Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Lagi Liburan di Bali? Ayo Kunjungi Festival Semarapura ke-5 di Klungkung
29 April 2023 11:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, kanalbali.com - Festival Semarapura kembali digelar di Kabupaten Klungkung Bali setelah sebelumnya vakum tiga tahun akibat pandemi COVID-1.
ADVERTISEMENT
Festival yang mengusung tema Sanghara Prananing Urip sebagai manifestasi era kehidupan baru dengan menata pembangunan dan kehidupan baru pasca pandemi.
Acara digelar di catus pata atau perempatan agung Kota Semarapura Klungkung, dari Jumat (28 April) hingga Senin 1 Mei 2023.
Pada pembukaan Fetival oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), dipentaskan tarian barong kolaborasi bertajuk 'Solah Barong Sabarung'.
Pementasan digarap oleh seniman Sanggar Kayonan Klungkung dan didukung oleh Komunitas dan Sanggar Barong se-Kabupaten Klungkung. Dengan Konseptor dan Sutradara I Dewa Gede Alit Saputra.
Solah Barong Sebarung ini dipentaskan di titik nol Catus Pata Kota Semarapura pada saat transisi waktu tepat sandyakala. Pementasan ini ditata dengan konsep pementasan Catur Lawa Tapak Dara, yaitu dengan pementasan dibagi pada keempat penjuru mata angin, di antaranya Lawa Kaja, Lawa Kangin, Lawa Kelod dan Lawa Kauh.
Sedangkan pada Pancer madyaning Catus Pata juga dilakukan pementasan pengawit sebagai satu kesatuan pentas.
ADVERTISEMENT
Adapun barong yang dipentaskan, yakni barong ket, barong macan, barong bangkal atau barong bangkung, dan lainnya termasuk barongsai dan naga. Pementasan Solah Barong Sebarung ini juga diiringi oleh 1 (satu) barung gamelan Semar Pegulingan dari Sanggar Kayonan Klungkung yang ditata sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan pentas.
Menurut Sutradara Dewa Alit, lahirnya gagasan Solah Barong Sebarung ini sebagai implementasi kebangkitan dari keterpurukan atas musibah yang pernah menimpa, sebagai titik balik bahwa kekuatan semesta akan menjiwai tumbuhnya semangat untuk ke depan bisa lebih maju lagi. Hal ini juga sejalan dengan tema yang diusung pada Festival Semarapura ke-5 tahun 2023 ini, yaitu Sanghara Prananing Urip.
Solah Barong Sebarung, dikemas dari semua jenis barong yang ada di Kabupaten Klungkung dengan niyasa dan simbol presada filosofi masing-masing, bertemu angelawang agung pada titik nol kota Semarapura, yaitu Madyaning Catus Pata.
ADVERTISEMENT
Pemilihan waktu ini erat kaitannya dengan kesucian tempat, yaitu Catus Pata dan mistisnya waktu pertemuan antara sore dan malam hari, karena saat itulah dianggap sakral dan tenget yang dipercaya sebagai waktunya bhuta kala mengganggu manusia dan yoganya para dewa. "Sehingga kala itu pula dilakukan penyomian sebagai upaya menetralisir bhuta kala," ujar Dewa Alit.
Dijelaskan, Barong yang dianggap sebagai mahluk mitologi sudah muncul sebagai bagian kebudayaan Bali sejak dahulu. Adanya kesenian barong di Bali sudah ada sejak zaman pemerintahan Airlangga di Daha, Kediri, yang kemudian diadopsi dan berkembang di Bali sampai saat ini.
Perwujudan dalam berbagai bentuk seperti barong ket, barong macan, barong asu, barong bangkal atau barong bangkung selalu dikaitkan dengan legenda atau cerita rakyat yang kemudian dipercaya oleh masyarakat Hindu di Bali.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan ini muncul karena barong dalam berbagai karakternya dianggap memiliki nilai-nilai kebaikan dan juga keburukan, sebagai bagian dari keseimbangan dunia yang tersimpul dalam konsep rwa bhineda. Di berbagai tempat di Bali, keberadaan barong sangat banyak dan beragam.
Dan rata-rata pada setiap desa adat memiliki sesuhunan berupa barong dalam berbagai jenis dan bentuknya. Di sisi yang berbeda, beragam jenis barong tersebut juga ada di luar konteks sebagai Ida Bhatara sesuhunan atau petapakan, melainkan sebagai bagian dari kesenian profan yang tujuannya adalah untuk hiburan. (kanalbali/KRI)