Konten dari Pengguna

Mengenal Sejarah Kerajaan Kandis yang Misterius dari Riau

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
26 Juli 2022 18:35 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Kerajaan Kandis. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Kerajaan Kandis. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerajaan Kandis (Kancil Putih) merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-1 SM. Karena menjadi kerajaan pertama, Kerajaan Kandis termasuk kerajaan tertua di Indonesia. Sayangnya, keberadaan Kerajaan Kandis masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
Misteri Kerajaan Kandis ini sebetulnya karena tidak ada yang tahu berapa lama pemerintahan Kandis ini berdiri. Namun, ada yang menyebutkan bahwa Kerajaan Kuantan berdiri untuk menggantikan Kandis. Kendati demikian, informasi ini masih belum diketahui tepat kebenarannya.
Keruntuhan Kerajaan Kandis ini disebabkan oleh perang dengan Kerajaan Jambi yang membuat daerah tersebut dikenal dengan nama Lubuk Jambi. Tidak hanya itu, perebutan kekuasaan yang terjadi secara internal juga menjadi pemicu runtuhnya kerajaan ini.
Meski demikian, Kerajaan Kandis menyisakan berbagai peninggalan, seperti tambang timah, Bukit Bakar, dan lain sebagainya. Sayang, beberapa peninggalan Kerajaan Kandis telah mengalami erosi.
Ingin mengetahui lebih banyak tentang Kerajaan Kandis? Simak informasi lebih lengkapnya pada artikel di bawah ini, mulai dari sejarah, masa kejayaan hingga keruntuhan dari Kerajaan Kandis.
ADVERTISEMENT

Sejarah Berdirinya Kerajaan Kandis

Dalam Kitab Negarakertagaman, ditemukan istilah 'Kandis' yang disebut sebagai salah satu wilayah taklukkan Kerajaan Majapahdit. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Kerajaan Kandis diprediksi ada pada abad ke-1 SM.
Hal ini tentu mematahkan teori yang menyebutkan bahwa Kerajaan Kutai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-4. Meski demikian, peneliti masih meragukan keberadaan kerajaan ini. Keraguan ini terjadi karena penelitian dan jejak sejarah dari kerajaan ini masih belum banyak dilakukan.
Lebih lanjut, menurut buku Pacu Jalur dan Upacara Pelengkapnya karangan Suwardi Samin, konon pendiri Kerajaan Kandis adalah seorang keturunan Alexander Agung dari Makedonia yang bernama Maharaja Diraja.
Disebutkan bahwa sesampainya di Sumatera, Maharaja Diraja mendirikan sebuah kerajaan yang kini dikenal dengan Kerajaan Kandis. Kemudian, Maharaja Diraja memiliki putra yang bernama Darmaswara.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Kandis termasuk kerajaan yang berdiri sendiri karena daerah dengan tanah subur di sekitarnya, sehingga secara tidak langsung menghasilkan rempah-rempah, khususnya lada. Sebetulnya, keberadaan Kerajaan Kandis ini berhubungan dengan nama Lubuk Jambi.
Pernyataan tersebut tertulis dalam buku Java in the Fourtheenth Century: A Study in Cultural History karangan TG Th Pigeaud, keterkaitan Kerajaan Kandis dengan Lubuk Jambi karena penyerangan Kerajaan Jambi ke Kandis.
Pada saat itu, pasukan Kerajaan Jambi melabuhkan perahu-perahunya di suatu lubuk dan menjadikannya sebagai pangkalan penyerangan. Karena kemenangan dari Kerajaan Jambi, tempat tersebut diubah dengan nama Lubuk Jambi.

Siapa Nama Raja Kerajaan Kandis?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Kerajaan Kandis didirikan pertama kali oleh Maharaja Diraja ketika dirinya sudah sampai di Bukit Bakau.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ia memiliki seorang anak yang disebut Putra Maharaja Diraja bernama Darmaswara dengan gelar Mangkuto Maharaja Diraja (Putra Mahkota Maharaja Diraja) dan gelar lainnya adalah Datuk Rajo Tunggal.
Datuk Rajo pun menikah dengan seorang perempuan bernama Bunda Pertiwi. Setelah sang ayah wafat, Datuk Rajo Tunggal lah yang menjadi raja di Kerajaan Kandis hingga masa-masa keruntuhannya.
Melihat dari penjelasan di atas, bisa dapat diketahui bahwa Kerajaan Kandis hanya mengalami dua pemerintahan saja, yakni oleh Maharaja Diraja dan anaknya, Datuk Rajo Tunggal.
Datok Rajo Tunggal dikenal sebagai sosok raja yang adil dan bijaksana. Bahkan, karena kebijaksanaannya, Kerajaan Kandis mengalami puncak kejayaan lewat hasil-hasil bumi dan tambang titah yang dibuat olehnya.

