Semangat Mewujudkan World Without Waste bersama Plastic Reborn 2.0

weddewi
Ibu rumah tangga yang sedang tekun menjalani hidup zerowaste
Konten dari Pengguna
23 Desember 2020 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari weddewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Ngapain pilah sampah, kalo nanti digabung lagi sama tukang sampah.”
ADVERTISEMENT
Sering dengar seperti ini? Atau mungkin kamu berpikiran seperti ini juga?
Mencari saluran sampah terpilah atau waste collection memang jadi pekerjaan rumah sendiri. Sama seperti yang disampaikan oleh Yusuf Arifin Chief of Storyteller Kumparan pada kegiatan webinar Plastic Reborn 2.0 bersama Coca-Cola lalu “Selama manusia hidup pasti menghasilkan limbah tapi bagaimana mengelolanya adalah pekerjaan tersendiri.” Tuturnya.
Saat kami memutuskan beralih hidup minim sampah 2 tahun lalu, mencari waste collection jadi pekerjaan utama. Kami tidak mau sampah yang kami pilah sesuai kategori malah berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Menurut Kementrian Lingkungan Hidup data timbunan sampah kita hingga tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton (dan terus akan bertambah) di TPA. Apalagi di saat pandemi ini, sampah yang bersumber dari rumah tangga semakin meningkat. Jika tidak ada perubahan untuk bijak berkonsumsi maka semakin banyak gunungan sampah sebesar candi Borobudur yang bisa jadi segera ada di depan rumah kita.
ADVERTISEMENT
Urusan pengelolaan sampah di Indonesia memang tidak bisa bergerak sendiri. Masyarakat, pemerintah, media dan pelaku usaha harus bersinergi mencari solusi bersama. Makanya jika ada pihak yang serius mengelola sistem pengumpulan sampah pilah itu adalah berita gembira. Seperti inisiatif yang dilakukan perusahaan Coca-Cola lewat Program Plastic Reborn 2.0 guna mengurangi dampak limbah kemasan pasca konsumsi, saya sangat mengapresiasi.
Komitmen Coca-Cola mewujudkan World Without Waste lewat Plastic Reborn 2.0
Plastic Reborn adalah bukti kepedulian Coca-Cola mewujudkan visi World Without Waste dengan semangat Recycle - Upcycle. Program ini mengedukasi masyarakat muda khususnya untuk melakukan perubahan terhadap pengelolaan kemasan plastik pasca konsumsi yang berkelanjutan.
Coca-Cola punya tujuan ambisius bahwa pada tahun 2030 mampu mengumpulkan dan mendaur ulang 100% botol kemasan plastik yang mereka produksi dan memakai 50% bahan daur ulang untuk seluruh kemasan mereka serta mengurangi pemakaian virgin PET seperti yang disampaikan Triyono Prijosoesilo selaku Wakil Ketua Pelaksana, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Bukti keseriusan mereka terlihat pada data selama 8 tahun terakhir Coca-Cola mampu mengurangi 10.000 ton bahan baku plastik virgin pada kemasan.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkannya Coca-Cola bekerjasama dengan Ancora Foundation melakukan pendampingan kepada perusahaan rintisan (startup) yang berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk pengumpulan & pengolahan kemasan pasca konsumsi. Ketiga startup itu adalah MallSampah dan Clean Up (Makassar) serta Gringgo (Bali).
Komitmen Coca-Cola tidaklah main-main terbukti dari kontinuitas sejak Plastic Reborn 1.0 berlanjut ke 2.0 yang telah berlangsung sejak 2016. Kini ketiga startup tersebut mampu mengembangkan dan mengakselerasi proyek bisnis mereka.
Plastic Reborn 2.0 kolaborasi anak muda penggiat sampah
Plastic Reborn mendorong kolaborasi anak muda penggiat sampah
Seperti yang disampaikan oleh Ahmad Zakky Habibie, Direktur Eksekutif Ancora Foundation kegiatan ini tidak hanya sebagai akselerasi secara bisnis namun juga mendorong kolaborasi di antara ketiga startup terpilih. Seperti kolaborasi antara MallSampah dan Clean Up yang mengembangkan fitur “Mixed Waste” sebagai aplikasi mobile pertama bentuk solusi layanan pengelolaan sampah yang terintegrasi dalam satu platform, mulai dari sumbernya hingga pemrosesan akhir.
ADVERTISEMENT
CEO & Co-Founder Gringgo, Febriadi Pratama mengungkapkan pendampingan program Plastic Reborn 2.0 sangat mendukungnya dalam mengembangkan layanan dan kapasitas usaha Gringgo. Bahkan, Gringgo mampu mengekspansi usahanya yang tadinya untuk masyarakat Bali, kini sudah diperluas ke Gowa berkat kolaborasi dengan CleanUp
Komitmen Coca-Cola bersama PRAISE dengan PRO
Kerjasama berbagai pihak sangat diperlukan untuk mempercepat pergerakan roda ekonomi sirkular. Coca-Cola Indonesia, sebagai anggota Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE), menginisiasi Packaging Recovery Organization (PRO) untuk kolaborasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan terutama sebagai salah satu solusi penanganan kemasan pasca konsumsi di Indonesia.
Dilansir lewat halaman Praise Indonesia pada tahun 2017, praktik ekonomi sirkuler pada 5.244 bank sampah di lintas 34 provinsi Indonesia berhasil menciptakan peluang kerja dan bidang pekerjaan baru bagi komunitas di sekitarnya. Ini adalah bukti bahwa jika dilakukan secara tepat sampah kemasan plastik pasca konsumsi memiliki nilai ekonomis serta menyerap tenaga kerja yang cukup signifikan.
Plastic Reborn 2.0 mewujudkan World Without Waste
Dengan semakin banyak pihak yang tergerak untuk menangani permasalahan sampah ini, bukan tidak mungkin cita-cita bersama yang ditetapkan Pemerintah Indonesia untuk pengurangan timbulan sampah plastik sampai dengan 70% di lautan pada tahun 2025, dan bebas dari kebocoran sampah plastik ke lautan pada tahun 2040 dapat segera terjadi.
ADVERTISEMENT
Kita harus bergerak bersama saling bersinergi mendukung satu sama lain. Tindakan memilah sampah dan penyaluran ke waste collection yang tepat jadi langkah sederhana yang dapat kita lakukan dari rumah.
Jadi apakah mungkin world without waste terjadi?
Kamu yang menentukan jawabannya.