Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penjelasan Sifat Wajib Allah dan Artinya yang Perlu Diketahui Umat Muslim
30 Maret 2021 15:26 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 20 April 2023 15:46 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai umat Muslim , penting sekali untuk mengetahui sifat wajib Allah SWT dan artinya. Pengertian sifat wajib Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai bentuk kesempurnaan bagi-Nya.
ADVERTISEMENT
Mempelajari sifat-sifat wajib Allah adalah salah satu upaya umat Muslim untuk memahami ilmu ketauhidan. Sebab, sifat-sifat Allah ini hanya dapat diyakini melalui keimanan dan akal sehat, berdasarkan petunjuk dari dalil-dalil yang bersumber pada Alquran dan hadits.
Sebagaimana yang diketahui, tauhid merupakan pilar utama dalam agama Islam . Oleh karena itu, hendaknya kita mengenal Allah lebih dekat dengan mempelajari sifat wajib-Nya.
Dalam buku Rukun Iman karya Hudarrohman (2007: 5) dijelaskan bahwa sifat wajib Allah memiliki arti akan sifat kesempurnaan dan pasti ada pada Allah. Manusia tidak akan mampu membayangkan wujud dari sifat wajib Allah tersebut, tetapi tetap wajib mengimaninya.
Penjelasan tentang Sifat Wajib Allah dan Artinya yang Perlu Diketahui Umat Muslim
Sifat-sifat wajib bagi Allah berdasarkan jumhur ulama adalah sekitar 20 sifat. Adapun penjelasan mengenai sifat wajib Allah beserta arti yang terkandung di dalamnya yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Wujud (Ada)
Wujud artinya Allah merupakan Zat yang pasti ada dan tidak diciptakan oleh siapa pun. Allah berdiri sendiri dan keberadaan-Nya tidak bergantung kepada keberadaan yang lain.
Allah ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan-Nya. Oleh karena itu, keberadaan Allah adalah wajib sebagai bukti bahwa Dia adalah Sang Pencipta seluruh alam semesta beserta isinya.
2. Qidam (Awal/Terdahulu)
Qidam artinya Allah adalah Sang pencipta yang sudah ada lebih dahulu sebelum makhluk yang diciptakan-Nya. Dalil mengenai sifat Qidam ini adalah firman Allah dalam Alquran surat Al-Hadid ayat 3 berikut.
هُوَ الأول وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمٌ )
Artinya: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)
ADVERTISEMENT
3. Baqa (Kekal)
Baqa artinya Allah Maha Kekal dan tidak akan binasa atau punah. Allah berbeda dengan semua makhluk yang mengalami perubahan dan berproses menuju kebinasaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 88 berikut:
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ الَهَا أَخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ الأوجههُ لَهُ الْحُكْمُ وَالَيْهِ تُرْجَعُونَ )
Artinya: "Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu kembali." (QS. Al-Qasas: 88)
4. Mukhalafatu Lil Hawaditsi (Berbeda dengan Makhluk-Nya)
Sifat wajib ini artinya Allah yang menciptakan alam semesta dan isinya, sehingga Allah pasti berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Inilah yang Allah maksudkan dalam firman-Nya dalam surat Asy-Syura ayat 11 berikut.
ADVERTISEMENT
فَاطِرُ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ )
Artinya: "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
Sifat wajib ini artinya Allah berdiri sendiri dan tidak bergantung pada makhluk apapun. Maksudnya, Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dari siapapun.
Allah tidak bergantung kepada selain-Nya, tetapi Allah menjadi tempat bergantung seluruh makhluk-Nya.
6. Wahdaniyat (Maha Esa)
Wahdaniyat artinya Allah Maha Esa, tunggal dan tidak ada tandingan-Nya. Ini menunjukkan mustahil ada dua Tuhan.
ADVERTISEMENT
Allah adalah yang Maha Esa baik sifat, Zat, maupun perbuatan-Nya. Jika ada dua Tuhan, akan terjadi banyak kekacauan. Pada saat terjadi persengketaan di antara dua Tuhan, maka hancurlah alam semesta beserta isinya.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Anbiya ayat 22 berikut ini.
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Artinya: "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah yang Memiliki Arasy, dari apa yang mereka sifatkan." (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qadrat (Berkuasa)
Qudrat artinya Allah Maha Kuasa dan tidak ada yang mampu menandingi kekuasaan-Nya. Adanya alam yang nampak, seluruh semesta beserta isinya, manusia, hewan, tumbuhan, dan segala bentuk ciptaan-Nya menjadi bukti kekuasaan Allah.
ADVERTISEMENT
8. Iradat (Berkehendak)
Iradat artinya setiap hal yang terjadi pada alam semesta ini merupakan kehendak dari Allah. Kehendak Allah itu bersifat bebas, tanpa ada yang bisa melarang atau memerintah-Nya. Allah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُونُ قَوْلُهُ الْحَقُّ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ علِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الحَكِيمُ الخَبِيرُ )
Artinya: "Dia-lah yang Menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia Berkata, 'Jadilah' Maka jadilah sesuatu itu.
Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nya-lah segala kekuatan pada waktu sangkakala ditiup. Dia Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dia-lah Yang Mahabijaksana, Mahateliti." (QS. Al-An'am: 73)
9. Ilmun (Mengetahui)
Ilmun artinya Allah mengetahui segala hal, entah yang terlihat maupun yang kasat mata. Allah telah memiliki ilmu yang lengkap.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan Allah bersifat menyeluruh, sangat luas dan tak terbatas. Segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tidak tampak ada dalam pengetahuan-Nya.
