Konten dari Pengguna

Renungan Pagi Kristen dari Yesaya 41:10 tentang Pengharapan

Berita Terkini
Penulis kumparan
11 November 2021 8:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 1 Juli 2022 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Renungan Pagi Kristen dari Yesaya 41:10, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Renungan Pagi Kristen dari Yesaya 41:10, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Rasa takut memang tak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia. Ketakutan memang normal untuk dialami setiap manusia, tetapi ingatlah bahwa Anda bisa menaruh pengharapan kepada Tuhan, agar rasa takut itu tidak menguasai diri. Hal ini tertuang di dalam renungan pagi Kristen dari Yesaya 41:10.
ADVERTISEMENT

Renungan Pagi Kristen dari Yesaya 41:10

Renungan Pagi Kristen dari Yesaya 41:10, Foto: Pixabay
Mengutip Dua Konteks: Tafsir-Tafsir Perjanjian Lama oleh Emmanuel Gerrit Singgih (2009: 42), selain nubuat tentang kedatangan juruselamat, kitab Yesaya juga memuat berbagai nasihat untuk bangsa Israel yang saat itu berada di dalam pembuangan. Pada akhirnya bangsa Israel dibebaskan Tuhan dari pembuangan itu melalui Raja Koresy.
Yesaya 41:10 (TB) berbunyi:
Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa:
Barang siapa yang tetap berpegang teguh pada janji-janji Tuhan akan mengalami ketenangan saat menghadapi setiap keadaan. Hal inilah yang Tuhan minta dari kita.
ADVERTISEMENT
Ketika suatu hari nanti kita mengalami kerapuhan dan berbagai macam emosi negatif, ingatlah janji Tuhan ini, sehingga kita bisa kembali dikuatkan. Tanamkanlah di hati bahwa Tuhan tidak akan pernah melupakan dan meninggalkan kita.
Ketika bangsa Israel sedang berada di dalam kelemahan dan keterpurukan, harapan mereka tentu saja menipis. Maka dari itu, Tuhan menyampaikan janji-Nya melalui Nabi Yesaya.
Tuhan Yesus akan memberikan perhatian khusus kepada mereka yang berharap kepada-Nya. Jika kamu merasa lemah, taruhlah pengharapanmu kepada Tuhan lewat doa setiap hari.
Karena pertolongan Tuhan akan datang tepat pada waktunya, maka iman dan pengharapan kepada-Nya harus terus kita pelihara, jangan sampai kendor.
Tuhan kita adalah Allah yang Maha Kuasa dan Maha perkasa. Ia telah berjanji akan tetap setia dan menolong umat-Nya, karena tangan kanan-Nya berkuasa untuk menghadapi segala musuh yang sehebat apa pun itu.
ADVERTISEMENT
Hal Itu dibuktikan ketika Allah membebaskan bangsa Israel memakai tangan Raja Koresy. Pengharapan kepada Tuhan akan menjadi kekuatan yang menopang dan menyemangati kita di tengah segala kelemahan dan keterbatasan. Jadi, percayalah bahwa kuasa Tuhan mampu menolong kita.

