Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bacaan Niat Buka Puasa Tarwiyah dan Arafah Menjelang Idul Adha
7 Juli 2022 17:09 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 16 Februari 2023 21:14 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana niat buka puasa Tarwiyah dan Arafah? Seperti yang diketahui, Kementerian Agama telah menetapkan bahwa awal Dzulhijjah jatuh pada tanggal 1 Juli 2022, sedangkan Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Hal ini menandakan bahwa puasa Dzulhijjah pertama kali dilangsungkan pada tanggal 1 Juli 2022. Saat menjalankan puasa sunnah tersebut, seorang Muslim perlu mengetahui bacaan niat dan doa buka puasa agar ibadah yang dijalankan menjadi lebih baik di hadapan Allah SWT.
Hal ini sekaligus dapat menyempurnakan puasa sunnah tersebut dan mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menyambut hari raya Idul Adha. Adapun bacaan niat dan doa buka puasa sunnah Dzulhijjah akan dijelaskan lebih lanjut di artikel ini.
Apa itu Puasa Tarwiyah dan Arofah?
Puasa Arofah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari Arafah , yaitu ketika jamaah haji sedang berwuquf di Arafah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Fiqih Kontroversi Jilid 2: Beribadah antara Sunnah dan Bid’ah oleh H.M Anshary.
ADVERTISEMENT
Mereka yang menjalankan puasa Arafah akan mendapatkan keutamaan, seperti disebutkan diriwayatkan Abu Watadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lewat”. (HR. Muslim).
Sementara itu, puasa Tarwiyah adalah puasa yang jatuh pada hari tarwiyah. Mengutip buku Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah oleh Muhammad Ajib, Lc., MA, Ibnu Qudaham dalam Al Mughni menjabarkan arti puasa Tarwiyah dengan penjelasan sebagai berikut:
“Hari Tarwiyah adalah hari ke delapan dari bulan Dzulhijjah. Dinamai tarwiyyah (penyegaran) karena para haji membekali diri dengan air pada hari itu sebagai persiapan menyongsong hari Arafah.”
Perbedaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Perbedaan antara jenis-jenis puasa tersebut adalah waktu pelaksanaannya. Sesuai namanya, salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan ini dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
ADVERTISEMENT
"Rasulullah SAW dahulu berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjah dan hari Asyura, tiga hari pada setiap bulan, serta Senin pertama dan Kamis pertama dari bulan itu." (HR. Abu Dawud)
Khusus tanggal 8 Dzulhijjah, puasa sunnahnya disebut dengan puasa Tarwiyah. Dijelaskan buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa tulisan Ustadz Ali Amrin al-Qurawy, istilah tarwiyah berasal dari bahasa Arab tarawwa yang artinya membawa bekal air.
Dinamakan demikian karena pada hari tersebut, para jamaah haji membawa banyak bekal air zamzam untuk persiapan Aradah dan menuju Mina. Mereka minum, memberi minum untanya, serta membawanya menggunakan wadah.
Sementara, puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan waktu jamaah haji sedang wukuf di Arafah. Puasa ini sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Keutamaan Puasa Tarwiyah di Bulan Dzulhijjah
Siapa yang Dianjurkan Melaksanakan Puasa Arafah?
Puasa Arafah dianjurkan untuk mereka yang tidak menjalankan ibadah haji. Sebaliknya, para jamaah haji tidak disyariatkan untuk melaksanakannya.
Mengutip buku Waktu-Waktu Penuh Berkah Khazanah Islam tulisan Imam Baihaqi, Imam Syafi'i berpendapat bahwa jamaah haji sebaiknya meninggalkan amalan tersebut, sebab ketika haji Rasulullah juga tidak berpuasa pada hari Arafah.
Di samping itu, puasa Arafah dikhawatirkan membuat jamaah haji tidak kuat melaksanakan wukuf. Padahal, wukuf merupakan bagian dari rukun haji yang menentukan sah atau tidaknya ibadah tersebut.
Baca Juga: Bacaan Doa Selamat Lengkap Dunia dan Akhirat
Doa Berbuka Puasa Idul Adha
Saat melaksanakan puasa sunnah ini, jangan lupa untuk membaca doa buka puasa. Doa ini tidak jauh berbeda dengan doa berbuka saat menjalankan puasa lainnya. Adapun bacaan doa buka puasa yang bisa diamalkan yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin.
Artinya : "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."
Niat Buka Puasa
1. Niat Puasa Tarwiyah
Setiap jenis puasa memiliki bacaan niat yang berbeda-beda. Adapun niat puasa Tarwiyah yaitu sebagai berikut:
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat Puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
2. Niat Puasa Arafah
Niat puasa Arafah tentu berbeda dengan niat puasa Tarwiyah. Adapun niat puasa Arafah yakni sebagai berikut:
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat Puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Keutamaan Puasa Dzulhijjah
Menjalankan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan. Keutamaan tersebut telah disabdakan oleh Rasulullah,
ADVERTISEMENT
"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” (HR. Ibnu 'Abbas).
Dengan menjalankan puasa sunnah Dzulhijjah, maka seorang Muslim telah mengikuti jejak Rasulullah.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi Muhammad SAW menyampaikan, "Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya".
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah perlu diamalkan untuk memantapkan hati dalam menjalankan ibadah sunnah tersebut. Adapun doa berbuka puasa juga perlu dibaca untuk menyempurnakan puasa sunnah dalam menyambut Hari Raya Idul Adha .
ADVERTISEMENT
Perbedaan Waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi
Meski sama-sama terletak di benua Asia, waktu di Indonesia lebih cepat empat jam dari Arab Saudi. Perbedaan waktu ini membuat Idul Adha di Arab Saudi jatuh lebih dulu.
Misalnya pada tahun 2022 lalu. Mengutip laman Kemenag, Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022. Ketentuan ini berbeda dengan Arab Saudi yang menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
Karena waktu di Indonesia lebih cepat empat jam, pada tanggal yang sama, hilal mungkin terlihat lebih dulu di Arab Saudi. Itu sebabnya Arab Saudi memperingati Idul Adha duluan.
Apakah Puasa Arafah Sah Meski Arab Saudi Sudah Idul Adha?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah puasa Arafah sah hukumnya walaupun di Arab Saudi sudah memasuki tanggal 10 Dzulhijjah?
Majelis Ulama Indonesia dalam situsnya menjelaskan, amalan tersebut tetap sah dilakukan. Sebab, ini merupakan bagian dari ijtihad yang dibenarkan oleh agama.
Perbedaan penentuan waktu di berbagai belahan bumi merupakan hal yang biasa terjadi karena metode penghitungan waktu Hijriah pun berbeda. Jadi, umat Muslim disarankan untuk mengikuti keputusan pemerintah negaranya masing-masing.
(DLA)