Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab Hujan Es, Ciri-ciri, dan Proses Terjadinya
11 November 2024 9:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hujan es merupakan fenomena alam di mana hujan turun berupa butiran es. Penyebab hujan es adalah ketika tetesan air di atmosfer membeku sebelum mencapai permukaan bumi.
ADVERTISEMENT
Adapun, proses terjadinya hujan es cukup kompleks. Sebab, fenomena ini melibatkan kondisi atmosfer yang spesifik.
Simak penjelsan di bahawah ini untuk mengetahui penyebab hujan es lebih lengkap, ciri-ciri, dan proses terjadinya.
Penyebab Hujan Es
Hujan es dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hujan es merupakan peristiwa presipitasi, yakni jatuhnya cairan berwujud es beku dari atmosfer ke permukaan bumi.
Merujuk karya ilmiah yang diunggah di laman repo.itera.ac.id, penyebab hujan es adalah karena adanya proses konvektif yang terjadi pada badai guntur dari awan cumulonimbus.
Hujan tersebut terjadi karena partikel air membeku dan partikel es di atmosfer berikatan dengan partikel-partikel lainnya di udara, seperti debu. Angin yang dibawa awan cumulonimbus akan membawa partikel tersebut ke daerah dengan lapisan suhu yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Sehingga, partikel tersebut akan terakumulasi membentuk lapisan-lapisan es yang terus bertambah ukurannya.
Pada daerah subtropis dengan empat musim, hujan es turun pada saat musim dingin akan sangat dingin. Hal tersebut karena suhu udara permukaan yang sangat dingin dengan kelembapan tinggi membuat hujan es tak akan mengalami pencarian.
Sementara, di daerah tropis, seperti Indonesia, hujan es dapat turun karena adanya fenomena cuaca yang berdampak secara horizontal. Terjadinya hujan es di daerah tropis bisa kapan saja, berbeda-beda untuk setiap kejadian hujan es.
Penyebab hujan es di daerah tropis umumnya karena kelembapan yang tinggi dan massa udara yang tak stabil. Suhu udara permukaan dan suhu udara di troposfer bagian atas juga menjadi salah satu penyebab hujan es. Sebab hal tersebut yang mendukung pertumbuhan awan konvektif.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Hujan Es
Hujan es adalah fenomena cuaca alamiah yang umumnya disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat. Hujan es di daerah tropis lebih banyak terjadi saat musim pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Menurut BMKG, berikut ini beberapa ciri-ciri suatu daerah akan terjadi hujan es:
1. Udara Terasa Panas
Satu hari sebelum terjadi hujan es, udara pada malam hari hingga pagi terasa panas dan gerah. Udara yang panas dan gerah tersebut terjadi karena radiasi matahari yang kuat, ditunjukkan nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (>45 derajat Celcius).
Selain udara panas dan gerah, suatu daerah akan terjadi hujan es juga ditandai dengan kelembapan yang tinggi, ditunjukkan nilai kelembapan udara di lapisan 700 mb (>60%).
ADVERTISEMENT
2. Terlihat Awan Cumulus
Kemudian, mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat awan cumulus, yakni awan putih berlapis-lapis. Di antara awan cumulus, ada satu awan yang memiliki batas tepi cukup jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
3. Awan Cumulus Berubah Abu-Abu
Tahap selanjutnya, awan cumulus akan berubah abu-abu atau hitam. Awan tersebut disebut dengan cumulonimbus.
4. Dahan Pepohonan Bergoyang
Ciri lain ketika suatu daerah akan terjadi hujan es adalah dahan atau ranting pepohonan mulai bergoyang cepat akibat angin.
5. Udara Dingin
Lalu, udara mulai terasa dingin setelah semalam terasa panas dan gerah.
6. Hujan Deras Tiba-Tiba
Umumnya, hujan pertama yang turun adalah hujan deras secara tiba-tiba. Namun, ketika hujan yang turun adalah gerimis, artinya hujan deras disertai angin kencang terjadi di daerah lain.
Apabila satu sampai tiga hari berturut-turut tak ada hujan pada musim pancaroba dari kemarau ke penghujan, maka kemungkinan akan terjadi hujan lebat dan angin kencang, termasuk hujan es.
ADVERTISEMENT
Proses Terjadinya Hujan Es
Menyadur buku Ensiklopedia Sains oleh Nida'ul Khairiyah, butiran es yang turun saat hujan es adalah kondensasi dari air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi. Di bawah ini dijabarkan proses terjadinya hujan es:
1. Pembentukan Awan Cumulonimbus
Proses terjadinya hujan es dimulai dengan pembentukan awan cumulonimbus, yakni awan tebal dan tinggi yang mencapai lapisan atmosfer atas. Awan ini sering muncul saat cuaca buruk, seperti badai petir.
2. Pengangkatan Udara Hangat dan Lembap
Udara hangat dan lembap di permukaan bumi naik ke atas melalui proses konveksi. Saat udara ini naik, suhunya turun, dan uap air pada udara tersebut terkondensasi membentuk tetesan air.
3. Pembekuan Tetesan Air
Pada ketinggian tertentu, suhu awan cumulonimbus akan sangat rendah. Hal tersebut yang membuat tetesan air membeku menjadi bola-bola es.
ADVERTISEMENT
4. Proses Bergeron
Proses bergeron terjadi ketika kristal es bertumbukan dengan tetesan air super dingin, yakni air yang suhunya sudah di bawah titik beku tetapi masih dalam bentuk cair.
Tumbukan antar kristal es dan tetesan air super dingin tersebut membuat air membeku dan menempel pada kristal es, sehingga kristal es semakin besar.
5. Pembentukan Pelet Es
Saat kristal es bertumbukan dengan tetesan air super dingin lalu menyatu, akan terbentuk pelet es yang lebih besar. Proses ini akan terus berlanjut selama masih ada air super dingin yang belum membeku.
6. Jatuh ke Bumi
Apabila pelet es tersebut sudah cukup berat, gravitasi akan menariknya sehingga jatuh ke bumi yang kemudian disebut hujan es. Saat terjadi hujan es, diharapkan masyarakat waspada karena bisa berbahaya dan menimbulkan kerusakan.
ADVERTISEMENT
(NSF)