10. Hayat (Hidup)
Hayat artinya Allah mempunyai sifat hidup dan akan kekal selamanya. Hidupnya Allah berbeda dengan hewan dan manusia.
Allah Mahahidup dan tidak memerlukan sesuatu untuk bertahan hidup. Hidupnya Allah tidak ada awal dan tidak berkesudahan. Allah hidup sebagaimana Dia ada tanpa didahului oleh apa pun dan siapa pun.
11. Sama’ (Mendengar)
Sama’ artinya Allah Maha Mendengar yang dikatakan maupun yang tidak dikatakan. Semua suara dan bunyi, baik yang jelas, samar, bahkan yang tidak terdengar oleh manusia pasti Allah mendengarnya.
Pendengaran Allah tidak sama dengan pendengaran manusia dan hewan. Manusia dan hewan membutuhkan alat untuk mendengar (telinga), akan tetapi Allah tidak. Ini dijelaskan dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 127 berikut:
ADVERTISEMENT
وَإِذْ يَرْفَعُ ابْرَهِمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَعِيْلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), 'Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.'" (QS. Al-Baqarah: 127)
12. Basar (Melihat)
Basar artinya tidak ada makhluk yang mampu melihat sebaik kemampuan Allah. Segala sesuatu yang tampak dan yang tersembunyi semuanya tidak ada yang luput dari pandangan dan pengawasan Allah.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Maidah ayat 71 berikut.
وَحَسِبُوا الا تَكُونَ فِتْنَةٌ فَعَمُوا وَصَمُّوا ثُمَّ تَابَ اللَّهِ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوا وَصَمُوْا كَثِيرٌ مِنْهُمْ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
Artinya: "Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), (karena itu) mereka menjadi buta dan tuli,
ADVERTISEMENT
Kemudian Allah Menerima taubat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Maidah: 71)
13. Kalam (Berfirman)
Kalam artinya Allah berfirman melalui ayat-ayat di dalam Alquran. Allah berkomunikasi dengan bahasa-Nya yang disebut kalamullah. Berikut firman Allah dalam surat Asy-Syura ayat 51:
وَمَا كَانَ لِبَشَرِ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيَا أَوْ مِنْ وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلاً فَيُوْحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Artinya: "Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia Kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana." (QS. Asy-Syura: 51)
ADVERTISEMENT
14. Qadiran (Maha Kuasa)
Qadiran artinya segala hal yang ada di alam semesta ini ada dalam kekuasaan Allah. Karenanya, Allah merupakan zat yang menguasai seluruh alam dan seisinya.
15. Muridan (Maha Berkehendaki)
Muridan artinya Allah maha menghendaki segala sesuatu. Kehendak Allah ini meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta.
16. 'Aliman (Maha Mengetahui)
Allah mengetahui apa saja sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran. Artinya, tidak ada satu hal pun yang luput dari pengetahuan Allah.
17. Hayyan (Maha Hidup)
Hayyan hampir mirip dengan Hayat, yakni Allah Maha Hidup. Allah adalah Zar yang Maha Hidup dan pemberi kehidupan kepada seluruh makhluk di muka bumi ini.
18. Sami’an (Maha Mendengar)
Sami’an artinya Maha Mendengar. Allah merupakan Zat yang Maha Mendengar segala hal dan tidak tuli, termasuk setiap ucapan, doa, dan permintaan hamba-Nya.
ADVERTISEMENT
19. Basiran (Maha melihat)
Basiran artinya Allah maha melihat dan tidak buta. Baik yang tampak dengan jelas maupun yang tersembunyi, tidak ada yang lepas dari pandangan Allah.
20. Mutakalliman (Berfirman)
Mutakaliman artinya Allah berfirman dan berkata-kata atau tidak bisu. Dengan sifatnya ini, Allah memberikan petunjuk kepada manusia melalui firman-Nya.
Klasifikasi Sifat Wajib Allah
Sifat-sifat wajib bagi Allah yang disebutkan di atas dibagi oleh para ulama tauhid menjadi empat bagian. Dikutip dari Buku Pintar Akidah Islam oleh Syeikh Ibrahim Al-Bajuri (2015: 37-39), adapun pembagian klasifikasi sifat wajib Allah, yaitu:
1. Sifat Nafsiyah
Sifat nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat ini wajib melekat pada Allah dan menyatu dengan Zat-Nya. Adapun yang termasuk sifat nafsiyah hanya satu, yaitu Wujud.
ADVERTISEMENT
2. Sifat Salbiyah
Sifat salbiyah adalah sifat-sifat yang meniadakan sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat wajib bagi Allah. Sifat salbiyah ini adalah Qidam, Baqa, Mukhalafatu Lil Hawadiši, Qiyamuhu Binafsihi, dan Wahdaniyah.
3. Sifat Ma'ani
Sifat ma'ani adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan perbuatan Allah. Sifat ma'ani adalah Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama', Basar, dan Kalam.
4. Sifat Ma'nawiyah
Sifat ma'nawiyah adalah sifat-sifat yang berkaitan erat dengan sifat-sifat ma'ani. Sifat-sifat ini tidak dapat berdiri sendiri karena setiap ada sifat ma'ani, pasti ada sifat ma'nawiyah.
Adapun yang termasuk sifat-sifat ma'nawiyah antara lain Qadiran, Muridan, 'Aliman, Hayan, Sami'an, Basiran, dan Mutakalliman.