Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Atalarik Syach Nilai Tsania Marwa Gagal Jadi Seorang Ibu
18 April 2017 17:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Sidang kedua perceraian antara Tsania Marwa dan Atalarik Syach baru saja selesai digelar pada Selasa (18/4) di Pengadilan Agama Cibinong. Sidang akan dilanjutkan pada waktu yang belum ditentukan. Kendati demikian Marwa tetap pada keputusannya semula untuk bercerai dengan pria yang telah memberinya dua anak itu.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah hari ini sudah mediasi, dan alhamdulillah juga bisa dibilang berjalan cukup baik. Tetapi saya bisa tekankan kalau saya tetap pada keputusan untuk tetap lanjutkan gugatan cerai dan minta hak asuh anak. Sidang laginya kapan masih tentatif," ungkap Marwa saat dijumpai mediasi di Pengadilan Agama Cibinong, Selasa (18/4).
Biasanya perempuan berusia 26 tahun ini enggan berbicara banyak tentang permasalahan rumah tangganya. Tapi kali ini, runner up Gadis Sampul 2005 ini membeberkan kepada awak media apa yang selama ini ia rasakan.
"Pertama, kuasa hukum Arik enggak pernah memenuhi janjinya mau mengembalikan barang-barang saya, itu enggak pernah terjadi. Itu juga saya angkat di ruang mediasi. Tergugat merasa masih mau menyambung hubungan pernikahan. Saya cuma bilang kepada mediator, 'Pak, kalau beliau masih mau berhubungan sama saya, kok enggak sesuai tindakannya."
ADVERTISEMENT
"Terus saya dilarang bertemu anak-anak saya. Kedua, saya diturunin di jalan. Ketiga, barang saya enggak dibalikin, dan yang keempat saya dilaporkan ke polisi karena saya dibilang mau membobol masuk rumah. Masalah barang, saya bilang sama mediator kalau emang punya niat baik sekarang saya datang ke sana biarkan saya ketemu anak-anak, dan ngambil barang saya. Dia bilang enggak bisa. Berarti enggak ada niat baik," lanjutnya.
Untuk saat ini, satu-satunya yang diinginkan Marwa hanyalah bertemu dengan kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri (4) dan Aisyah Shabira (2), karena sudah sebulan ia tak bisa bertemu dengan anak-anaknya.
"Terakhir ketemu anak-anak pas ultah Syarif tanggal 25 Maret di mal di tempat bermain. Saya tanya kalau di rumah siapa yang bersihin telinga? Dia bilang enggak ada. Terus saya bilang lagi, 'Kok suster enggak bersihin?' Enggak tahu, kata Syarif. Saya coba bersihin telinga anak saya kotor banget," kenang Marwa sambil menangis.
ADVERTISEMENT
Selain memendam kerinduan untuk bertemu dengan kedua anaknya, Marwa juga teringat dengan kata-kata Arik yang cukup menorehkan luka dalam hatinya.
Apa itu?
"Arik bilang saya gagal jadi ibu. Dia bilang bisa cari yang lebih baik dari saya. Padahal di sekolah, Syarif nangis, katanya kangen ibunya. Saya coba datang ke sana (rumah), saya diusir. Dibilang kakaknya saya kabur, saya enggak punya otak karena datang waktu Arik enggak ada," ungkap pemain sinetron "Putri yang Ditukar" ini dengan kesal.
"Karena saya punya otak, makanya saya datang, karena bapaknya enggak ada, siapa yg ngurus anak saya? Saya kan mau anak saya aman. Saya ngurus anak saya masih dari masih kecil. Di sini saya cuma minta mau ketemu anak. Itu aja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Perempuan berdarah Arab itu berencana untuk melaporkan ke Komnas Perlindungan Ibu dan Anak.
"Kami sedang menyiapkan untuk laporkan ke KPAI. Yang jelas kalau orang tua berselisih korbannya pasti anak. Kami takut anak-anak itu, sakit psikisnya yang kita khawatirkan. Kalau ada waktu sore ini kita lapor, kalau enggak ya, Kamis," tutup Hamdan, pengacara Marwa.