Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bacaan Adzan Subuh yang Perlu Diketahui Umat Muslim
18 Maret 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 25 November 2022 17:10 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diterangkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Jangan sampai adzan Bilal menghentikan makan sahur kalian, karena dia adzan untuk mengingatkan orang yang sholat malam di masjid agar kembali ke rumah, dan untuk membangunkan orang yang tidur." (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim menjelaskan perihal hadis tersebut sebagai berikut.
"Para ulama menetapkan bahwa Bilal ditugaskan membaca adzan sebelum fajar. Sesudah dia membacakan adzannya, duduklah dia menunggu fajar sambil berdzikir. Apabila terbit fajar, dia mengambil wudu. Sesudah itu, dia naik untuk membacakan adzan yang kedua di waktu Subuh."
Adzan merupakan tanda datangnya waktu sholat bagi umat Muslim. Mengutip Kumpulan Risalah Bimbingan Sholat Lengkap oleh Muhajir (1989: 26), mengumandangkan adzan sendiri ditujukan sebagai panggilan untuk umat Muslim agar segera mendirikan sholat fardu.
ADVERTISEMENT
Adzan harus dikumandangkan dengan bahasa Arab. Itu mengapa orang yang bertugas sebagai muazin (orang yang mengumandangkan adzan) harus menghafalkan lafaznya. Bacaan adzan sendiri dikumandangkan dengan lafaz yang sama, kecuali pada bacaan adzan Subuh .
Baca juga: Manfaat Melantunkan Pujian Setelah Adzan
Bacaan Adzan Subuh yang Perlu Umat Muslim Ketahui
Bacaan adzan Subuh memiliki perbedaan dengan bacaan adzan di waktu sholat lainnya. Pada adzan Subuh, seorang muazin akan mengumandangkan lafaz "Ash-Shalaatu khairum-minannaum" sebanyak dua kali di antara kalimat "Hayya a'lal-falaah" kedua sebelum "Allahu Akbar, Allahu Akbar" yang terakhir.
Mengutip Buku Pintar Hadist Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid (2013: 148), arti dari kalimat “Ash-Shalaatu khairum-minannaum” dalam bacaan adzan Subuh tersebut adalah "sholat itu lebih baik daripada tidur".
ADVERTISEMENT
Penambahan lafaz saat mengumandangkan bacaan adzan Subuh didasarkan kepada ajaran Rasulullah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud, Rasulullah bersabda yang artinya:
"Jika (adzan) hendak sholat Subuh, tambahkanlah Ash-Shalaatu khairum-minannaum, Ash-Shalaatu khairum-minannaum."(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Setiap umat Muslim juga dianjurkan untuk tidak tinggal diam ketika mendengar adzan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
"Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, 'Apabila kalian mendengar adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika mendengar adzan berkumandang, disunahkan untuk menjawab adzan tersebut sebagaimana yang diucapkan muazin.
Adapun setelah kalimat "Hayya a'lash-shalah", "Hayya a'lal falaah" dikumandangkan, jawaban adzan Subuh yang disunahkan adalah dengan melafalkan "La haula wa la quwwata bila billahil ‘aliyyil azhim". Arti lafat tersebut adalah "tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah".
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui sumber hukum bacaan adzan Subuh tersebut, berikut ini adalah lafadz adzan Subuh dan artinya yang benar.
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
"Allah Mahabesar, Allah Mahabesar."
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
Asyhadu allaa ilaaha illallah, Asyhadu allaa ilaaha illallah
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah."
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu anna muhammadar rosuulullah, Asyhadu anna muhammadar rosuulullah
"Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
ADVERTISEMENT
Hayya ‘alash shalaah, Hayya ‘alash shalaah
"Marilah sholat, marilah sholat."
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
Hayya ‘alal falaah, Hayya ‘alal falaah
"Marilah menuju kemenangan, marilah menuju kemenangan."
ااَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ ، اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ
Ash-Shalaatu khairum-minannaum, Ash-Shalaatu khairum-minannaum
"Sholat itu lebih baik dari pada tidur, sholat itu lebih baik dari pada tidur."
للهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Allahu akbar, Allahu kabar laa ilaaha illallah
"Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Tiada Tuhan selain Allah."
Adapun setelah mendengar adzan Subuh, disunahkan untuk membaca doa setelah adzan Subuh berikut ini.
اللهم هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي
Allahumma hadza iqbaalu nahaarika wa idbaaru lailika wa ashwaatu du'aaika faghfir lii.
ADVERTISEMENT
Artinya: "Ya Allah, ini adalah saat datangnya siang-Mu, perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku."
Apa yang Ditambahkan pada Adzan Subuh?
