Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
EBITDA: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Cara Menghitungnya
3 Juni 2022 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kamus Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
EBITDA adalah singkatan dari Earnings before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi). Sederhananya, EBITDA merupakan ukuran profitabilitas perusahaan.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia bisnis, EBITDA pertama kali muncul pada tahun 1980-an. Mengutip buku Investopedia oleh Jack Guinan, kala itu EBITDA digunakan untuk mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam membayar utang.
Seiring berjalannya waktu, EBITDA kian populer, khususnya di industri yang memiliki aset mahal dan harus diturunkan nilainya selama periode waktu yang lama. Saat ini EBITDA banyak digunakan oleh perusahaan yang bergerak di sektor teknologi.
Fungsi EBITDA
Amanda Oktariyani dalam jurnal Analisis Pengaruh Current Ratio, DER, TATO, dan EBITDA terhadap Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI menuliskan, EBITDA merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas operasi sebuah perusahaan sebelum beban non operasi serta depresiasi dan amortisasi.
EBITDA kerap kali digunakan untuk mempercantik laporan keuangan. Dengan menggunakan EBITDA, maka yang dilaporkan adalah laba perusahaan sebelum dikurangi bunga utang dan pajak terutang yang harus dibayarkan ke pemerintah.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, ketika menganalisis sebuah perusahaan, investor tidak bisa hanya melihat EBITDA, tetapi juga kinerja ukuran lain yang bisa mengidentifikasi apakah ada yang disembunyikan dalam perhitungan.
Di sisi lain, EBITDA juga digunakan untuk membandingkan tingkat keuntungan suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri sejenis dengan tingkat utang atau kewajiban pajak berbeda.
Kelebihan dan Kelemahan EBITDA
Mengutip buku Mengintip Portfolio Saham Publik Dimiliki PT ASABRI (Persero) tulisan Buddy Setianto, dibandingkan dengan laba bersih, EBITDA relatif lebih adil untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kelemahannya, EBITDA dapat menyesatkan investor dan analis. Itu karena adanya potensi perbedaan komponen yang dimasukkan atau dikecualikan oleh beberapa perusahaan tertentu.
Rumus dan Cara Menghitung EBITDA
Dalam bentuk yang paling sederhana, EBITDA dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Rumus di bawah ini juga bisa digunakan untuk menghitung EBITDA:
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar Rp 1 triliun. Perusahaan tersebut mempunyai biaya operasional Rp 200 miliar dan Rp 50 miliar dalam biaya depresiasi dan amortisasi.
Sedangkan, laba bersih perusahaan setelah dikenakan pajak Rp 100 miliar dan bunga Rp 50 miliar, adalah Rp 600 miliar. Maka perhitungannya adalah:
EBITDA = Laba bersih + bunga + pajak + depresiasi + amortisasi
= 600 + 50 + 100 + 50
= Rp 750 miliar
Jadi, angka EBITDA untuk perusahaan tersebut adalah Rp 750 miliar. Angka inilah yang akan diperbandingkan dengan perusahaan sejenis untuk dianalisis lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
(ADS)