Konten dari Pengguna

Arti Ngawul, Tren Thrifting di Kalangan Masyarakat Jawa

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
28 Agustus 2023 9:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ngawul.  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ngawul. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut Kamus Bahasa Jawa Indonesia (KBJI) yang diterbitkan Balai Bahasa Provinsi DIY, ngawul artinya menghambur-hamburkan. Istilah ini diambil dari kata awul atau awul-awul yang berarti jerami dan sebagainya yang agak lembut berhamburan.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Jawa, istilah ngawul sejatinya dipakai untuk menyebut kegiatan memberantakkan atau menghambur-hamburkan kapas, jerami, dan semacamnya. Namun, masyarakat kini lebih sering menggunakan ngawul untuk menyebut kegiatan thrifting.
Untuk lebih memahami apa arti ngawul dan kaitannya dengan tren thrifting di kalangan anak muda, simak pembahasannya dalam artikel berikut.

Arti Ngawul

Ilustrasi ngawul. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ngawul adalah aktivitas membeli atau mencari baju bekas untuk dipakai kembali. Biasanya, baju-baju ini diimpor dari Amerika, Korea, Jepang, China, dan negara lainnya dalam jumlah besar. Bagi masyarakat umum, aktivitas itu lebih populer dengan sebutan thrifting.
Di toko barang baju bekas, pakaian biasanya digantungkan atau diobral secara acak di bak/keranjang berukuran besar. Pengunjung biasanya mencari baju yang ingin dibeli di bak tersebut tanpa melipatnya kembali. Itu sebabnya aktivitas ini disebut ngawul.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Pemerintah Kota Surabaya, ngawul sebenarnya bukan kegiatan baru di kalangan masyarakat, khususnya orang Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sudah sejak dulu, baju-baju bekas dijual di pasar dengan harga lebih murah.
Namun, tren ngawul pada zaman dulu berbeda dengan saat ini. Dulu, barang awul-awul lebih banyak dibeli oleh orang tua. Namun, kini ngawul menjadi tren fashion di kalangan anak muda.
Selain karena harganya lebih murah, pakaian awul-awul juga memberi kesan vintage yang keren. Ada pula yang membelinya karena adanya kesadaran untuk mengurangi limbah baju bekas.

Spot Ngawul di Yogyakarta

Ilustrasi thrifting. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yogyakarta punya banyak spot ngawul yang bisa dikunjungi untuk berburu baju bekas. Jika tertarik, Anda bisa mengunjungi salah satunya berikut ini.
ADVERTISEMENT

1. Pujha Fashion

Berbagai macam pakaian bekas tersedia di Pujha Fashion, mulai dari kemeja, hoodie, hingga celana. Meskipun bekas, barang-barang yang dijual di toko ini masih memiliki kualitas yang baik dan layak pakai.
Di Pujha Fashion, baju-baju ditata rapi sehingga pembeli bisa memilih pakaian yang diinginkan dengan lebih mudah. Ruangannya pun dilengkapi dengan AC untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung.
Lokasi: Jl. Ngapak-Kenteng No.52, Kwarasan, Nogotirto, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

2. Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional yang menyediakan berbagai macam barang dengan harga murah. Mulai dari perlengkapan dapur, barang antik, hingga baju bekas, tersedia di pasar yang letaknya tak jauh dari Keraton Yogyakarta ini.
Ada banyak toko pakaian bekas yang bisa dikunjungi sebagai spot ngawul. Toko-toko tersebut menjual beragam jenis baju dengan harga yang bervariasi. Anda dapat menyesuaikannya sendiri dengan selera fashion masing-masing.
ADVERTISEMENT
Lokasi: Jl. Margo Mulyo No.16, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta

3. Pusat Impor Korea

Bagi pecinta fashion Korea, spot ngawul satu ini cocok untuk Anda datangi. Di sini, Anda bisa menemukan banyak pakaian bekas Korea kekinian dengan harga yang relatif terjangkau.
Pakaian seperti jeans, crewneck, rok, dan kemeja ala style Korea dibanderol dengan harga yang murah. Bahkan, jika pandai menawar, Anda bisa mendapatkan pakaian-pakaian tersebut dengan harga yang jauh di bawah harga aslinya.
Lokasi: Jl. Menteri Supeno, Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
(ADS)