Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Edward Colston yang Patungnya Dirusak Saat Demo George Floyd
8 Juni 2020 13:51 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demonstrasi terkait protes kematian warga AS, George Floyd , hingga kini masih terus berlangsung di beberapa negara. Salah satu aksi unjuk rasa yang menjadi sorotan adalah saat para pedemo turut merobohkan patung Edward Colston di Bristol, Inggris.
ADVERTISEMENT
Dikabarkan pada Minggu (7/6), puluhan ribu orang menghadiri demonstrasi Black Lives Matter . Sebagian kecil di antaranya turut merusak dan merobohkan patung Edward Colston. Peristiwa ini kemudian mendapat tanggapan keras dari pemerintahan Inggris dan meminta kepolisian agar segera melakukan penyelidikan.
Lantas siapa sosok Edward Colston yang patungnya menjadi sasaran pedemo di Inggris? Simak rangkuman sejarah singkatnya berikut.
Sejarah Singkat
Colston diketahui tumbuh dalam keluarga pedagang kaya Royal African Company (RAC) yang memonopoli perdagangan budak di Akfrika Barat pada 1680. Ia lahir di Bristol, Inggris, pada 1636 dan menjadi pedagang budak terkenal di negaranya.
Sejarah menyebutkan ia telah menjual sekitar 100 ribu orang dari Afrika Barat ke Amerika dan Karibia di antara 1672-1689. Melalui perusahaan RAC inilah sebagian kekayaannya berasal dan digunakan untuk meminjamkan uang kepada perusahaan di kota Bristol.
ADVERTISEMENT
Colston kemudian mulai mengubah reputasinya sebagai filantropis dengan menyumbang kegiatan amal untuk sekolah serta rumah sakit di Bristol dan London. Untuk menghormatinya, Bristol kemudian mendirikan patung perunggu Colston setinggi 5,5 meter di Colston Avenue pada 1895. Kota ini juga memiliki sekolah yang dinamai dengan namanya sendiri.
Pro Kontra Patung Colston
Pendirian patung Colston kini menjadi fenomena yang kembali disorot masyarakat Inggris, khususnya mereka yang bermukim di Bristol. Sepekan terakhir, masyarakat Bristol membuat petisi dan mengumpulkan tanda agar patung tersebut dihilangkan.
Dikutip dari Guardian, beberapa masyarakat di antaranya merasa bahwa sosok Colston tak selayaknya mendapatkan tempat di kota Bristol karena telah terlibat dalam perbudakan.
"Sementara sejarah tidak boleh dilupakan, orang-orang ini yang diuntungkan dari perbudakan individu tidak layak mendapatkan kehormatan patung."
ADVERTISEMENT
“Kami dengan ini mendorong dewan kota Bristol untuk menghapus patung Edward Colston. Dia tidak mewakili kota kami yang beragam dan multibudaya," bunyi petisi tersebut, seperti yang diberitakan The Guardian.
Menanggapi hal ini, Museum Bristol telah berusaha menjelaskan alasan mengapa patung Colston tetap berada di kota. Mereka mengatakan melalui situs resminya bahwa sejauh ini Colston tidak pernah berdagang di Afrika (perbudakan) dengan alasannya sendiri. Mereka menyebutkan bahwa selama ini apa yang diketahui hanya sebatas Colston menjadi anggota aktif badan pengurus RAC selama 11 tahun.
(RDR)