Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Caren Delano, Personal Stylist Agnez Mo, Krisdayanti hingga Syahrini
21 Maret 2017 10:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Dengan followers lebih dari 234.000 di Instagram, Caren adalah salah satu fashion stylist paling populer di Tanah Air. Ia juga banyak menangani artis-artis tekenal, hingga kerap disebut sebagai personal stylist langganan para selebriti di Indonesia.
Pada kumparan (kumparan.com), pria yang merupakan lulusan sekolah mode LPTB Susan Budihardjo ini awalnya tidak pernah memutuskan dirinya sebagai personal stylist selebriti. Caren mengaku, ia memulai kariernya dengan menerima pekerjaan melalui klien-klien pribadinya.
"Bahasa personal stylist itu maksudnya, saya tidak pernah berangkat dari sebuah media, melainkan dari personal shopping dan personal styling yang database-nya bukan selebriti. Banyak stylist yang berangkat dari media kayak majalah, kan? Nah, saya enggak berangkat dari situ," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selebriti pertama yang menjadi kliennya kala itu adalah Marsha Timothy. Caren membuatkan sebuah desain busana untuk sesi foto istri Vino Bastian itu.Â
Selain Marsha Timothy, Caren juga menjadi stylist untuk Agnez Mo, Chelsea Olivia dan Glen Alinskie, Syahrini, Krisdayanti, serta Nagita Slavina. Jika dihitung, sudah ratusan artis yang ia arahkan gayanya, dan seluruhnya berkesan karena punya cerita tersendiri.
Tapi, apakah semua selebriti membutuhkan personal stylist? Pria yang melanjutkan pendidikan mode di New York's Fashion Institute Technology jurusan Fashion Business and Merchandise di tahun 2006 ini mengatakan, keberadaan personal stylist itu penting untuk saat ini.
"Zaman dulu memang enggak pakai. Para selebriti mengurus segala sesuatunya sendiri. Sekarang, personal stylist itu penting untuk membangun image mereka. Tiap selebriti kan, branding-nya berbeda-beda. Agnez Mo sama Chelsea Oliva kan, beda. Jadi ya, personal stylist itu sebuah kebutuhan untuk membangun brand mereka," jelas Caren.
Sebagai personal stylist, sahabat presenter Dave Hendrik ini tidak hanya mengurus soal busana, namun berlaku juga untuk rambut, makeup, kuku, sepatu, dan akesori yang akan dikenakan kliennya. Jadi, tidak hanya sekadar mix and match di baju saja. Untuk urusan penampilan, peminjaman busana pun tergantung kebutuhan acaranya.
ADVERTISEMENT
"Kalau konser, kayak Syahrini, bisa pinjam dari sekitar 7 desainer. Kalau di televisi kan, ada tema acara. Jadi, disesuaikan. Kalau cuma ke acara ke ulang tahun, ke event gala yang ada dresscode-nya, kita ikuti. Kalau enggak ada, konsep kita bikin sendiri," ungkapnya.
Caren menambahkan, selama bekerja, ia tidak pernah mengalami kesalahan busana. Contoh, busana artis A digunakan oleh artis B di acara yang berbeda dalam jangka waktu yang singkat. Ia sangat menghindari hal itu.
"Saya usahakan tidak. Kalau aksesori, mungkin," kata Caren yang hanya menangani 1-3 artis untuk di-styling pada hari yang sama.
Untuk inspirasi, pria yang juga melanjutkan pendidikannya ke New York University jurusan Luxury Goods di tahun 2007 ini mengungkap bahwa ia mendapat inspirai dari mana-mana, terutama media sosial dan YouTube.Â
ADVERTISEMENT
"Kalau misalkan Fendi, Luis Vuitton, atau Chanel lagi bikin tren show buat fashion week, aku bisa lihat dari YouTube dengan mudah. Majalah-majalah luar yang sudah ada di sini juga membantu. Jadi, memudahkan," ucap Caren.
Bagi Caren, pekerjaan sebagai personal stylist sangat menjanjikan. Ia percaya, saat ia kembali ke Indonesia setelah menuntut ilmu di Amerika Serikat, bisnis pribadinya sebagai stylist dan konseptor akan dilirik orang-orang. Dan ternyata, hasilnya sesuai dengan harapannya.
