Sudut Pandang Orang Ketiga dan Contohnya dalam Cerpen

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 Februari 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sudut Pandang Orang Ketiga, sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sudut Pandang Orang Ketiga, sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
Dalam membuat sebuah karya penulisan, penulis akan memposisikan tokoh sesuai dengan keinginannya, yang disebut juga dengan sudut pandang. Sudut pandang terdiri dari sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga.
ADVERTISEMENT
Kali ini, kita akan mengulas mengenai sudut pandang orang ketiga yang akan dilengkapi dengan contoh agar lebih mudah untuk dimengerti.

Sudut Pandang Orang Ketiga dalam Cerita

Ilustrasi menulis. Foto: fizkes/Shutterstock
Sudut pandang orang ketiga adalah kondisi dimana penulis meletakkan tokoh utama sebagai orang dengan kata ganti orang ketiga, yakni “ia” atau “dia”.
Dalam sudut pandang orang ketiga, penulis seolah-olah berada di luar cerita yang mengisahkan cerita tokoh utama kepada pembacanya. Dari buku Mengenali dan Menuliskan Ide Menjadi Cerpen oleh I Wayan Kerti (2020:37), pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada "di luar" cerita dan menggunakan tokoh "dia" dalam cerita.
Dan, sudut pandang orang ketiga terdiri dari 3 jenis, antara lain
ADVERTISEMENT

1. Sudut Pandang Obyektif, tokoh adalah Pengamat

Sudut pandang obyektif meletakkan penulis di luar karakter, dan penulis sebagai pencerita tidak mengetahui isi hati atau pikiran sang tokoh. Sudut pandang obyektif ini biasanya digunakan saat penulis ingin menciptakan kisah misterius yang membuat pembacanya penasaran.
Contoh:
Malika menutup ponselnya. Ia sama sekali tak menyukai apa yang dibacanya di sana. Besok, ia akan menemui Gino dan memutuskan untuk berbicara secara langsung dengannya. Ia marah dan merasa sangat tidak berguna.
Dari contoh sudut pandang orang ketiga di atas, pembaca sama sekali tidak akan tahu apa isi teks di dalam ponsel Malika.

2. Sudut Pandang Campuran

Jika sudut pandang orang ketiga membuat tokoh begitu misterius, dan terasa jauh, dengan sudut pandang obyektif yang dimodifikasi, penulis membuat pembaca bisa menebak-nebak isi pikiran dari tokoh yang dikisahkan.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Malika menutup ponselnya. Mungkin ia merasa sedih karena teks yang dikirim Gino padanya benar-benar di luar dugaan. Malika berpikir ia akan menemui bekas pacarnya itu besok pagi-pagi sekali.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu

Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, penulis mengungkapkan apa yang terjadi dalam benak si tokoh.
Contoh:
Malika menemui Gino yang tampak kusut dan tak terurus, ia mendekatinya dan berpikir bahwa mantan pacarnya itu benar-benar menyedihkan sekarang. Perlahan, amarah pun mulai lesap di dalam diri Malika.

Apa Itu Sudut Pandang Orang Ketiga?

Ilustrasi menulis novel. Foto: plo/shutterstock
Sudut pandang orang ketiga adalah jenis sudut pandang yang menempatkan posisi penulis sebagai dalangnya cerita. Kata ganti yang digunakan biasanya berfungsi untuk menceritakan tokoh utama dalam cerita seperti dia, ia, atau nama tokoh itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Yang membedakan sudut pandang orang pertama dengan orang ketika yaitu kebebasan peran di dalam ceritanya. Pada sudut pandang orang pertama, penulis bisa menunjukkan sosok dirinya dalam cerita, sedangkan pada sudut pandang orang ketika tidak bisa.
Mengutip buku Create Succeed and Immortalize karya Siti Kumala, dkk., jika sudut pandang orang ketiganya serba tahu, maka penulis bisa menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Penulis seakan-akan paling tahu watak tokoh, pikiran, perasaan, kejadian, dan latar belakang di balik ceritanya.
Selain menggunakan kata ganti “dia”, penulis juga bisa menggunakan nama dari tokoh yang diceritakan. Contohnya yaitu: “Sudah enam bulan ini Naomi terjun di dunia tarik suara.”
ADVERTISEMENT
(Adelliarosa)