Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Teori Perilaku Konsumen: Pengertian, Faktor, dan Analisisnya
25 Oktober 2023 15:43 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teori perilaku konsumen adalah suatu studi yang digunakan untuk mengenal perilaku konsumen.
ADVERTISEMENT
Teori ini berfungsi membantu perusahaan meramalkan kapan konsumen mungkin melakukan pembelian dan mengenali langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mempengaruhi pemikiran dan pandangan konsumen.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen, termasuk tingkat pendapatan, kemampuan konsumen dalam menilai hubungan antara biaya dan manfaat, faktor lingkungan sosial, dan karakteristik pribadi konsumen.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai teori perilaku konsumen, simak penjelasan mengenai pengertian hingga analisis perilaku konsumen di bawah ini.
Apa Itu Teori Perilaku Konsumen?
Menurut Harsuko Riniwati, dkk dalam buku Ekonomi Mikro, teori perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari perilaku konsumen di pasar output yaitu mempelajari bagaimana seorang konsumen memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang dibeli dalam berbagai situasi.
Teori ini membantu perusahaan dalam meramalkan kapan konsumen akan melakukan pembelian dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat memengaruhi pikiran dan sikap konsumen.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen meliputi pendapatan, kemampuan konsumen untuk memahami perbandingan antara biaya dan manfaat, pengaruh lingkungan sosial, dan karakteristik individu.
Teori perilaku konsumen membantu perusahaan mengidentifikasi target konsumen yang sesuai dengan produk mereka, seperti pengelompokan berdasarkan demografi, situasi sosial-ekonomi, tempat pertemuan konsumen, minat dan hobi, serta lingkaran sosial mereka.
Ini juga membantu perusahaan dalam menentukan waktu yang tepat untuk memberikan diskon dan strategi pemasaran lainnya.
Memahami perilaku konsumen juga membantu perusahaan dan pembuat kebijakan dalam menyusun perlindungan yang sesuai bagi konsumen.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mencakup norma, nilai, keyakinan, dan praktik yang dianut oleh masyarakat. Faktor ini memengaruhi perilaku konsumen melalui kultur, sub-kultur, dan kelas sosial.
Contohnya, dalam suatu kultur, warna tertentu bisa memiliki makna simbolis, dan ini dapat memengaruhi preferensi konsumen terhadap produk.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial memengaruhi perilaku konsumen melalui pengaruh dari kelompok sosial yang mereka ikuti.
Keluarga, teman, kelompok sosial, dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk pilihan konsumen.
Misalnya, seorang remaja mungkin lebih mungkin memilih produk yang disukai oleh teman-teman mereka.
3. Faktor Personal
Faktor personal meliputi berbagai aspek seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, gaya hidup, kepribadian, dan nilai-nilai individu.
Misalnya, seorang individu yang aktif secara fisik mungkin memiliki preferensi yang berbeda dalam pemilihan makanan dibandingkan dengan seseorang yang lebih pasif.
ADVERTISEMENT
4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis memengaruhi perilaku konsumen melalui hal-hal seperti motivasi, persepsi, insting, dan sikap. Motivasi adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk membeli produk.
Persepsi adalah bagaimana individu melihat dunia dan produk di sekitarnya. Sikap terhadap produk atau merek dapat sangat memengaruhi keputusan konsumen.
5. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mencakup kondisi ekonomi pribadi dan rumah tangga seseorang. Pendapatan, harga produk, tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran adalah contoh faktor-faktor ekonomi yang memengaruhi perilaku konsumen.
Misalnya, konsumen dengan pendapatan rendah mungkin lebih sensitif terhadap perubahan harga.
6. Faktor Situasional
Faktor situasional adalah kondisi yang terjadi pada saat konsumen membuat keputusan pembelian.
Ini bisa mencakup kenaikan harga tiba-tiba, kelangkaan produk, promosi, cuaca, atau situasi khusus lainnya.
Sebagai contoh, konsumen mungkin lebih cenderung membeli produk makanan kaleng ketika cuaca buruk.
ADVERTISEMENT
Jenis Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis, di antaranya:
1. Perilaku Konsumen Rasional
Perilaku konsumen rasional adalah perilaku di mana konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan pertimbangan yang logis dan rasional.
Dalam perilaku ini, beberapa karakteristik mencakup pembelian produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pribadi, memastikan produk memberikan nilai dan manfaat optimal, memilih produk yang memiliki kualitas atau mutu yang baik, dan lain sebagainya.
2. Perilaku Konsumen Irasional
Sementara itu, perilaku konsumen irasional adalah kebalikannya, di mana konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan emosi dan dorongan impulsif.
Contoh-contoh perilaku ini mencakup konsumen yang membeli produk hanya karena terpengaruh oleh iklan atau promosi tanpa pertimbangan yang mendalam, konsumen yang membeli produk untuk meniru teman atau selebriti tanpa mempertimbangkan apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Model Perilaku Konsumen
Ada beberapa model yang digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Model Pavlovian
Model Pavlovian diilhami oleh penelitian Ivan Pavlov dalam belajar perilaku manusia.
