Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter dari Berbagai Sisi
2 Juli 2022 8:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka menjaga kestabilan perekonomian, sebuah negara memiliki dua perangkat kebijakan, yakni kebijakan fiskal dan moneter. Pembahasan berikut ini, akan mengupas tuntas tentang apa saja perbedaan kebijakan fiskal dan moneter.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, berkembang atau majunya suatu negara dapat dilihat dari tingkat ekonominya. Suatu negara yang mampu mencapai tingkat pertumbuhan dan menjaga stabilitas ekonominya dapat dikategorikan sebagai negara maju. Demikian pula sebaliknya.
Sektor ekonomi juga rentan mengalami permasalahan yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Permasalahan sisi internal cenderung lebih mudah diantisipasi dan diatasi. Namun, hal ini tidak berlaku bagi permasalahan yang berasal dari faktor eksternal.
Faktor-faktor eksternal, seperti mekanisme pasar, permintaan pasar, dan persaingan akan sulit dikendalikan. Itulah mengapa, sebuah negara memiliki dua perangkat kebijakan yang bisa dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, yaitu kebijakan fiskal dan moneter.
Dua kebijakan tersebut dilakukan dengan langkah dan tujuan yang berbeda pula. Agar lebih memahami antara kebijakan fiskal dan moneter, langsung saja simak uraian perbedaannya di bawah ini.
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Menurut buku Alam S dalam bukunya EKONOMI : - Jilid 2, kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, agar kondisi perekonomian negara dapat terkendali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kebijakan fiskal didefinisikan sebagai kebijakan yang diatur oleh pemerintah dengan cara mengurangi atau menambah pendapatan maupun belanja negara.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter berkaitan dengan bank dan peredaran uang di masyarakat, sedangkan kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan belanja negara.
Tak hanya itu, mengutip buku Ekonomi (IPS Terpadu) yang ditulis oleh Mohammad Yasin dkk., perbedaan kebijakan fiskal dan moneter dapat ditinjau berdasarkan jenis, instrumen, dan peranannya. Simak masing-masing perbedaannya di penjelasan berikut ini.
1. Berdasarkan Jenisnya
Dari jenisnya, kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif. Kebijakan ekspansif bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat ketika terjadi resesi atau depresi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kebijakan kontraktif justru sebaliknya. Bank sentral akan mengurangi peredaran jumlah uang ketika terjadi inflasi. Dari jenis-jenisnya, disimpulkan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengontrol jumlah uang yang beredar.
Lantas, bagaimana dengan kebijakan fiskal? Jenis-jenis kebijakan fiskal ternyata dapat digolongkan menjadi enam macam, yaitu:
2. Berdasarkan Instrumen
ADVERTISEMENT
Tak hanya jenisnya yang berbeda, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal juga memiliki instrumen yang berbeda. Instrumen yang dimaksud adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai kebijakan tertentu.
Pada kebijakan moneter, terdapat lima instrumen yang digunakan:
Di sisi lain, instrumen dari kebijakan fiskal terdiri dari:
3. Berdasarkan Peranan
Selain ditinjau dari jenis dan instrumennya, kebijakan fiskal dan moneter dapat dibedakan berdasarkan peranannya. Mengacu kepada Undang-Undang No. 3 tahun 2004 pasal 7, kebijakan moneter dilakukan dalam rangka menciptakan kestabilan nilai mata uang yang beredar di masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan moneter berperan antara lain untuk menjaga stabilitas ekonomi, menjaga stabilitas harga, meningkatkan kesempatan kerja, dan memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kebijakan fiskal memiliki peranan yang berbeda. Kebijakan fiskal berperan untuk menurunkan tingkat inflasi, meningkatkan produk domestik bruto, mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan stabilitas perekonomian, dan menyejahterakan masyarakat.
(VIO)