"Selalu ada peluang buat saya. Sekarang, saya lebih konsentrasi ke brand, corporate, dan company-company. Itu sudah terbukti kalau mereka butuh jasa saya," tuturnya.
Selama bekerja, Caren mengaku tidak pernah mendapat komplain keras dari artis-artis yang ia tangani. Namun, ia tidak menampik soal human error.
ADVERTISEMENT
"Kita kerja itu enggak ada yang sempurna. Tiba-tiba bajunya jadi kesempitan atau kelonggaran, itu pernah terjadi. Idealnya, fitting itu 2 minggu sebelum acara besar. Tapi, kalau artisnya sampai marah dan enggak mau pakai bajunya, itu enggak pernah terjadi," terangnya.
Pria yang mendapat banyak inspirasi dari desainer fesyen asal Amerika Serikat, Rachel Zoe, itu mengaku bahwa kepuasan terbesarnya saat menjadi personal stylist melebihi uang yang dibayarkan padanya saat artis-artis yang ia tangani dengan bangga dan terlihat memukau di atas panggung.Â
Caren merasakannya saat menggelar show 'The Backstage' pada November tahun lalu dengan menghadirkan 86 artis. Ia melihat dengan jelas bagaimana mereka tampil luar biasa di atas panggung.
Untuk harga jasanya, Caren mengatakan bahwa harga styling-nya dimulai dari 2 juta rupiah. Ia kembali mengungkap bahwa ia kerap menganut sistem barter dengan para selebriti yang ditangani.Â
ADVERTISEMENT
Sedangkan, untuk benar-benar mencari materi dalam bentuk uang, Caren memilih menjalin kontrak dengan sebuah perusahaan dan proyek iklan.
"Teman-teman selebriti bisa mengangkat nama kita. Kalau aku dibilang dibayar mahal, ya, enggak juga. Selebriti adalah media kita, seperti majalah kita yang berjalan. Mareka kita styling, menyebutkan nama kita, itu aja sudah jadi media. Seperti itu sistem barternya," terangnya.
Caren melanjutkan, ia tidak bicara masalah bisnis dengan selebriti. Itu adalah alasan kenapa berani menggelar show tunggalnya pada Oktober 2016 lalu lengkap dengan puluhan artis.
"Aku ingin bilang kalau aku bisa merepresentasikan styling aku sama teman-teman selebriti aku," tuturnya.
"Kalau pun ada rupiah yang mereka bayarkan ke aku saat mereka nunjuk aku sebagai personal stylist mereka, harganya tidak sesuai dengan harga sebenarnya. Kalau saya sih, begitu. Harga personal styling ke klien dan selebriti beda," lanjutnya.
Banyaknya pria yang kini terkenal sebagai fashion stylist, Caren merasa bangga karena banyak yang ditakdirkan hidup dengan kreativitas yang luar biasa.Â
Selain itu, pria yang pernah menjadi stylist untuk sebuah perusahaan retail di New York, Amerika Serikat ini juga punya pesan bagi kamu yang ingin berkarier sebagai personal stylist, yakni konsistensi dan komitmen.
"Kalau dua hal itu bisa dijalani, banyak ladang pekerjaan yang terbuka untuk mereka. Usahakan juga untuk bersaing secara sehat," kata Caren.
Baca Juga:
ADVERTISEMENT
Caren bercerita bahwa saat ini ia tengah menjadi konsultan fesyen untuk sebuah televisi swasta. Ia memberikan pelatihan kepada tim wardrobe. Namun, ada yang salah di matanya.
"Anak-anak wardrobe di televisi merasa jadi stylist. Mereka bilang, styling artis-artis di televisi itu hasil kerja mereka di media sosial, tanpa mengatasnamakan company mereka. Itu salah menurut saya. Orang wardrobe ya, orang wardrobe. Stylist itu pekerjaannya luas sekali. Konsep, warna, hingga ide itu kita yang pikirin. Sedangkan wardrobe itu yang memakaikan busana dan mengambil busananya," jelas Caren.
