Kisah Bayi Kembar Siam yang Kini Jadi Dokter dan Doktor

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
23 Januari 2019 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Padmo beserta istri berfoto dengan Yuliana dan Yuliani, kembar siam yang kini jadi dokter dan doktor ( Foto: Twitter/ @airin_nz)
zoom-in-whitePerbesar
Padmo beserta istri berfoto dengan Yuliana dan Yuliani, kembar siam yang kini jadi dokter dan doktor ( Foto: Twitter/ @airin_nz)
ADVERTISEMENT
Kelahiran bayi kembar siam, Yuliana dan Yuliani sempat menggegerkan masyarakat Indonesia pada 1987. Kedua bayi itu terlahir dengan kepala dempet secara vertikal atau disebut dengan kraniopagus. Hingga akhirnya, pada usia yang baru menginjak 2 bulan 21 hari, Yuliana dan Yuliani harus menjalani operasi pemisahan kepala di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
ADVERTISEMENT
32 tahun berlalu, Yuliana dan Yuliani kini telah sukses. Yuliana dikabarkan baru saja lulus S3 dan memeroleh gelar Doktor dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB). Sementara Yuliani, kini sudah menjadi seorang dokter. Keduanya adalah anak dari pasangan Tularji dan Hartini yang berasal dari Tanjung Pinang.
Kabar kesuksesan Yuliana dan Yuliani yang dulunya kembar siam itu disampaikan oleh akun @Airin_NZ melalui cuitannya di Twitter pada Senin lalu (21/1). Pemilik akun tersebut mengunggah sebuah foto keduanya yang bersama seorang dokter bernama Padmosanjojo, dokter yang melakukan operasi pemisahan kepala Yuliana dan Yuliani yang sekaligus mengangkat keduanya sebagai anak.
"Kiri berdiri Yuliani sdh jadi dokter, yg kanan Yuliana barusan lulus doktor peternakan IPB. Mrka brdua trlahir sbg bayi kembar siam dempet kepala. Dioprasi/dipisahkan oleh Prof. Padmo Santjoko kmudian kduanya diambil ank oleh Beliaunya
ADVERTISEMENT
Duduk brdua adlh Prof. Padmo bsrta istri", tulisnya.
Diketahui, keberhasilan Padmo dalam melakukan opersai bayi kembar siam pada 1987 itu menjadi tonggak sejarah di bidang kedokteran Indonesia, khususnya bidang bedah saraf. Berkat ketelitiannya, Padmo berhasil memisahkan selaput otak (durameter) yang berlekatan dengan pisau bedah biasa dan mata telanjang. Bahkan, dokter bedah saraf itu menganggap bahwa keberhasilannya itu adalah karya adiluhung sepanjang sejarah kariernya.
Ia tak memberikan tarif sepeser pun dalam operasi bayi kembar siam kala itu. Padmo melakukannya secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan, ia juga membawa Yuliana dan Yuliani beserta orang tuanya ke Jakarta.
Yuliani dan Yuliana, kembar siam yang kini jadi dokter dan doktor (Foto: YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Yuliani dan Yuliana, kembar siam yang kini jadi dokter dan doktor (Foto: YouTube)
Tidak cukup sampai di situ, Padmo juga mencarikan tempat tinggal keluarga itu. Turut membantu memenuhi kebutuhan nutrisi si kembar dan juga memantau tumbuh-kembang mereka selama di Jakarta. Padmo beranggapan bahwa hal itu perlu dilakukannya lantaran usia di bawah 5 tahun adalah fase penting bagi pertmbuhan otak.
ADVERTISEMENT
Ketika Yuliana dan Yuliani beserta orang tuanya kembali ke Tanjung Pinang, Padmo pun tetap memberikan dukungan materil demi pendidikan keduanya. Hingga akhirnya, Yuliana dan Yuliani tumbuh dewasa dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Yuliana telah tamat program doktorial di IPB, sementara Yuliani tamat dari Universitas Andalas (Unand) dan kini menjadi dokter.
Meski dulunya kembar siam dan pernah menjalani operasi pemisahan kepala yang sangat berisiko, tetapi keduanya mampu bersaing, khususnya di bidang pendidikan dengan anak-anak lain pada umumnya yang terlahir normal. Hal itu dibuktikan dengan pencapaian keduanya. Bahkan, semasa kuliah Yuliana berhasil lulus sebagai Sarjana Ilmu Nutrisi dan Makanan dengan IPK 4 sehingga mendapat predikat Cumlaude.
(zhd)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
ADVERTISEMENT
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.