Konten dari Pengguna

Simak 4 Tokoh Fiksi Wanita Muslim dalam Film dan Buku

Hijab Lifestyle
All about hijab.
28 Juni 2021 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak wanita yang mulai berani melawan stereotip, perlakuan diksriminatif, dan pelecehan seksual yang merugikan dirinya sendiri maupun sesama wanita. Para politisi, model, aktivis, dan tokoh terkenal lainnya memperjuangkan hak-hak wanita yang seharusnya mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT
Karya seni bisa menjadi wadah untuk mengekspresikan dan mengkritik kondisi sosial yang sedang terjadi. Beberapa film dan buku memainkan peran wanita Muslim sebagai karakter dua dimensi yang tertindas atau justru yang menyelamtkan dirinya dan orang lain dari ketidakadilan.
Teen Vogue bersama Muslim Girl merangkum beberapa karakter fiksi yang direpresentasikan oleh wanita Muslim. Mereka dikisahkan menantang stereotip negatif dan menyuarakan keadalilan, dalam bentuk pahlawan super, tokoh dalam film drama, hingga buku laris. Berikut ulasannya.

Kamala Khan atau Ms. Marvel (Marvel Comics)

Kamala Khan atau lebih dikenal dengan Ms. Marvel. Foto: Youtube/Comicstorian
Remaja Pakistan-Amerika Kamala Khan, yang berperan sebagai Ms. Marvel, adalah pahlawan super Muslim pertama yang dikisahkan menjadi seri komik. Kamala bergabung dengan barisan Avangers legendaris pada usianya yang menginjak 16 tahun.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pahlawan super, dia menggunakan kekuatannya untuk mengubah bentuk sebagai tujuannya melindungi Kota Jersey dari kejahatan. Ms. Marvel juga harus menemukan keseimbangan di antara dua budaya yang sangat berbeda. Pada akhirnya, dia menjadi nyaman dan percaya diri dengan warna kulit dan kepercayaannya.
Diproduksi oleh G. Willow Wison, Sana Amanaat dan Adrian Alphono, tokoh Kamala dibuat sebagai perwakilan gadis-gadis muda Muslim di seluruh dunia untuk menentang stereotip yang kerap merugikan para perempuan.

Sana Bakkoush (SKAM)

Sanna Bakkoush dalam film SKAM. Foto: Youtube/briony
Hidup di Norwegia dan masuk sekolah menengah di Oslo, di mana mayoritas teman-temannya adalah atheis, tidak membuat segalanya lebih mudah bagi Sana. Dia diperankan sebagai seorang Muslim yang taat dan mengenakan hijab. Terlepas dari itu, wanita itu digambarkan sebagai tokoh yang cerdas dan dewasa melebihi usianya.
ADVERTISEMENT
Dia menerobos mitos tentang seperti apa rupa seorang gadis Muslim yang sering digambarkan sebagai sosok yang kolot dan tertutup. Bahkan, Sana menekankan bahwa dia sendiri yang membuat keputusan dalam hidupnya. Sama seperti remaja lain, Sana kerap menghadiri pesta dan menjalin hubungan.

Zari Adrianna Tomaz (Legends of Tomorrow)

Tokoh fiksi Zari Tomaz dalam Legend of Tomorrow. Foto: Youtube/geek marcus
Zari Adrianna Tomaz (Tala Ashe) adalah bagian dari kelompok pahlawan super di Legends of Tomorrow. Para superhero bertemu dengan Zari pertama kali di masa depan dystopian, ketika agama dilarang. Tetapi, Zari tetap mempertahankan keyakinannya saat dia bergabung menjadi pahlawan super.
Karakter Zari diciptakan sebagai respons terhadap iklim politik pasca pemilihan presiden 2016 di Amerika Serikat. Tokoh fiksi ini terinspirasi oleh adik ipar produser eksekutif, Marc Guggenheim, yang juga seorang Muslim. Guggenheim mengatakan pada sebuah interview tahun 2017, bahwa adik iparnya bercerita sulitnya menjadi Muslim-Amerika saat suasana pemilu presiden.
ADVERTISEMENT

Layla Amin (Internment)

Dari penulis terlaris The New York Times, Samira Ahmed, lahirlah sebuah novel di mana presiden dikisahkan menyampaikan khotbah tentang Islamofobia untuk memecah belah rakyat Amerika. Layla Amin diceritakan memimpin sebuah revolusi untuk membebaskan Muslim-Amerika dari kamp-kamp interniran.
Karakter Layla mencoba menyelamatkan para tawanan di kamp yang dibuat dari kepentingan politik tersebut. Dia tidak takut untuk bersuara dan memberontak, karena semua yang dilakukan adalah untuk keluarga, teman, dan komunitasnya untuk kembali hidup aman dan bebas. Kisah Layla menginspirasi pembacanya untuk menyuarakan kebenaran pada usia berapapun.