Apa yang ditambah oleh Bilal pada adzan Subuh? Lafaz adzan Subuh berbeda dengan adzan sholat lainnya. Hal ini karena adanya tatswib atau secara etimologi bahasa Arab bermakna mengulangi pengumuman setelah pengumuman.
Tatswib digunakan untuk menyebut ucapan muazin "Ashholaatu khoirun minannauuum" pada adzan sholat Subuh sebanyak dua kali setelah ucapan "Hayya a’lal-falaah".
Selain berfungsi untuk pengulangan pengumuman masuknya waktu sholat, tatswib pada adzan Subuh juga sebagai pembeda dengan adzan pertama.
Hukum tatswib pada adzan Subuh adalah sunah. Terkait hal ini telah dijelaskan dalam kitab I’anah al-Thalibin sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
"Disunahkan membaca tatswib ini disebabkan adanya hadis sahih tentang kisah Bilal yang pernah mengumandangkan adzan Subuh dan dikabarkan kepadanya bahwa Nabi Muhammad sedang tidur.
Lalu, Bilal mengucapkan lafal, 'Assalaamu’alaikua ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuhusshalaatu khairun minannaumi'. Begitu mendengarnya, Rasulullah pun bersabda, 'Jadikanlah tatswib itu pada adzan Subuhmu.'"
Apakah Boleh Sholat Subuh di Adzan Pertama?
Mengutip Syarah Al-Lu'lu Wa Al-Marjan Jilid 4 oleh Wafi Marzuqi Ammar (2022: 404), ada dua adzan yang dikumandangkan saat waktu sholat Subuh. Adzan pertama yang dikumandangkan Bilal pada akhir malam. Tujuannya untuk membangunkan orang sahur atau sholat malam. Sementara adzan kedua adalah untuk sholat Subuh.
Mengumandangkan adzan untuk sholat Subuh disyariatkan setelah terbit fajar, dan tidak cukup dengan adzan pertama. Untuk itu, adzan Subuh disunahkan untuk dikumandangkan dua kali.
ADVERTISEMENT
Jadi, sholat Subuh harus dilakukan setelah adzan kedua, yaitu waktu memasuki terbit fajar. Sholat Subuh tidak diperkenankan dilakukan pada adzan pertama. Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla.
"Tidak boleh dilakukan adzan sebelum waktu sholat, selain sholat Subuh saja. Untuk Subuh boleh diadzankan dua kali, yang pertama sebelum terbit dajar, yang kedua setelah terbit fajar. Adzan yang kedua tidak boleh ditinggalkan, tidak boleh dicukupi dengan adzan yang pertama saja. Karena adzan yang pertama untuk sahur, yang kedua untuk sholat."
Menjelang adzan Subuh tiba, ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan, misalnya melaksanakan sholat fajar maupun melafalkan bacaan sebelum adzan Subuh , seperti bersholawat kepada Nabi.
Sementara itu, dalam menunaikan sholat Subuh, baiknya dikerjakan di awal waktu sesaat setelah adzan dikumandangkan. Hal ini juga berlaku untuk sholat fardu lainnya.
ADVERTISEMENT
Sampai Kapan Batas Waktu Sholat Subuh?
Waktu sholat merupakan persoalan yang sifatnya baku (taufiqiyyah) yang telah ditentukan dalam Alquran dan hadis. Adapun penjelasan waktu sholat secara detail telah diterangkan dalam berbagai hadis dari Rasulullah.
Berkaitan dengan waktu sholat Subuh, Rasulullah bersabda, "Waktu sholat Subuh adalah dari terbit fajar sampai terbit matahari." (HR. Muslim)
Dalam hadis lain, Rasulullah juga menyebutkan, "Siapa yang mendapatkan satu rakaat sholat Subuh sebelum terbit matahari, maka dia telah mendapati sholat Subuh." (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, waktu Subuh dimulai sejak terbit fajar shadiq, yaitu fajar kedua hingga sebelum masuknya waktu matahari terbit (syuruk) sebagai batas akhir salat Subuh. Subuh berakhir saat sudah memasuki waktu matahari terbit.
ADVERTISEMENT
Adapun yang paling utama adalah melaksanakan sholat Subuh adalah pada awal waktu. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang artinya:
"Abdullah bin Mas'ud pernah bertanya kepada Rasulullah, 'Amal apakah yang paling dicintai Allah?' Beliau menjawab, 'Amal yang paling dicintai Allah adalah sholat tepat pada waktunya.' Abdullah bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, 'Berbuat baik kepada kedua orang tua.' Abdullah bertanya lagi, 'Lalu apa lagi?' Beliau menjawab, 'Jihad fi sabilillah.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
(HAI/RA & SFR)