ADVERTISEMENT
Pria 36 tahun itu menambahkan, jika kamu yang ingin menjadi personal stylist sebaiknya mengemban pendidikan dulu soal fesyen dan memiliki pengalaman dulu sebelumnya, entah kerja di toko retail atau menjadi seorang freelancer.
"Banyak banget orang-orang yang mengirim saya pesan di media sosial kalau mereka mau jadi stylist, mau jadi tim saya, hingga mau jadi asisten saya. Tapi, pas saya interview, mereka enggak punya dasar apa-apa. Ada baiknya kalau mereka ambil short class dan pelatihan terlebih dahulu, setelahnya baru jadi stylist. Balik lagi, pekerjaan kami itu ada faktor keburuntungannya. Mereka yang enggak sekolah saja, bisa jadi fashion stylist," papar Caren.
"Kalau ada kesempatan, jangan disia-siakan. Yang penting konsisten. Mau designer, mau yang dulu penyanyi pop terus jadi penyanyi dangdut , yang penting konsisten. Kalau enggak, bisa jadi pasar enggak nerima," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Caren melihat fashion stylist telah memiliki tempatnya di dunia hiburan Tanah Air. Tapi, ia mengatakan bahwa pekerjaannya tidak seseru yang orang-orang kira.
"Mereka mungkin berpikir, enak banget ya, kerjanya ketemu artis, ketemu sosok yang keren-keren, bisa hidup glamor, dan bisa pakai brand-brand kece. Mereka enggak tahu saja lelahnya," ungkapnya.
Hal itulah yang membuat Caren sempat kesulitan mendapat asisten personal untuk dirinya. Ia mengaku sudah 4 kali gagal mencari asisten personal. Ya, kebanyakan dari mereka datang padanya dengan harapan yang sebenarnya di luar pikiran mereka.
"Keterima jadi asisten saya, 2 bulan kemudian mereka keluar. Gila, ya? Ya, kerjaan aku ini sebenarnya capek banget. Untung asisten personal saya yang sekarang sudah lumayan bagus dan mau belajar," tutur Caren.
"Misalnya, Krisdayanti mau show bulan depan. Ya, kita sudah mulai bergerak satu bulan sebelumnya. Nyari baju, aksesori, sepatu, dan bikin konsep. Beda sama makeup artis yang tinggal telepon, bisa datang, dan langsung kerja, terus selesai."
Ia pun berbagi pengalaman tentang sebuah kejadian mendebarkan. Hal itu terjadi pada busana yang dikenakan Krisdayanti untuk salah satu show-nya. Kala itu, ritsleting pakaiannya pelantun 'Menghitung Hari' tersebut jebol pada hari H. Padahal ketika fitting, sudah pas.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya, saya panggil desainernya dan kebetulan hadir. Ya, dia harus perbaiki saat itu juga. Itu pengalaman gila. Nah, mental kayak belum tentu bisa ditemui pada anak-anak baru. Mereka hanya bisa melihat enaknya saja. "Wah, aku bisa sentuh badannya KD!" Padahal, proses mereka belum matang," ucapnya.
Caren yakin, jika kamu bisa menuntaskan hal-hal kecil, kamu bisa menyelesaikan hal yang besar. Tidak ada salahnya memulai sebagai fashion stylist untuk merek-merek lokal.
"Saya bisa bekerja sama dengan Balenciaga, Dior, Gucci, dan masuk ke taraf internasional itu harus ada pengalamannya. Ujung-ujungnya, jadi mata pencaharian," terangnya.
Untuk ke depannya, Caren yang baru memiliki studio sendiri itu ingin kembali membuat pameran tunggal lagi dan mengonsentrasikan dirinya di dunia wedding stylist dan konseptor. Tahun ini, ia sudah mendapat 5 klien di beberapa kota, seperti Semarang, Bali, dan Surabaya.
Setelah sukses meluncurkan buku bertajuk 'A Guide to be Better and Better', ia akan kembali merilis buku yang kemungkinan akan rilis tahun ini.
"Judulnya 'I Make You Look Fabulous'. Prosesnya sekitar 3-4 bulan ke depan dan bukunya ditulis oleh Tamara Geraldine," tutupnya.
ADVERTISEMENT