Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sasakala Situ Bagendit, Cerita Rakyat Jawa Barat
21 Juni 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sasakala Situ Bagendit merupakan cerita rakyat dari Provinsi Jawa Barat . Situ Bagendit sendiri adalah salah satu danau besar yang terletak di daerah Garut, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, Situ Bagendit diambil dari nama seorang wanita tua bernama Nyai Bagendit. Cerita Situ Bagendit dipercaya muncul karena suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Nyai Bagendit.
Cerita Sasakala Situ Bagendit
Inilah cerita rakyat Sasakala Situ Bagendit dari Jawa Barat yang dikutip dari laman resmi Kabupaten Garut.
Pada zaman dahulu di desa Garut, hidup seorang wanita paruh baya bernama Nyai Bagendit. Wanita ini memiliki harta yang melimpah dari peninggalan suaminya yang sudah meninggal.
Kekayaan tersebut membuat Nyai Bagendit menjadi wanita yang pelit, padahal ia adalah orang yang paling kaya di desanya. Selain pelit, Nyai Bagendit juga merupakan sosok yang sombong kepada orang lain.
Diceritakan, Nyai Bagendit akan membantu warga yang kesulitan dengan cara meminjamkan uang, namun harus diganti dengan bunga yang sangat tinggi. Selain itu, warga yang tidak membayar utang kepada Nyai Bagendit akan disita rumahnya.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, Nyai Bagendit sedang bersantai di halaman rumah sambil menghitung uang dan emas yang dimilikinya. Datanglah seorang kakek tua yang menggunakan sebuah tongkat.
Sang kakek bermaksud meminta sedikit air minum kepada Nyai Bagendit karena kehausan setelah menempuh perjalanan jauh. Namun, Nyai Bagendit tidak memberikannya dan memarahi kakek tersebut dengan kasar.
Nyai Bagendit juga mengusir sang kakek untuk pergi dari rumahnya. Sang kakek sangat kecewa, kemudian ia menancapkan tongkat miliknya di depan rumah Nyai Bagendit.
Sang kakek berkata bahwa suatu hari Nyai Bagendit akan menerima pelajaran dari sikapnya yang pelit tersebut. Nyai Bagendit tidak peduli dan hanya tertawa.
Saat tongkat sang kakek dicabut dari lubang tanah, munculah air yang lama-lama mengakibatkan banjir. Para penduduk desa berlarian menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
Setelah air meluap, Nyai Bagendit masih sibuk menyelamatkan kekayaannya. Sambil membawa sekotak uang dan emas, Nyai Bagendit meminta tolong kepada warga lain.
Namun, tidak ada orang yang mendengarnya karena desa telah sepi penghuni. Nyai Bagendit pun tenggelam bersama kekayaannya.
Air tersebut semakin meluap dan membentuk danau. Kemudian, danau tersebut diberi nama Danau Bagendit atau Situ Bagendit yang terkenal hingga kini.
Pesan Moral Sasakala Situ Bagendit
Belajar dari cerita Sasakala Situ Bagendit, sifat pelit dan tamak merupakan hal buruk yang harus dijauhi setiap manusia. Menjadi tamak dan pelit, khususnya terhadap orang yang membutuhkan, justru akan mendatangkan kerugian bagi pelakunya.
Sebagaimana Nyai Bagendit, sikap rakus akan harta benda dan takut kehilangan kemewahan akan merugikan diri sendiri. Selain itu, orang lain juga akan enggan membantu Anda ketika suatu hari mengalami kesulitan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Panjang yang Menarik
Harta benda dan uang dapat membuat manusia lupa akan banyak hal, termasuk keselamatan dirinya sendiri. Nyai Bagendit yang lebih mementingkan harta benda daripada menyelamatkan dirinya pun akhirnya tenggelam saat bencana banjir.
(ALS)