Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Hadits tentang Niat dan Fungsinya Menurut Islam
19 April 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 17 Mei 2023 18:46 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam Islam , niat didefinisikan sebagai pondasi dari semua perbuatan manusia, baik itu perbuatan baik atau buruk. Hal ini sesuai dengan hadits tentang niat dari Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Diriwayatkan oleh Umar bin Khatab, Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu diiringi dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dibenarkan hijrahnya itu oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dan barang siapa hijrahnya untuk dunia yang hendak diperoleh atau wanita yang hendak dipersunting, maka ia akan mendapatkan apa yang diingini itu saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Sulthanul Aulia Syekh Abu Hasan Asy Syadzii, maksud dari hadis di atas adalah niat diharuskan dalam setiap amal perbuatan yang akan dikerjakan oleh insan atau suatu persoalan yang hendak ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Agar semakin paham, di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai niat dalam ajaran islam berdasarkan hadis tentang niat beserta artinya dari sabda Rasulullah .
Pengertian Hadis
Sebelum mengetahui hadis tentang niat , sebaiknya pahami pengertian hadis terlebih dahulu. Asep Herdi menjelaskan dalam buku Memahami Ilmu Hadits bahwa secara etimologis, hadis dimaknai sebagai jadid, qarib, dan khabar.
Jadid adalah lawan dari qadim yang berarti sesuatu yang baru. Sedangkan qarib artinya yang dekat atau belum lama terjadi. Sementara khabar artinya warta, yakni sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang ke yang lainnya.
Adapun pengertian hadits secara terminologi, yakni dimaknai sebagai ucapan dan segala perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan secara bahasa, hadis berarti perkataan, percakapan, pembicaraan.
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, hadis merupakan pedoman hidup umat manusia setelah Al-Qur'an. Oleh karena itu, sebagian ulama seperti at-Thiby berpendapat bahwa hadis melengkapi sabda, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya.
Kumpulan Hadis tentang Niat
Mengutip buku Fiqih Niat oleh Umar Sulaiman Asyqar, pengertian niat menurut syariat adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan. Setiap ibadah dalam Islam pasti menjadikan niat sebagai rukun pertamanya.
Apabila tidak disertai niat, ibadah menjadi tidak sah dan harus diulangi lagi. Oleh karena itu, niat merupakan hal yang penting untuk diucapkan sebelum melakukan sesuatu. Niat bisa dilakukan di dalam hati ataupun diucapkan dengan lisan.
Setelah berniat, perbuatan tersebut harus dilakukan secara ikhlas karena mengharap rida Allah SWT. Perintah berniat dan ikhlas ini juga telah tercantum dalam beberapa hadis tentang niat dan ikhlas dari sabda Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah bunyi hadis tentang niat yang dihimpun dari buku Al Akhbar - Seputar Kita karangan Ir. Tebyan A'maari Machalli MM., dan Quran Hadist karangan Asep B.R..
1. Niat harus ikhlas mengharap rida Allah SWT
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Dari Umar bin Khattab RA, beliau berkata bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: Segala amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi setiap orang hanyalah akan mendapatkan apa yang ia niatkan.
Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya.
ADVERTISEMENT
Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikai, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan.” (HR. Muttafaq’alaih)
2. Niat lebih penting daripada amal
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda,
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.”
Kemudian, kembali dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya.
Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna.
ADVERTISEMENT
Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut juga didukung oleh hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda,
مَا مِنِ امْرِئٍ تَكُونُ لَهُ صَلاَةٌ بِلَيْلٍ فَغَلَبَهُ عَلَيْهَا نَوْمٌ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْرَ صَلاَتِهِ وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ
“Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan salat malam, tetapi ketiduran mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala salat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani)
3. Segala perbuatan tergantung niatnya
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
4. Hadis tentang niat dan motif
لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ
Artinya: “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati.” (HR Bukhari)
5. Niat mencari ilmu
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
Artinya: “Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Niat berbuat baik untuk mendapat pahala
Dari Ibnu ‘Abbas RA dari Nabi Muhammad, bersabda:
“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan tetapi dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya.
