Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Makna dan Tradisi Ketupat bagi Beberapa Daerah di Indonesia
12 Mei 2021 18:20 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketupat erat kaitannya dengan hari raya Idul Fitri. Kendati demikian, makanan yang terbuat dari beras ini kerap ditemukan pada hidangan kari ayam, rendang, dan sate. Ketupat dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda atau "janur", lalu dimasak dengan waktu yang lama, biasanya berkisar 3-5 jam.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan tulisan ilmiah oleh Rianti dkk (2018) yang berjudul "Ketupat as traditional food of Indonesian culture" dalam "Journal of Ethnic Foods", ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Sunan Kalijaga juga memperkenalkan tradisi "Bakda Kupat", yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri. Selama tradisi berlangsung, masyarakat mulai menganyam daun kelapa menjadi bentuk ketupat. Setelah matang, ketupat diberikan kepada orang terdekat sebagai simbol saling memaafkan, keberkahan, dan kebersamaan.
Perkembangan Agama Islam pada akhirnya perlahan menyebar ke seluruh Indonesia. Akibatnya, ketupat tidak hanya ditemukan di Kabupaten Demak atau Pulau Jawa saja. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia memiliki makna dan simbol ketupat di masing-masing wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Jawa Tengah
Ketupat sumpil merupakan salah satu makanan khas di Jawa Tengah. Ketupat berbentuk segitiga ini mirip dengan bentuk sumpil--hewan kecil sejenis siput darat yang acap kali menjadi hama tanaman namun tetap memiliki banyak manfaat kesehatan. Bentuk ketupat sumpil melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan hubungan antar sesama manusia
Ketupat sumpil di kawasan Kaliwungu sering disajikan pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, ketupat sumpil lebih populer saat Idul Fitri di Purwerejo dan Kebumen. Masyarakat Temanggung sering menganggap ketupat sumpil sebagai jimat dan disajikan saat perayaan pernikahan.
Jawa Barat
Dalam bahasa Sunda, ketupat biasa disebut "kupat". Kupat disajikan dengan hidangan tahu, yang dikenal dengan sebutan “kupat tahu”. Tidak hanya saat perayaan Idul Fitri, kupat tahu sering menjadi opsi menu sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kupat tahu terdiri dari ketupat, tahu potong yang telah digoreng, sayur mayur, tauge, dan sambal kacang di atasnya. Kecap dan sambal dapat menambahkan cita rasa manis dan pedas. Kupat tahu rasanya konon lebih lezat jika bumbu kacangnya diolah dari kacang segar.
Jawa Timur
Orem-orem adalah kuliner khas Kota Malang di Jawa Timur. Orem-orem disajikan dengan kuah santan kental, tauge, dan irisan kecil tempe. Selain itu, terdapat tambahan makanan pelengkap lainnya, seperti keripik tempe.
Banyaknya produk tempe yang digunakan pada kuliner Malang satu ini merepresentasikan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu penghasil tempe terbesar di Indonesia.
Bali
Mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu. Oleh sebab itu, mereka memiliki filosofi berbeda dengan umat Islam yang sering menyebut ketupat adalah budaya Muslim. Faktanya, masyarakat Bali biasa menyebut ketupat sebagai "tipat".
ADVERTISEMENT
Tipat sering disajikan sebagai hidangan ritual keagamaan, seperti pada hari keberuntungan Kajeng Kliwon oleh umat Hindu Bali. Tipat tidak hanya disajikan pada acara-acara khusus, tetapi juga dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari bersama dengan hidangan khas Bali lainnya seperti sate, ayam bakar, bakso, dan sop.
Sumatra
Ketupat memiliki lebih banyak variasi di Pulau Sumatra. Orang Sumatra menambahkan bumbu khusus yang memberikan ciri khas tersendiri pada setiap hidangan. Beberapa variasi ketupat Sumatra, seperti "ketupat bareh", "katan kapau", "palas", dan "sipulut".
Ketupat bareh asal tanah Minang terbuat dari ketan putih yang jika direbus dengan santan menghasilkan rasa yang gurih. Hampir sama dengan bareh, katan kapau terbuat dari ketan yang dimasak dengan bumbu santan. Palas juga terbuat dari ketan dan biasanya dikonsumsi dengan rendang. Sipulut yang berasal dari Sumatera Barat terbuat dari ketan hitam dan dihidangkan bersama rendang seperti palas.
ADVERTISEMENT
Kalimantan
Tak kalah dengan daerah lainnya, Banjarmasin sebagai ibukota Kalimantan Selatan juga memiliki modifikasi ketupat tersendiri dengan apa yang disebut "ketupat kandangan". Orang mengonsumsinya pada acara-acara khusus dan mudah ditemukan di beberapa kota lainnya di Kalimantan Selatan. Hal ini juga membuat ketupat kandangan dianggap sebagai ikon kuliner Banjarmasin.
Ketupat kandangan biasanya disajikan dengan ikan gabus belang. Hidangan ini kurang lengkap tanpa kehadiran ikan air tawar tersebut. Nama "kandangan" sendiri berasal dari Kandangan, sebuah daerah di Kalimantan Selatan yang memproduksi ikan gabus belang yang melimpah.
Ketupat kandangan terbuat dari nasi anti lengket yang disebut "pera". Masyarakat di Kalimantan lebih suka mengonsumsi nasi anti lengket yang kaya akan amilosa. Ketupat kandangan dan ikan gabus belang disantap dengan sop ala Banjar menggunakan tangan tanpa sendok atau garpu.
ADVERTISEMENT