Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Variabel Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
11 Desember 2020 18:57 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 18 April 2022 19:59 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Variabel memiliki berbagai jenis yang perlu untuk dipahami bagi siapa pun yang akan melakukan sebuah penelitian. Untuk mengetahui apa itu variabel dan jenis-jenisnya , simak penjelasan selengkapnya dalam berikut ini.
Pengertian Variabel
Menyadur dari buku Populasi, Sampel, Variabel dalam Penelitian Kedokteran yang disusun oleh Eddy Roflin, dkk., pengertian variabel adalah karakteristik dari subjek penelitian yang diukur. Lebih dari itu, variabel memiliki konsep dan definisi operasional.
Secara konseptual, variabel menjelaskan batasan atau pengertian tentang suat variabel secara teori. Sementara itu, secara operasional, variabel menjelaskan tentang cara mengukur sekaligus hasil pengukuran yang dilakukan atas variabel tersebut.
Inilah mengapa, seorang peneliti harus mampu merumuskan definisi konsep dan operasional variabel penelitiannya dengan jelas dan tegas. Sebab, variabel mencakup segala sesuatu yang ditetapkan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu hal hingga bisa ditarik kesimpulannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sifatnya, variabel dibedakan menjadi lima, yaitu sifat variabel, hubungan antar-variabel, urgensi pembukaan instrumen, dan tipe skala pengukuran.
Ciri-ciri Variabel
Variabel dari sebuah penelitian harus memenuhi karakteristik tertentu. Menurut buku Metodologi Penelitian Pendekatan Multidisipliner yang disusun oleh Siti Fadjarani, dkk., ciri-ciri variabel adalah sebagai berikut:
1. Harus memiliki nilai bervariasi
Karena variabel menjadi pembeda antar-objek yang satu dengan yang lainnya, maka variabel harus memiliki nilai variasi terhadap individu, organisasi atau objek yang akan diteliti.
Misalnya, dalam suatu populasi terdiri dari 20 siswa beserta nilai Ujian Akhir Semester masing-masing. Maka, nilai siswa akan menjadi variabel apabila terdapat variasi nilai UAS terhadap populasi siswa tersebut.
Apabila dari keseluruhan jumlah siswa tersebut memiliki nilai UAS yang sama, tak ada variasi dalam ujian tersebut. Artinya, UAS tak dapat disebut sebagai variabel dari populasi tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Pembeda antar-satu objek dengan objek lainnya
Meski dalam sebuah populasi terdiri dari objek yang memiliki ciri serupa, tentu terdapat variabel yang menjadi pembeda di dalamnya.
Misalnya, sebuah populasi mahasiswa memiliki kesamaan karakteristik, yakni statusnya sebagai mahasiswa. Namun, di antara mereka terdapat perbedaan dalam strategi dan metode belajar serta berbagai perbedaan lainnya.
Perbedaan itulah yang dapat disebut dengan variabel. Sebab, terdapat karakteristik dan sifat yang berbeda-beda.
3. Harus dapat diukur
Ciri ketiga dari sebuah variabel, yakni harus dapat diukur. Sebab, dalam sebuah riset harus menghasilkan output penelitian yang objektif dan bisa diuji kebenarannya.
Jenis-jenis Variabel
Menurut sumber yang sama, bila dilihat dari aspek hubungan antar-variabel, suatu variabel dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain.
ADVERTISEMENT
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang keberadaannya diakibatkan oleh adanya variabel bebas. Disebut demikian karena kondisi atau variasinya terikat dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.
3. Variabel Kontrol (Control Variable)
Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya, sehingga tidak berpengaruh terhadap gejala yang sedang diteliti. Dalam beberapa penelitian, variabel kontrol lebih sering digunakan pada penelitian yang sifatnya eksperimental.
4. Variabel Moderat
Jenis variabel yang satu ini merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti. Tujuannya untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
5. Variabel Intervening
Jenis variabel selanjutnya, yakni variabel intervening. Menurut buku Cara Mudah Memahami Metodologi Penelitian yang disusun oleh I Made Indra dan Ika Cahyaningrum, variabel intervening merupakan variabel antara atau penyela yang terletak di antara variabel independen dan dependen .
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya, jenis variabel ini memengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Sementara itu, bila ditinjau dari urgensi pengumpulan data nya, jenis variabel dapat dibedakan menjadi dua, di antaranya:
1. Variabel konseptual
Jenis variabel ini tak memiliki dampak secara empiris. Sebab, variabel konseptual memiliki sifat yang tersembunyi dalam sebuah konsep.
