Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
7 Fakta Kasus Kerja Paksa Mahasiswa Indonesia di Taiwan
3 Januari 2019 19:22 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa yang menjadi korban kerja paksa di pabrik lensa kontak di Taiwan. (Foto: Ko Chih-en/ taiwannews.com)
ADVERTISEMENT
Ratusan mahasiswa asal Indonesia dikabarkan menjadi korban kerja paksa di Taiwan . Para mahasiswa yang mengikuti skema kuliah magang ini berangkat ke Taiwan melalui program industry academia collaboration. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australasia, untuk melakukan pertukaran. Mahasiwa yang ingin berkuliah tetapi memiliki kendala ekonomi diberikan pengurangan biaya kuliah oleh kampus. Perusahaan kemudian menyediakan kesempatan kerja bagi mahasiswa secara suka rela untuk membantu kondisi ekonomi mahasiswa.
Namun seorang anggota parlemen Partai Kuomintang asal Taiwan bernama Ko Chih-en mengaku telah melakukan investigasi terkait dugaan praktik kerja paksa yang melibatkan enam kampus pada (27/12/2018). Kepada China Times, Chih-en mengatakan ada 300 mahasiswa Indonesia yang dipaksa bekerja di sejumlah pabrik. Dilansir dari Taiwan News, Ko juga mengatakan para mahasiswa yang bekerja terpaksa mengonsumsi makanan mengandung babi, padahal sebagian besar mahasiswa beragama Islam. Beriku 7 fakta kasus kerja paksa mahasiswa Indonesia di Taiwan:
ADVERTISEMENT
1. Tak Hanya Mahasiswa Indonesia
Ilustrasi mahasiswa (Foto: Unsplash)
Tak hanya mahasiswa asal Indonesia, mahasiswa lainnya dari negara Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Kepulauan Pasifik juga dilaporkan dipekerjakan paksa untuk membungkus 30 ribu kotak lensa kontak di pabrik secara manual.
2. Hanya Berkuliah 2 Hari Sepekan
Ilustrasi wisatawan di Taiwan. (Foto: Pixabay)
Mahasiswa hanya diberikan waktu berkuliah di hari Kamis dan Jumat. Mereka mendapatkan libur di hari Sabtu kemudian harus bekerja mulai Minggu hingga Rabu. Tiap hari para mahasiswa akan diantarkan dengan bus untuk bekerja selama 10 jam dengan waktu istirahat 2 jam sejak pukul 07.30 hingga 19.30
3. Diancam Oleh Pihak Kampus
Ilustrasi mahasiswa (Foto: Unsplash)
Saat memprotes hal ini ke pihak kampus, mahasiswa juga dilaporkan mendapat ancaman. Pihak kampus menyarankan mahasiswa untuk bersabar dan mengatakan jika mahasiswa bisa membantu perusahaan maka perusahaan tersebut juga bisa membantu perkuliahan mereka. Mahasiswa yang menolak bekerja juga terancam kelancaran proses studinya.
ADVERTISEMENT
4. Pemerintah Indonesia Menghentikan Sementara Skema Kuliah Magang ke Taiwan
Taiwan (Foto: Unsplash)
Setelah menerima laporan, pemerintah Indonesia langsung menyelidiki kebenaran praktik ilegal ini. Selagi penelusuran berlangsung, Pemerintah Indonesia memutuskan menghentikan sementara pengiriman mahasiswa dengan skema kuliah magang ke Taiwan. Pemerintah juga akan memastikan mahasiswa Indonesia yang belajar dengan skema itu terlindungi haknya.
5. Respon Kemenlu
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Direktur Pelindundangan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, menyebutkan informasi dugaan kerja paksa itu sudah mereka terima. Kabar ini sedang ditelusuri kebenarannya oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei. Iqbal mengatakan, saat ini ada 6.000 mahasiswa Indonesia di Taiwan. 1.000 di antaranya adalah peserta skema kuliah magang.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan situasi yang ada saat ini, Kemlu melalui Kementerian Perdagangan, telah meminta kepada KDEI ( Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) Taipei untuk mendalami lebih lanjut informasi mengenai situasi mahasiswa skema kuliah magang," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/1).
6. Sudah Dilaporkan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan
Pasar malam Shihlin di Taipei, Taiwan (Foto: Flickr/Morgan Calliope)
Lembaga Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Taiwan mengatakan cukup banyak menerima pengaduan dari sejumlah mahasiswa yang mengikuti program kuliah-magang. Mereka juga mengatakan pekerjaan magang yang dilakukan mahasiswa tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka pelajari di kampus.
7. Hsuin Wu Technology University Membantah Pemberitaan Tersebut
Hsuin Wu Technology University. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Salah satu kampus yang diduga melakukan praktik kerja paksa terhadap mahasiswanya adalah Hsuin Wu Technology University. Pihak kampus kampus Hsuin Wu Technology membantah melakukan tindakan ilegal tersebut. Menurut mereka para siswa dibatasi bekerja paling lama 20 jam sepekan.
"Laporan baru-baru ini memberitakan Jurusan Information Management, Program Industry-Academia Collaboration, telah melakukan pemagangan ilegal, dan dugaan eksploitasi manusia. Pemberitaan tersebut benar-benar bertentangan dengan kenyataan di lapangan. Kami memprotes keras berita tersebut," tulis Hsuin Wu Technology University dalam rilis yang diterima, Kamis (2/1).
(rin)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini .
Download aplikasi iOS di sini .