Tasikmalaya (KMRT) dalam Upaya Menunjang Good Governance di Kabupaten Tasikmalaya tulisan Wika Dwi Lestari, secara umum masyarakat madani memiliki ciri-ciri berikut:
1. Tidak Bergantung pada Negara
Rakyat dalam masyarakat madani tidak bergantung secara penuh terhadap negara. Biasanya, setiap masyarakat akan berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan dirinya secara mandiri.
2. Mandiri
Masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya kreativitas untuk memperoleh kebahagiaan, dan memenuhi tuntutan hidup secara bebas dan mandiri dengan tetap mengacu pada hukum yang berlaku.
ADVERTISEMENT
3. Menjunjung Nilai Kemanusiaan
Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan agar hal-hal yang dilakukan selalu mengandung kebajikan dan menghasilkan dampak positif terhadap masyarakat luas.
4. Saling Menghargai
Setiap masyarakat madani menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima segala bentuk perbedaan. Hal ini dilakukan demi mewujudkan kedamaian sosial di antara masyarakat.
(ADS)