Bocah 8 Tahun di AS Gantung Diri karena Di-bully

12 Mei 2017 9:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Ilustrasi gantung diri. (Foto: Pixabay/Bykst)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gantung diri. (Foto: Pixabay/Bykst)
Alasan bunuh diri seorang anak lelaki 8 tahun di Amerika Serikat baru terungkap pekan ini, tiga bulan setelah kematiannya. Dalam penyelidikan, diketahui bocah itu mengalami bully hingga pingsan dua hari sebelum ditemukan gantung diri.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Associated Press yang mengutip ibu anak malang itu pada Kamis (11/4), aksi bully itu sebenarnya terekam kamera sekolah di Cincinnati pada Januari lalu, namun pihak sekolah tidak memberitahukannya. Pada 26 Januari, bocah yang tidak disebut namanya itu ditemukan gantung diri dengan dasi di kamarnya.
Carla Leader, ibu dari bocah itu dipanggil ke sekolah karena putranya pingsan pada 24 Januari. Sore harinya, Leader mengajak putranya ke rumah sakit setelah muntah-muntah dan mengaku sakit perut.
Dokter mendiagnosa bocah itu terjangkit virus. Baik Leader dan dokter tidak tahu apa yang terjadi pada anak itu. Bocah itu juga diam saja, tidak menceritakan kejadian yang menimpanya.
ADVERTISEMENT
"Mereka [sekolah] tidak menceritakan seluruh kejadiannya. Sekolah hanya mengatakan organ vitalnya baik-baik saja dan dia sadar," kata Leader.
Penyidik menemukan rekaman kejadian yang menimpa bocah itu. Dalam video, terlihat seorang murid bersikap agresif terhadap korban. Saat bocah itu menghampiri untuk menjabat tangannya, murid itu malah membantingnya ke dinding, membuat dia pingsan.
Murid-murid lain melangkahi bocah yang tidak sadarkan diri itu dan menyenggolnya dengan kaki mereka. Korban pingsan selama 7,5 menit sebelum guru dan perawat sekolah datang.
"Penyerang terlihat merayakan dan senang dengan kelakuan mereka terhadap bocahyang tidak bergerak itu. Untuk beberapa menit, banyak siswa yang melangkahinya, menunjuk, mengejek, menyenggol, dan menendangnya," tulis laporan penyidik dalam email.
ADVERTISEMENT
Dua hari setelah peristiwa itu, bocah tersebut pulang dari sekolah dan berbicara sebentar dengan ibunya sebelum masuk kamar. Leader kemudian menemukan putranya itu gantung diri di ranjang bertingkat dengan dasi yang diikat di ranjang bertingkat.
Pihak penyidik dan orang tua mengajukan protes kepada sekolah yang menurut mereka tidak tanggap mengatasi kenakalan siswa. Kasus ini masuk dalam kategori penyerangan kriminal.