Konten dari Pengguna

Profil Pencipta Bom Atom, Julius Robert Oppenheimer

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
26 Juli 2023 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Uji coba bom atom 16 Juli 2023. Foto: Bradbury Science Museum
zoom-in-whitePerbesar
Uji coba bom atom 16 Juli 2023. Foto: Bradbury Science Museum
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Julius Robert Oppenheimer merupakan pencipta bom atom pertama di dunia. Ia lahir pada tanggal 22 April 1904 di New York, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Tokoh-tokoh Di Balik Penemuan Penting karya Laela Nurisysyafaah (2020), Oppenheimer berasal dari keluarga kaya yang terkenal kala itu. Ia memiliki saudara laki-laki yang sama-sama tertarik terhadap bidang ilmu fisika, yaitu Frank Oppenheimer.
Pada tahun 1942, Oppenheimer diminta untuk memimpin gugus tugas yang beranggotakan fisikawan Amerika dan Inggris. Di gugus tersebut, ia mencari cara untuk memanfaatkan energi nuklir bagi keperluan militer, salah satunya dengan menciptakan bom atom.
Salah satu bom atom buatannya mampu melumpuhkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945. Untuk mengenal sosoknya lebih dekat, simak biografi Julius Robert Oppenheimer yang dikenal sebagai pencipta bom atom berikut ini.

Biografi Pencipta Bom Atom

Bom Atom Fat Man Foto: Wikimedia Commons
J. Robert Oppenheimer adalah seorang fisikawan teoretis Amerika Serikat yang dijuluki sebagai "Bapak Bom Atom”. Kehidupan dan karyanya sangat dihargai dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama ketika mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Oppenheimer menempuh pendidikan di Harvard University. Dengan mengambil konsentrasi ilmu fisika dan kimia, ia mampu lulus dengan gelar magna cum laude pada tahun 1925.
Setelah itu, ia melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Cambridge, Inggris dan meraih gelar doktor di bidang fisika teoretis pada tahun 1927. Setelah beberapa tahun mengajar di Inggris dan bekerja di Laboratorium Cavendish, Oppenheimer kembali ke Amerika Serikat.
Karier Oppenheimer mencakup berbagai bidang, mulai dari mekanika kuantum, astrofisika, hingga teori partikel. Namun, ketenarannya bermula ketika ia menjabat sebagai kepala Proyek Manhattan, program rahasia yang bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II.
Pada tahun 1942, Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur Proyek Manhattan yang berpusat di Laboratorium Los Alamos, New Mexico. Di bawah kepemimpinannya, para ilmuwan bekerja keras untuk menciptakan bom atom.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bom nuklir Foto: WikiImages/pixabay
Pada tanggal 16 Juli 1945, uji coba bom atom pertama berhasil dilakukan. Selang beberapa bulan kemudian, Amerika menjatuhkan bom buatan Oppenheimer untuk melumpuhkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Meski Oppenheimer berperan dalam mengembangkan bom atom, pasca perang berakhir, pandangannya tentang senjata nuklir pun berubah. Ia menyadari bahwa potensi kehancuran yang diakibatkan oleh senjata tersebut dapat menyengsarakan banyak pihak.
Akhirnya, ia pun menjadi seorang advokat untuk pengendalian senjata nuklir. Pendekatan ini menempatkannya dalam perseteruan dengan pemerintah AS yang justru ingin terus pengembangan senjata nuklir untuk tujuan militer.
Pada tahun 1954, dalam proses pengawasan keamanan, izin keamanan Oppenheimer dicabut dan namanya dicoret dari program senjata nuklir. Setelah peristiwa tersebut, Oppenheimer kembali ke akademisi dan meneruskan karyanya dalam ilmu fisika.
ADVERTISEMENT
Meski sempat menimbulkan perdebatan, karyanya diakui dan dihargai masyarakat luas. Mengutip laman Time, pada tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson memberikan Medal of Freedom kepada Oppenheimer dalam rangka menghargai kontribusinya yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan.
(MSD)