Pembantaian Terjadi di Myanmar, 1.000 Rohingya Tewas Dibunuh

9 Februari 2017 9:15 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keadaan pengungsi Rohingya di Bangladesh (Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS)
Jumlah korban tewas di Myanmar ternyata luar biasa jauh dari angka resmi yang dikeluarkan pemerintah Aung San Suu Kyi saat ini. Penyelidikan PBB menyebutkan pembunuhan massal terjadi di Myanmar, dengan lebih dari 1.000 orang Rohingya dibantai di negara bagian Rakhine.
ADVERTISEMENT
Dua badan PBB yang diwawancara Reuters di Cox Bazar, Bangladesh, tempat pengungsian 70 ribu Rohingya, mengatakan dunia tidak mengetahui seberapa parah kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Rohingya. Jumlah korban tewas saat ini juga seakan ditutupi dari mata publik.
"Pembicaraan saat ini hanya ratusan yang tewas. Jumlah ini terlalu sedikit, kami melihatnya ribuan," kata agen dari sebuah badan PBB di Cox Bazar yang enggan disebut namanya kepada Reuters, Rabu (8/2).
Keadaan pengungsi Rohingya di Bangladesh (Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS)
Beberapa bulan terakhir Rohingya di Rakhine menerima kekerasan dari tentara dan polisi Myanmar menyusul serangan ke pos pemeriksaan perbatasan yang menewaskan beberapa aparat Oktober tahun lalu. Dalam empat bulan konflik, kata sumber Reuters, jumlah korban Rohingya melampaui angka 1.000 orang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya dalam angka resmi pemerintah Myanmar yang disampaikan juru bicara kepresidenan Zay Htau, korban tewas Rohingya tidak lebih dari 100 orang. Mereka terbunuh dalam penyisiran tentara ke desa-desa Rohingya dengan dalih mencari kelompok militan.
Dikonfirmasi soal pembantaian 1.000 Rohingya di Rakhine, pemerintah Myanmar mengaku "akan memeriksanya kembali di lapangan."
Pekan lalu Kantor Komisaris Tinggi HAM untuk PBB (OHCHR) mengeluarkan laporan soal pembunuhan dan perkosaan massal terhadap warga Rohingya oleh aparat Myanmar. Laporan ini didasarkan pada wawancara dengan ratusan pengungsi.
Penyiksaan Rohingya (Foto: Youtube)
Di antara yang paling mencengangkan adalah kesaksian atas pembunuhan seorang bayi berusia 8 bulan oleh tentara, sementara ibunya diperkosa ramai-ramai. Seperti sebelumnya, walau bukti telah gamblang, pemerintah Aung San Suu Kyi membantah laporan pembunuhan dan perkosaan itu.
ADVERTISEMENT
Para diplomat yang diwawancara Reuters mengatakan, pembantaian warga Rohingya ini adalah bukti bahwa pemerintah Suu Kyi masih belum bisa mengendalikan militer sepenuhnya. Suu Kyi juga diam saja, kendati desakan dan kecaman berdatangan untuk perlakukan buruk Myanmar terhadap Rohingya.
Di Bangladesh, kehidupan Rohingya juga jauh dari baik. Pemerintah Bangladesh mengaku kewalahan menerima derasnya aliran pengungsi. Rohingya yang tidak berkewarganegaraan dan menjadi sasaran diskriminasi di Myanmar rencananya akan dipindahkan Bangladesh ke sebuah pulau tidak berpenghuni.