ADVERTISEMENT
Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat sampai kelipatan yang banyak.
Barangsiapa berniat berbuat buruk tetapi dia tidak jadi melakukannya, Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna.
Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR. al-Bukhâri dan Muslim)
Fungsi Niat
Merujuk pada buku Al Akhbar - Seputar kita oleh Ir. Tebyan A'maari Machalli, Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali memberitahukan fungsi niat dalam ajaran Islam , yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Makna Niat dalam Islam
Niat merupakan salah satu konsep penting dalam agama Islam. Dalam terminologi fikih, niat adalah sengaja melakukan suatu perbuatan bersamaan dengan pelaksanaannya.
Niat merujuk pada tujuan dan motivasi di balik setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang Muslim. Menurut Syekh Burhanuddin Ibrahim Al-Bajuri dalam kitab Hasyiyah Ibrahim Al-Bajuri, posisi niat berada di dalam hati, sedangkan hukum melafalkannya melalui lisan merupakan sunnah.
Pentingnya niat dalam Islam tercermin dalam beberapa hadits Nabi Muhammad yang menggarisbawahi pentingnya niat yang ikhlas dalam setiap perbuatan. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khattab, bahwa Rasulullah bersabda:
"Amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hadits tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan utama dalam setiap perbuatan ibadah adalah niat yang ikhlas untuk menyenangkan Allah.
Niat yang ikhlas mengharuskan seorang Muslim untuk mengesampingkan segala motif duniawi, seperti pujian dari orang lain atau keinginan untuk mendapatkan imbalan materi. Sebaliknya, niat yang ikhlas adalah murni untuk mencari keridhaan Allah semata.
Keutamaan Niat
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam agama Islam, termasuk ketika melakukan ibadah dan aktivitas lainnya agar mendapat ridha Allah. Berikut adalah beberapa keutamaan niat dalam Islam.
1. Tidak Ada Amalan yang Diterima Kecuali Berdasarkan Niat
Sebagaimana riwayat hadits yang disebutkan sebelumnya, Nabi Muhammad mengajarkan umatnya bahwa amal perbuatan itu tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa niat yang tulus dan ikhlas sangat penting dalam menjalankan amal ibadah. Tidak peduli seberapa besar atau kecil suatu perbuatan, jika niatnya baik dan dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, perbuatan tersebut niscaya akan mendapat ridha-Nya.
2. Manusia akan Diberi Pahala dan Siksa Menurut Niatnya
Allah melihat dan menilai hati setiap individu. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati kalian." (HR. Muslim)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa dalam Islam, Allah tidak hanya melihat tindakan lahiriah manusia, tetapi juga memperhatikan niat di balik perbuatan tersebut.
Jika niat seseorang tulus dan ikhlas dalam beramal, Allah akan memberikan pahala yang berlimpah. Sebaliknya, jika niatnya buruk, maka dapat menimbulkan siksaan.
ADVERTISEMENT
3. Nilai dari Hasil Perbuatan Tidak Lagi Dilihat Perihal Niatnya
Dalam Islam, niat memiliki keutamaan yang besar sehingga bisa mengubah nilai dari hasil perbuatan seseorang. Misalnya, dua orang yang melakukan perbuatan yang sama, tetapi niat mereka berbeda.
Seorang yang beramal saleh dengan niat tulus karena Allah akan mendapatkan pahala yang lebih besar, sedangkan seseorang yang beramal hanya untuk pamer atau mendapatkan pujian dari orang lain tidak akan memperoleh pahala yang sama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai dari hasil perbuatan tidak dilihat berdasarkan apa yang sudah dilakukan, tetapi lebih ditekankan pada niat yang tulus dan karena Allah semata.
(NDA, ZHR, & SFR)