Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Pemandi Jenazah Korban Teror Christchurch yang 3 Malam Tak Tidur
24 Maret 2019 16:32 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peristiwa penembakan di Christchurch hingga kini masih meninggalkan duka mendalam. Meski telah lebih dari seminggu berlalu, namun peristiwa yang menewaskan 50 orang itu hingga kini masih menjadi sorotan publik.
ADVERTISEMENT
Diketahui bahwa peristiwa penembakan secara brutal itu terjadi di dua masjid. Sebanyak 41 orang tewas di Masjid Al-Noor dan 7 orang tewas di Masjid Lindwood. sementara dua orang lainnya meninggal usai dibawa ke rumah sakit.
Polisi setempat telah menetapkan Brenton Tarrant sebagai tersangka dalam penembakan di Christchurch. Namun, tidak hanya jumlah korban maupun identitas saja yang menjadi sorotan. Aksi solidaritas hingga munculnya beberapa tokoh juga turut mencuat kisahnya.
Baru-baru ini muncul lagi cerita terkait penembakan di Christchurch. Cerita ini datang dari perjuangan relawan pemandi jenazah korban penembakan.
Melansir Channel News Asia, Minggu (24/3), sosok Mo adalah salah satu relawan pemandi jenazah. Ia mengisahkan bahwa dirinya adalah satu dari 10 relawan. Selain itu, sebanyak 3 dokter juga turut andil dalam membantu korban pasca penembakan.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 47 jenazah laki-laki dimandikan dan disiapkan untuk proses pemakaman oleh tim pria. Sementara 3 jenazah lain disiapkan oleh tim perempuan. Hal itu dilakukan setelah tim medis membersihkan luka hingga mengambil peluru yang bersarang di tubuh korban.
"Para dokter yang membantu membersihkan tubuh korban, mereka sangat luar biasa," jelas Mo, seperti dilansir dari Channel News Asia.
Setelah dimandikan, mereka juga mewudukan hingga mengafani jenazah sebelum disalatkan dan dimakamkan. Dalam melakukan hal itu secara sukarela, Mo dan relawan lainnya bahkan tidak tidur selama tiga malam.
"Kami membersihkan dan memandikan jenazah mulai pukul 08.00 pagi hingga sekitar pukul 02.00 dini hari (waktu setempat)," tambahnya.
Mo mengisahkan, bahwa apa yang telah dilakukannya merupakan sesuatu yang sangat emosional. Bahkan mereka, para relawan, hingga menitikkan air mata seusai menjalankan tugasnya. Hingga akhirnya mereka bisa menikmati tidur mereka dengan tenang.
ADVERTISEMENT
"Setelah kami selesai, saya tidur sekitar satu jam. Dan, itu adalah jam terbaik yang pernah kumiliki," lanjut Mo.
Setelah sempat ditutup, kini Masjid Al-Noor dan Masjid Lindwood yang jadi target penembakan di Christchurch, Selandia Baru, telah kembali dibuka. Pembukaan secara simbolis dilakukan dengan mencabut tali pengamanan yang terpasang seseaat usai penembakan.
(zhd)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.