2. Variabel faktual
Berbeda dengan jenis variabel konseptual, variabel faktual memiliki kejelasan dan eksistensinya memang ada secara nyata. Karakteristik variabel faktual salah satunya apabila terjadi kesalahan pengumpulan data, tak termasuk ke dalam kesalahan instrumen.
Sebab, kesalahan tersebut terdapat dalam responden. Misal adanya ketidakjujuran responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, dan berbagai kemungkinan lainnya.
Sedangkan berdasarkan sifatnya, variabel dapat dibedakan menjadi dua jenis, di antaranya:
1. Variabel Dinamis
Pengertian variabel dinamis adalah suatu variabel yang bisa diubah baik keadaan maupun karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau perubahan sesuai tujuan yang diinginkan peneliti.
ADVERTISEMENT
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Contohnya, prestasi belajar, motivasi belajar, kinerja pegawai, dan lain-lain
2. Variabel Statis
Variabel statis adalah variabel yang mempunyai sifat yang tetap dan tidak dapat diubah, baik keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi normal, sifat-sifat tersebut sulit untuk diubah.
Contohnya, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain.
Tips Skala Pengukur
Ada empat tingkatan dalam variabel, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Berikut ini penjelasannya masing-masing:
1. Variabel Nominal
Variabel nominal adalah variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara kategori dan diskrit. Variabel nominal juga bisa disebut dengan variabel diskrit.
Dilihat dari namanya, nominal atau nomi menunjukkan bahwa tanda atau label hanya digunakan untuk membedakan antar-variabel. Contoh dari variabel ini, yaitu gender, agama, wilayah, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
2. Variabel Ordinal
Variabel ordinal, yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan, tetapi tidak memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan.
Contohnya, peringkat dalam kejujuran karena selisih yang menggambarkan jarak pencapaian skor atau prestasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan.
3. Variabel Interval
Skala variabel jenis ini dapat dibedakan, bertingkat dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran. Namun kesamaan tersebut sifatnya tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.
Contoh variabel interval ialah penerimaan rapot dari hasil belajar yang diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10 dan seterusnya.
4. Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan, memiliki persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.
Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 sentimeter adalah setengah dari orang yang tinggi badannya 100 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Contoh Variabel
Agar mempermudah pemahaman mengenai jenis variabel yang telah disebutkan di atas, simak beberapa contoh variabel penelitian yang dikutip dari buku Metodologi Penelitian Pendekatan Multidisipliner berikut ini:
Contoh variabel bebas atau variabel independen
Sebuah penelitian berjudul “Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa”. Maka variabel bebas atau variabel independennya, yakni ‘Motivasi belajar’. Sebab, variabel tersebut tak bergantung pada variabel lainnya.
Contoh variabel terikat atau variabel dependen
Seorang peneliti ingin mengungkap “Apakah ada pengaruh kebiasaan lembur terhadap kualitas kinerja karyawan”. Maka variabel terikatnya, yakni ‘Kualitas kinerja karyawan’. Hal itu karena kualitas kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel ‘Kebiasaan lembur’.
Contoh variabel kontrol
Sebuah penelitian yang ingin mengungkap “Pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa”. Maka variabel independennya, yakni ‘media pembelajaran’. Sementara itu, variabel dependennya, yaitu ‘motivasi belajar siswa’. Sedangkan untuk variabel kontrolnya yang ditetapkan sama, yakni ‘video interaktif’.
ADVERTISEMENT
Dengan diterapkannya variabel kontrol tersebut, maka dampak dari pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa bisa diketahui secara komprehensif.
Contoh variabel moderat
Sebuah peneliti ingin mengungkapkan “Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar? Prestasi belajar akan semakin bagus apabila didukung oleh IQ yang baik, dan sebaliknya”.
Maka variabel independennya, yakni ‘Motivasi Belajar’. Sementara itu, variabel dependennya, yaitu ‘prestasi belajar’. Sedangkan variabel moderatornya ialah ‘IQ yang baik'.
Contoh variabel intervening
Sebuah penelitian ingin mengungkap “Pengaruh kepuasan konsumen terhadap tingkat penjualan produk kecantikan. Rendah atau tingginya kepuasan konsumen secara tak langsung memengaruhi tingkat penjualan produk.
Maka, ‘kepuasan konsumen’ merupakan variabel independen. Sementara itu, variabel dependennya yakni ‘tingkat penjualan produk kecantikan’. Sedangkan variabel intervening-nya yaitu ‘kualitas produk’.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai variabel dalam sebuah penelitian. Semoga bermanfaat!
(MSD & ANM)