Model ini berfokus pada bagaimana konsumen belajar tentang produk dan kemudian mengambil keputusan pembelian.
Analisis perilaku konsumen dalam model ini didasarkan pada proses psikologis manusia.
Dalam konteks ini, konsumen dapat mengembangkan preferensi dan perilaku berdasarkan pengalaman mereka dengan produk tertentu.
Contohnya, konsumen mungkin terkondisikan untuk merasa senang dengan produk tertentu setelah beberapa pengalaman positif.
2. Model Howard-Sheth
Model Howard-Sheth menggambarkan proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk. Model ini terdiri dari tiga tahap: input, proses, dan output.
Tahap input mencakup semua faktor yang memengaruhi keputusan pembelian, seperti motivasi, informasi, dan preferensi.
ADVERTISEMENT
Tahap proses mencakup cara konsumen memproses informasi ini.
Tahap output adalah hasil dari keputusan pembelian yang dibuat oleh konsumen.
3. Model Engel-Kollat-Blackwell
Model Engel-Kollat-Blackwell menggambarkan perilaku konsumen sebagai proses yang terdiri dari lima tahap yang berurutan.
Tahap-tahap ini melibatkan beberapa proses yakni:
4. Model Nicosia
Model Nicosia menggambarkan perilaku konsumen sebagai proses empat tahap.
Tahap pertama adalah komunikasi, di mana konsumen menerima informasi dari berbagai sumber seperti iklan dan ulasan produk.
Tahap berikutnya adalah pencarian informasi, di mana konsumen mencari informasi lebih lanjut tentang produk.
ADVERTISEMENT
Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif, di mana konsumen membandingkan pilihan yang tersedia.
Tahap terakhir adalah keputusan pembelian, di mana konsumen membuat keputusan akhir.
5. Model Black Box
Model Black Box menggambarkan perilaku konsumen sebagai sebuah kotak hitam yang menerima input dari lingkungan dan menghasilkan output dalam bentuk keputusan pembelian.
Dalam model ini, proses internal konsumen tidak terlihat secara detail, seperti dalam model-model sebelumnya.
Ini mencerminkan ide bahwa ada banyak faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembelian, dan seringkali proses ini kompleks dan sulit dipahami.
Contoh Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku konsumen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Analisis Perilaku Konsumen
Untuk memahami perilaku konsumen, kita perlu melakukan analisis. Analisis perilaku konsumen dalam metode berikut ini:
1. Survei
Survei merupakan metode yang paling umum digunakan dalam analisis perilaku konsumen. Metode ini melibatkan pengumpulan data melalui kuesioner atau wawancara kepada konsumen.
Survei memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi langsung dari konsumen mengenai preferensi, kebiasaan, dan kebutuhan mereka.
Hasil survei ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren, preferensi produk, dan tingkat kepuasan konsumen.
Dengan demikian, survei membantu perusahaan untuk merancang produk atau layanan yang lebih sesuai dengan harapan konsumen.
2. Observasi
Metode observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku konsumen dalam situasi nyata.
Ini bisa berarti mengamati konsumen saat berbelanja di toko fisik, memeriksa bagaimana mereka berinteraksi dengan produk di toko daring, atau melihat bagaimana mereka menggunakan produk secara langsung.
ADVERTISEMENT
Observasi memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku konsumen tanpa mempengaruhi mereka dengan pertanyaan atau wawancara.
Ini membantu perusahaan dalam memahami reaksi konsumen terhadap produk atau layanan secara langsung.
3. Studi Kasus
Studi kasus melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap perilaku konsumen dalam situasi tertentu.
Dalam metode ini, perusahaan menganalisis kasus atau situasi tertentu di mana konsumen telah berinteraksi dengan produk atau layanan mereka.
Studi kasus memungkinkan perusahaan untuk memahami konteks yang lebih luas di sekitar keputusan konsumen, seperti faktor-faktor lingkungan, psikologis, atau ekonomi yang mempengaruhi perilaku mereka.
4. Analisis Data
Metode analisis data melibatkan pemrosesan dan analisis data yang telah dikumpulkan dari konsumen.
Data ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk penjualan, riwayat pembelian, atau data perilaku online.
ADVERTISEMENT
Analisis data memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi pola, tren, dan korelasi yang mungkin tersembunyi dalam data konsumen.
Dengan alat analisis yang tepat, perusahaan dapat mendapatkan wawasan yang kuat tentang perilaku konsumen, yang dapat digunakan untuk meningkatkan strategi pemasaran.
5. Fokus Grup
Metode fokus grup melibatkan pengumpulan sekelompok konsumen untuk berpartisipasi dalam diskusi mendalam tentang produk atau jasa tertentu.
Diskusi ini dipandu oleh seorang moderator dan bertujuan untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan pandangan konsumen secara lebih mendalam.
Fokus grup dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana konsumen berinteraksi dengan produk, apa yang mereka harapkan, dan bagaimana perusahaan dapat memenuhi ekspektasi mereka.
Dalam melakukan analisis perilaku konsumen, perusahaan dapat menggunakan satu atau beberapa metode di atas.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami perilaku konsumen, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk produk atau jasa mereka, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan lebih baik.
(SAI)