Konten dari Pengguna
Asal Usul Tarian Saman dari Aceh dan Nilai Budayanya yang Mendunia
6 November 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Asal Usul Tarian Saman dari Aceh dan Nilai Budayanya yang Mendunia
Cari tahu asal usul Tarian Saman dari Aceh, makna yang terkandung di dalamnya, serta nilai-nilai yang menjadikannya unik dan istimewa di sini.Hendro Ari Gunawan
Tulisan dari Hendro Ari Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tarian Saman adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah mendunia. Tarian ini berasal dari suku Gayo, Aceh, dan dikenal karena kekompakan, kecepatan gerakan, serta pesan moral yang dikandungnya. Tidak hanya menjadi simbol budaya Aceh, Tarian Saman juga menjadi ikon kekayaan seni Nusantara yang diakui oleh UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2011. Artikel ini akan membahas asal usul Tarian Saman dari Aceh, makna yang terkandung di dalamnya, serta nilai-nilai yang menjadikannya unik dan istimewa.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Tarian Saman dari Suku Gayo
Tarian Saman berasal dari daerah Gayo, tepatnya di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Nama “Saman” diambil dari nama seorang ulama besar, Syekh Saman, yang diyakini sebagai pencipta tarian ini pada abad ke-14.
Menurut sejarah yang dicatat dalam Ensiklopedia Tari Tradisional Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Syekh Saman menciptakan tarian ini sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam melalui seni dan gerak.
Awalnya, Tarian Saman hanya ditampilkan pada acara keagamaan atau perayaan hari besar Islam seperti Maulid Nabi. Namun, seiring waktu, tarian ini berkembang menjadi simbol kebersamaan masyarakat dan bentuk ekspresi budaya khas Aceh.
Makna dan Filosofi di Balik Tarian Saman
Tarian Saman tidak sekadar hiburan, tetapi juga sarat dengan makna dan nilai kehidupan. Setiap gerakan memiliki filosofi mendalam tentang kerja sama, kesabaran, dan kedisiplinan.
ADVERTISEMENT
Para penari harus bergerak serempak tanpa instrumen musik selain tepukan tangan, dada, dan paha. Hal ini melambangkan pentingnya kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, lirik lagu yang digunakan dalam Tarian Saman biasanya berisi nasihat, pujian kepada Allah, atau pesan moral tentang kebaikan.
Menurut penelitian dari Journal of Cultural Studies oleh Universiti Kebangsaan Malaysia, unsur dakwah dan nilai-nilai Islam sangat kuat dalam pertunjukan ini, menjadikannya unik dibandingkan tarian tradisional lainnya di Indonesia.
Gerakan dan Pola Tarian yang Khas
Tarian Saman dilakukan oleh sekelompok laki-laki yang duduk berlutut dan bergerak serempak. Tidak ada alat musik pengiring, yang terdengar hanyalah suara penari yang bersahut-sahutan dan ritme dari tepukan tangan.
ADVERTISEMENT
Dalam pertunjukan tradisional, jumlah penari biasanya ganjil, seperti 11, 13, atau 17 orang. Setiap penari memiliki peran yang berbeda, seperti syekh (pemimpin tarian) yang bertugas mengatur tempo dan aba-aba gerakan.
Kecepatan dan kekompakan menjadi ciri khas utama Saman hal inilah yang membuatnya begitu memukau bagi penonton dari berbagai negara.
Perkembangan dan Pengakuan Dunia
Tarian Saman telah berkembang pesat dan menjadi ikon budaya Aceh di tingkat internasional. Pada tahun 2011, UNESCO secara resmi menetapkan Tarian Saman sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Pengakuan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan seni dan tradisi yang luar biasa.
Banyak universitas dan lembaga budaya di luar negeri, seperti di Jepang, Korea Selatan, hingga Belanda, kini mengajarkan Tarian Saman sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari UNESCO Culture Sector, Saman dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya paling dinamis dan mempersatukan di Asia Tenggara.
Nilai Edukatif dan Sosial dalam Tarian Saman
Selain nilai estetika, Tarian Saman juga memiliki nilai edukatif yang penting. Ia mengajarkan disiplin, kekompakan, dan rasa tanggung jawab kolektif.
Setiap penari harus memperhatikan tempo, posisi, dan gerakan rekan lainnya agar harmoni dapat tercipta. Ini mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Di banyak sekolah di Aceh, Tarian Saman dijadikan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler untuk menanamkan rasa cinta budaya sejak dini. Melalui kegiatan ini, generasi muda diajak untuk menjaga warisan leluhur sekaligus memperkuat identitas nasional.
ADVERTISEMENT
(NDA)

