4 Ayat tentang Puasa Ramadhan yang Wajib Dipahami Umat Muslim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
13 April 2022 18:16 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menjalankan puasa Ramadhan yang wajib dikerjakan umat Muslim. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjalankan puasa Ramadhan yang wajib dikerjakan umat Muslim. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadhan merupakan bagian dari perintah Allah SWT yang wajib dikerjakan oleh seluruh umat Islam. Bahkan, perintah atas ibadah ini disebutkan dalam berbagai ayat suci Alquran. Seperti apa bunyi ayat tentang puasa Ramadhan?
ADVERTISEMENT
Dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Ramadan karya Abu Maryam Kautsar Amru, kata puasa berasal dari bahasa Arab Ash Shoum yang artinya "menahan". Oleh sebab itu, puasa dimaknai sebagai amalan menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat ibadah, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Puasa Ramadhan sendiri merupakan amalan yang istimewa sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam riwayat hadits yang berbunyi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Artinya: Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, "Kecuali puasa. Sebab pahala puasa adalah untukKu. Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat dan makannya karenaKu," (HR Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Lebih jelasnya, simak perintah, ketentuan, dan keutamaan puasa Ramadhan dalam beberapa ayat yang termaktub dalam kitab suci Alquran.
Kewajiban puasa Ramadhan tertulis dalam ayat suci Alquran. Foto: Unsplash

Ayat tentang Puasa Ramadhan

Apa dalil puasa? Mengutip buku Fikih Puasa Serial Kajian Ramadhan karangan Mohammad Hafid, Lc., M.H, dalil tentang puasa Ramadhan ialah sebagai berikut:

1. Surat Al Baqarah ayat 183

Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban puasa Ramadhan. Bunyinya sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yaa Ayyuhal ladziina aamanuu kutiba 'alaikumush shiyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la'allakum tattaquun.
Artinya: “Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).

2. Surat Al Baqarah ayat 184

Dalil ini menjelaskan tentang keringanan bagi orang-orang yang sakit dan dalam perjalanan (musafir) untuk tidak berpuasa. Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Ayyāmam ma'dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn, fa man taṭawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta'lamụn.
Artinya: "(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."(QS. Al Baqarah Ayat 184).
ADVERTISEMENT

3. Surat Al Baqarah ayat 185

Ayat ini menjelaskan tentang keutamaan bulan Ramadhan, yakni bulan diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia. Selain itu, ayat ini berisi tentang perintah bagi umat Muslim yang diberi kemampuan, kesehatan, dan kesempatan bertemu di bulan Ramadhan untuk menjalankan puasa.
Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn.
ADVERTISEMENT
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al Baqarah ayat 185).

4. Surat Al Baqarah ayat 187

Surat Al Baqarah ayat 187 menjelaskan tentang apa? Ayat ini menjelaskan tentang dibolehkannya orang berpuasa untuk menggauli istrinya pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa Umar bin Khattab yang menceritakan kepada Rasulullah SAW, bahwa Beliau sempat mendatangi istrinya, padahal itu dilakukankannya setelah bangun dari tidur yang sebenarnya tidak boleh dilakukan. Hal ini termaktub dalam Alquran, tepatnya surat Al Baqarah ayat 187. Allah SWT berfirman:
{أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
ADVERTISEMENT
Uḥilla lakum lailataṣ-ṣiyāmir-rafaṡu ilā nisā`ikum, hunna libāsul lakum wa antum libāsul lahunn, 'alimallāhu annakum kuntum takhtānụna anfusakum fa tāba 'alaikum wa 'afā 'angkum, fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, wa lā tubāsyirụhunna wa antum 'ākifụna fil-masājid, tilka ḥudụdullāhi fa lā taqrabụhā, każālika yubayyinullāhu āyātihī lin-nāsi la'allahum yattaqụn.
Artinya: "Dihalalkan bagi kalian pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kalian; mereka itu adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan nafsu kalian, karena itu Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kepada kalian. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian, dan makan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kalian campuri mereka itu, sedang kalian ber-i'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kalian mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa." (QS. Al Baqarah ayat 187).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya puasa Ramadhan, puasa lainnya juga disinggung dalam Alquran, yakni puasa nazar dan puasa kafarat. Ayatnya berbunyi sebagai berikut:

5. Surat Maryam ayat 26

Puasa nazar hukumnya menjadi wajib, ketika seseorang sudah bernazar untuk mengerjakannya.
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

6. Al Mujadalah ayat 4

Ayat tentang puasa selanjutnya menjelaskan tentang perintah puasa kafarat. Puasa kafarat ini dibebankan kepada pasangan suami istri dengan sebab tertentu yang memicunya.
فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ۖ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ۚ ذَٰلِكَ لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan RasulNya. Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang sangat pedih."
Ilustrasi ayat tentang puasa Ramadhan yang berisi kewajiban, ketentuan, hingga keutamaannya. Foto: Unsplash

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Menyadur dalam buku Keistimewaan Puasa Menurut Syariat & Kedokteran tulisan Syeikh Mutawalli SyaÕ Rawi, bulan Ramadhan memiliki keistimewaan atau keutamaan yang luar biasa, di antaranya sebagai berikut:

1. Dihapuskannya Dosa-Dosa

Bulan Ramadhan disebut sebagai bulan yang istimewa, karena diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits berikut, Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, karena penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam hadits lain juga dijelaskan bahwa siapa saja yang beribadah dengan khusyuk dan menjauhi perbuatan tercela selama bulan Ramadhan, akan dihapuskan dosa-dosanya oleh Allah SWT.
"Sholat lima waktu dan Jum'at ke Jum'at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapus dosa (seseorang) di antara waktu tersebut selama ia menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim).

2. Dijauhkan dari Api Neraka

Selain dihapuskannya dosa, berpuasa Ramadhan mampu menghalangi umat Islam dari api neraka. Hal ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam hadits berikut:
Puasa itu merupakan perisai (Penghalang), yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Imam Ahmad).

3. Penuh Keberkahan

Ketika bulan Ramadhan tiba, umat Islam akan diliputi berbagai keberkahan. Keistimewaan ini telah tercantum dalam hadits dan atsar (riwayat sahabat) yang mutawatir. Disebutkan dalam Ash-Shabiihain, dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
Apabila Ramadhan tiba, maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu." (HR. Abu Hurairah).

4. Terkabulnya Doa-Doa

Keistimewaan bulan Ramadhan selanjutnya ialah dikabulkannya doa-doa. Doa orang yang berpuasa tak akan ditolak oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid.
Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al-Bazaar).
Riwayat lain telah menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi.” (HR. At-Tirmidzi).

5. Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan

Lebih istimewanya lagi, di bulan Ramadhan akan datang malam seribu bulan atau disebut dengan malam lailatul qadar. Malam penuh kemuliaan ini akan mendatangkan keberkahan bagi umat Islam. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadar ayat 1-3 yang berbunyi sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
(VIO)