Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Bacaan Allahu Akbar Kabiro Takbiran di Hari Raya Idul Fitri Lengkap
28 April 2022 22:33 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 13 April 2023 14:06 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah berpuasa selama satu bulan penuh, tibalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Hari Raya Idul Fitri . Perayaan Idul Fitri selalu identik dengan gema takbir, misalnya pada malam takbiran yang dikumandangakan di masjid, mushola, hingga takbir keliling.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perjalanan menuju tempat shalat Ied juga perlu dihiasi dengan mengucap takbir. Maka dari itu, mengetahui bacaan takbiran menjadi sebuah keharusan. Bagi Anda yang belum hafal bacaan Allahu akbar kabiro takbiran hari raya secara lengkap, simak penjelasan berikut.
Bacaan Allahu Akbar Kabiro Takbiran di Hari Raya Idul Fitri
Takbir adalah mengumandangkan dan memuliakan Allah SWT sebagai Sang Pencipta dan Sang Pengatur alam semesta. Takbir biasa diucapkan secara pelan. Namun, terdapat dua macam takbir yang dianjurkan untuk dikeraskan, yaitu takbir mursal dan muqayyad.
Takbir mursal merupakan takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat. Maka dari itu, disunnahkan untuk mengucapkan takbir mursal saat di rumah, masjid, maupun di jalan pada waktu Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan takbir muqayyad merupakan takbir yang diucapkan setelah selesai shalat.
ADVERTISEMENT
Kenapa umat Islam perlu mengucapkan bacaan takbir, baik pada malam takbiran maupun pada hari lebaran? Mengucapkan takbir pada malam takbiran merupakan salah satu amalan untuk menyempurnakan amalan di bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman:
وَ لِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya, “Dan hendaklah kamu menggenapkan hitungan (hari Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (dengan bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah:185)
Selain itu, dianjurkan untuk mengucapkan takbir ketika berjalan ke tempat shalat ied sebagai cara mensyukuri setelah dapat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan bertemu Hari Raya Idul Fitri.
Sebagaimana dalam sebuah riwayat,
ADVERTISEMENT
Adapun bacaan takbiran allahu akbar kabiro secara lengkap yang disunnahkan berdasarkan pendapat madzhab Syafi’i yang dikutip dari buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i karya Syaikh Dr. Alauddin Za'tari (2019), yaitu:
Takbi Versi Pendek
Takbir Versi Panjang
ADVERTISEMENT
Semoga dengan mengamalkan bacaan allahu akbar kabiro sebagai takbiran pada malam Hari Raya Idul Fitri tiba, dibalas dengan banyak kebaikan Allah SWT.
Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri
Perbedaan takbir Idul Adha dan Idul Fitri terletak pada waktu pelaksanaannya. Seperti yang disebutkan, takbir Idul Fitri tergolong sebagai takbir mursal, yaitu takbir yang tidak terikat waktu sholat untuk membacanya.
Mengutip buku Syariah Fathal Warib-Diskursus Ubudiyah, takbir Idul Fitri tidak mengacu pada waktu sholat, sehingga bisa dibaca kapan pun dan dalam keadaan apa pun. Waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam Ied hingga imam melakukan takbiratul ihram saat sholat Ied.
ADVERTISEMENT
Sementara, takbir yang disyariatkan pada Hari Raya Idul Adha adalah takbir muqayyad. Ini adalah takbir yang dilaksanakan pada waktu khusus untuk mengiringi sholat fardhu ataupun sunnah. Waktu membacanya adalah setelah sholat Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga Ashar akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).
Terlepas dari perbedaannya, mengumandangkan takbir merupakan sunnah bagi seluruh umat Muslim tanpa terkecuali. Semua golongan, laki-laki perempuan, muda maupun tua, musafir ataupun tidak, dianjurkan mengumandangkan takbir pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Imam Syafi'i dalam Kitab Al Umm menyebutkan, "Takbir (takbiran) diharuskan atas orang-orang musafir dan orang-orang mukim, juga atas siapa pun yang melakukan sholat sendiri, berjamaah, dan juga perempuan."
(MZM)
ADVERTISEMENT