Apa Saja Bukti Peninggalan Kerajaan Kandis?

Bukti peninggalan Kerajaan Kandis. Foto: Wikimedia Commons
Pada masa itu, kehidupan ekonomi Kerajaan Kandis didapatkan dari hasil hutan, seperti damar, rotan, sarang burung layang-layang, hingga hasil bumi, seperti emas dan perak. Tidak heran apabila Kerajaan Kandis disebut sebagai kerajaan yang kaya.
ADVERTISEMENT
Bahkan di Kerajaan Kandis, Rajo Tunggal memerintahkan untuk membuat tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan tambang titah. Hingga saat ini, tambang titah menjadi salah satu bekas peninggalan paling penting dari Kerajaan Kandis.
Menyadur buku Atlantis Indonesia karangan Santo Saba Piliang, hasil hutan dan bumi Kandis diperdagangkan ke Semenanjung Melayu oleh Mentri Perdagangan Dt. Bandaro Hitam dengan memakai ojung atau kapal kayu.
Kemudian, dari Malaka ke Kandis membawa barang-barang kebutuhan kerajaan dan masyarakat. Itu sebabnya, hubungan perdagangan antara Kandis dan Malaka sangat baik, hingga membawa Kerajaan Kandis mencapai puuncak kejayaannya.
Lebih lanjut, pada lokasi dekat daerah perdagangan tersebut, ditemukan hal-hal yang mencirikan bukit. Nah, bukit tersebut konon katanya adalah bukti peninggalan dari Kerajaan Kandis. Tidak hanya itu, di sekitar bukit juga ditemukan batu karst atau karang laut.
ADVERTISEMENT
Pada lereng timur bukit kira-kira 1.200 m dari sungai ditemukan mulut goa yang diduga pintu istana, akan tetapi pintu ini sudah tertutup oleh reruntuhan batu. Pintu goa ini tingginya 5 meter dengan ruangan di dalamnya sejauh 3 meter.
Sementara itu, pada lereng bukit bagian selatan hingga barat, ditemukan teras sebanyak tiga tingkat. Bangunan tersebut diduga bekas cincin air. Sayangnya, sebagian bangunan tersebut sudah mengalami erosi yang parah, sehingga cukup curam.
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) sudah pernah melakukan penelitian sebanyak tiga kali, yakni di tahun 2005, 2007, dan 2010 dan menemukan sisa-sisa bangunan yang tersusun dari batu bata merah.

Apa yang Menyebabkan Runtuhnya Kerajaan Kandis?

Sebelum mengalami keruntuhan, Kerajaan Kandis termasuk kerajaan yang menghasilkan hasil hutan dan bumi yang berlimpah, seperti damar, rotan, dan sarang burung layang-layang. Bahkan Kerajaan Kandis juga menghasilkan emas serta perak.
ADVERTISEMENT
Banyaknya hasil bumi dan hutan yang diproduksi oleh Kerajaan Kandis membuat ekonominya mulai meningkat. Tidak sedikit juga kerajaan di sekitarnya yang ingin menjalin relasi dengan Kerajaan Kandis, salah satunya adalah Malaka.
Sayangnya, masa kejayaan tersebut harus berakhir karena berbagai permasalahan, seperti konflik yang terjadi antara bawahan raja, perebutan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Namun, konflik dan perebutan kekuasaan ini terjadi karena kekalahan Kerajaan Kandis terhadap Kerajaan Jambi. Kekalahan tersebut yang menyebabkan daerah Kandis diambil alih dan diubah namanya menjadi Lubuk Jambi.
Setelah kalah perang, pemuka Kerajaan Kandis berkumpul di Bukit Bakar, kecemasan akan serangan musuh, sehingga kebanyakan dari para pemuka sepakat untuk menyembunyikan Kandis dengan melakukan sumpah.
Karena hal tersebut, Kerajaan Kandis hilang dan mereka memindahkan pusat kerajaan ke Dusun Tuo. Itu sebabnya, Kerajaan Kandis hingga saat ini dikenal cukup misterius.
ADVERTISEMENT
Adapun teori lain yang menyebutkan bahwa pembesar-pembesar Kerajaan Kandis mati terbunuh diserang oleh Raja Sintong dari Cina, dengan ekspedisinya yang dikenal oleh ekspedisi sintong.
Menurut buku Kandis dan Salakanagara adalah Kerajaan Tertua di Nusantara karangan Erik Hariansah, tempat berlabuhnya kapal Raja Sintong, dinamakan dengan Sintonga. Setelah mengalahkan Kandis, Raja Sintong beserta prajuritnya melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Lebih lanjut, disebutkan juga bahwa negeri rantau Kuantan pada awalnya adalah wilayah suatu kerajaan yang dikenal sebagai kerajaan Kandis. Hal tersebut dibuktikan dari sumber-sumber tertulis maupun dari cerita rakyat sekitar.
(JA)