Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Politik Inggris: George Galloway dan Kemenangan Aktivis Pro Palestina
13 Maret 2024 6:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Farhan Rizqullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagaimana bisa seorang pria yang beristri wanita Indonesia ini menjadi ancaman bagi Rishi Sunak dan Keir Starmer, dua pentolan partai politik terbesar di Inggris
ADVERTISEMENT
George Galloway bukanlah pemain baru dalam politik Inggris, sebelumnya pria kelahiran Dundee, Skotlandia yang berusia 69 tahun ini sudah tidak asing dengan kursi panas parlemen Inggris, setidaknya telah dua kali ia duduk di sana, yang terakhir pada 2015 lalu. Namun, keberhasilan Galloway kembali ke parlemen pada 29 Februari lalu menjadi sensasi di Inggris, bagaimana tidak? Seorang Rishi Sunak mengomentari langsung keberhasilannya
ADVERTISEMENT
Kemenangan di pemilihan sela Rochdale
Galloway yang mewakili Partai Pekerja Inggris yang baru ia dirikan di tahun 2019 berhasil memenangkan pemilihan sela di daerah pemilihan Rochdale dengan 12.335 suara atau 39,7 persen suara.
Sebelumnya wilayah ini diwakili oleh Sir Tony Lloyd dari Partai Buruh, karena beliau wafat pada Januari lalu maka pemilihan sela diadakan untuk mencari pengganti representasi Rochdale di parlemen Inggris. Sialnya bagi Partai Buruh, mereka terpaksa harus menarik dukungan terhadap kandidatnya, yakni Azhar Ali seorang kandidat Muslim yang dituduh membuat komentar anti-Semit dan diduga menciptakan teori konspirasi bahwa Israel dengan sengaja membiarkan Hamas melaksanakan serangan 7 Oktober terjadi.
Galloway sendiri tidak asing dengan Partai Buruh, ia pernah mewakili partai tersebut hingga tahun 2003 sampai ia bergabung dengan Respect Party yang dibubarkan pada 2016 lalu, kemudian ia mendirikan Partai Pekerja Inggris pada 2019 dan sekaligus menjadi pimpinan partai tersebut.
ADVERTISEMENT
Galloway dan Gaza
Selama kampanye, Galloway yang juga seorang aktivis pro-Palestina ini membawa isu krisis kemanusiaan di Gaza sebagai fokus kampanyenya dan berusaha menarik suara pemilih di Rochdale yang memiliki 30 persen populasi Muslim.
Dalam pidato kemenangannya, pria yang menikahi Putri Gayatri Pertiwi, seorang wanita keturunan Indonesia ini, mengecap Partai Buruh dan Konservatif sebagai "two cheeks of the same backside" atau "bagai pinang dibelah dua".
Ini tak lepas dari prinsip kedua partai yang cenderung mengabaikan krisis kemanusiaan di Gaza, Galloway dalam serangannya ke Partai Buruh mengatakan:
Partai Buruh sendiri merespon kemenangan Galloway dengan kecut, seorang juru bicara mereka mengatakan tentang kemenangan Galloway:
Galloway sendiri bukan orang baru dalam perjuangan solidaritas Palestina, ia dan Jeremy Corbyn (mantan pemimpin Partai Buruh) merupakan dua tokoh yang dikenal publik Inggris atas dukungan tak henti mereka pada kemerdekaan Palestina. Bahkan Galloway mengajak Corbyn untuk membentuk aliansi baru untuk menantang kepemimpinan Starmer di Partai Buruh-ajakan yang kemudian ditolak oleh Corbyn.
ADVERTISEMENT
Tuduhan anti-Semitisme
Setelah ia dilantik di gedung Parlemen Inggris di London pada Senin lalu, ia langsung dituduh sebagai anti-Semit, hal ini tidak lepas dari komentarnya yang mengatakan jika pemilihan sela yang ia menangkan dilakukan pada tahun 1940-an, akankah ada yang mengutuknya karena memfokuskan kejahatan Holocaust dalam kampanyenya.
Komentar tersebut ditanggapi lembaga Aliansi Peringatan Holocaust sebagai bentuk antisemitisme yang eksplisit karena membandingkan kebijakan Israel modern dan kebijakan Nazi di Perang Dunia II, tanggapan yang nampaknya begitu naif melihat korban jiwa yang terus berjatuhan di Gaza hingga hari ini.
Dewan Deputi Yahudi Inggris menambahkan bahwa pemilihan sela yang memenangkan Galloway menandai "hari kelam" bagi komunitas Yahudi Inggris.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontroversi yang muncul dalam kesuksesan Galloway, tidaklah mengherankan jika ia telah membuat sejarah dan kehebohan dengan kemenangannya di pemilu sela kali ini. Dalam wawancaranya dengan Sky News, dia mengatakan ini adalah kemenangannya yang ketujuh dalam pemilu parlemen di empat kota berbeda, yang menyamai rekor Winston Churchill.