Renungan Pagi Kristen tentang Kesabaran

Renungan Pagi Kristen tentang Kesabaran. Foto: Unsplash
Selain renungan dari Yesaya 41:10 di atas, ada banyak renungan pagi Kristen singkat, salah satunya renungan tentang kesabaran. Mengutip Renungan Harian Agustus 2021 oleh Tim Penulis RH (2021: 12), berikut renungan pagi Kristen tentang kesabaran berdasarkan Alkitab Yakobus 5:7.
Yakobus 5:7 (TB) berbunyi:
ADVERTISEMENT
Seorang petani menceritakan kesulitan yang dihadapinya pada musim tanam yang lalu. Mulai dari berhentinya hujan dan sulitnya air saat sawah mulai dibajak, hingga serangan hama yang memaksa mereka menanam ulang benih padinya hingga tiga sampai empat kali.
Selain menambah pekerjaan, masalah itu tentu menambah keresahan. Solusinya, tetap menggarap sawah sebaik mungkin dengan penuh kesabaran seraya berdoa agar hasil panen tidak mengecewakan.
Bersabar menghadapi penderitaan merupakan nasihat Yakobus kepada orang-orang miskin yang menderita karena tekanan orang-orang kaya. Yakobus mengajak mereka melihat penderitaan dari sudut pandang Allah.
Dengan cara ini, mereka dapat melihat tujuan akhir penderitaan dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan yang menguatkan. Yakobus tidak mengatakan bahwa orang-orang kaya yang menindas mereka akan digulingkan. Namun, Yakobus mengajak mereka untuk belajar pada kisah Ayub dan percaya bahwa Tuhan menyediakan berkat.
ADVERTISEMENT
Bersabar adalah tetap menantikan Allah. Menanggung penderitaan, ketidakadilan, kesulitan, dan penganiayaan tanpa bersungut-sungut sekalipus Allah tidak segera menunjukkan tanda-tanda untuk menolong kita.
Kesabaran orang kristen bukan sekadar bertahan karena terpaksa, melainkan bersedia tunduk di dalam hikmat serta kehendak Allah sekalipun terasa berat dan sulit. Terus berbuat baik tanpa lelah, tetap teguh di dalam Tuhan. Tetap menyerahkan hidup kepada Allah dalam iman dan pengharapan, sekalipun banyak penderitaan dan tertatih-tatih dalam berjalan.

Renungan Pagi Kristen tentang Kasih

Renungan Pagi Kristen tentang Kasih. Foto: Unsplash
Kasih Tuhan kepada umat-Nya sangatlah mulia. Dia rela berkorban banyak untuk membebaskan manusia dari dosa dan kejahatan yang mereka perbuat sendiri. Sebab itu, sebagai orang percaya, penting untuk melakukan renungan pagi Kristen tentang kasih karunia Yesus yang begitu luas.
ADVERTISEMENT
Mengutip Renungan Harian Desember 2019 oleh Tim Penulis RH (2019: 5), berikut renungan pagi Kristen yang diambil dari 1 Korintus 13:7 tentang kasih Tuhan.
1 Korintus 13:7 (TB) berbunyi:
Kasih berbicara banyak dalam kehidupan, dalam hubungan dengan sesama, dan juga sebuah hubungan dalam pernikahan. Kasih itu tidak pernah diam. Jika kasih itu diam dan berhenti, itu bukanlah kasih, itu adalah bentuk ketidakpedulian. Kasih itu selalu berbuat sesuatu, ia selalu bergerak, dan kasih itu menutupi segala sesuatu.
Kasih itu ibarat lem dan minyak. Kasih adalah lem yang merekatkan hubungan dan minyak yang mencegah kita bergesekan dengan cara yang salah. Ada kalanya dalam sebuah hubungan, peristiwa ekstrem dapat terjadi. Saat-saat melakukan, kegagalan tragis, kemenangan besar, hingga suka cita luar biasa, silih berganti terjadi.
ADVERTISEMENT
Ungkapan kasih yang paling kuat yang bisa kita lakukan adalah saling mengorbankan diri bagi yang lain. Mungkin ini yang disebut penyangkalan diri. Ketika kita bersedia menyangkal diri demi orang yang kita sayangi, maka kita membuktikan dengan tindakan bahwa kita mengerti arti kasih yang sesungguhnya.
Tidak ada karunia pemberian Allah yang lebih besar selesai daripada kemampuan untuk menghadapi dan menertawakan hidup bersama-sama, serta kebersediaan untuk berdoa bersama. Kasih itu merekatkan hubungan, kasih menolong kita menyelesaikan masalah dengan cara yang benar.
Usai membaca renungan dari Yesaya 41:10 tentang pengharapan kepada Tuhan serta renungan pagi Kristen lainnya, mari kita terus berdoa dan berharap kepada Tuhan Yesus.
(BRP & SFR)